ALKITAB

Lembaga Alkitab Indonesia selalu mendukung kebutuhan rohani anda, termasuk di dalam pembacaan Alkitab digital maupun harian. Mari bersama menumbuhkan iman kita kepada Tuhan.

Renungan Harian Minggu, 23 Januari 2022: Apakah Aku Bergerak Ke Arah Yang Benar?

Renungan Harian Minggu, 23 Januari 2022: Apakah Aku Bergerak Ke Arah Yang Benar?

Daniel 9:13-19,TB

Dua dari beberapa faktor yang menjai penghalang terbesar manusia untuk mengalami perkembangan dalam hidupnya adalah keengganan untuk mengevaluasi diri dan keengganan untuk mengalami perubahan. Kedua hal tersebut idealnya menjadi satu bagian dan tidak dapat dilepaskan satu dari yang lain. Sebuah evaluasi idealnya disertai dengan perubahan atau tindak lanjut atas hasil evaluasi tersebut, sehingga tercipta langkah konkret yang berdampak baik. Namun, tidak banyak manusia yang bersedia melakukan keduanya, atau bahkan salah satu diantaranya. Hal ini secara khusus muncul pada seorang yang terlalu cepat puas diri dan cenderung menganggap dirinya selalu benar.

 

Pengakuan yang Daniel sampaikan pada ayat 13 pun cukup menampilkan keengganan bangsa Israel dan leluhur mereka untuk melakukan kedua hal tersebut, evaluasi dan perubahan di hadapan Allah. Itulah sebabnya Daniel berkata, “…kami tidak memohon belass kasihan TUHAN, Allah kami, dengan berbalik dari segala kesalahan kami dan memperhatikan kebenaran yang dari pada-Mu.”. Kata ‘berbalik’ pada ayat tersebut ditulis dalam akar kata Ibrani ‘shub’ yang juga dapat dimaknai sebagai bentuk pertobatan. Seseorang yang melakukan ‘shub’ berarti ia mengubah arah atau tujuannya. Di dalam hidup beriman seseorang yang bertobat atau melakukan shub berarti ia sudah menyadari terlebih dahulu bahwa ia mengarah ke tujuan yang salah sehingga ia perlu mengubah arah gerak hidupnya. Tujuan hidup yang semula tidak tertuju kepada Allah perlu diubah menuju Allah melalui kebenaran yang bersumber dari sang Allah itu sendiri.

 

Sahabat Alkitab, kita adalah manusia yang bertumbuh dan berkembang, tidak hanya secara fisik, kognitif dan emosional, melainkan juga secara spiritual. Namun, tumbuh-kembang iman menjadi hal yang tidak jarang terluput dari perhatian manusia, termasuk umat Tuhan. Kita perlu menghindari perasaan puas diri dalam hidup beriman dan keenganan untuk berubah hanya karena merasa sudah menjadi baik. Seberapa rajin pun kita dalam menunaikan ritus-ritus keagamaan atau memenuhi tugas dan fungsi pelayanan, kita tetap memerlukan momen untuk mengevaluasi diri dan berkomitmen untuk berubah di dalam Tuhan. Hal itu diperlukan agar hati, pikiran dan hidup kita bergerak ke arah yang benar, yakni Tuhan bukannya tersesat tanpa kita sadari.

Salam Alkitab Untuk Semua