ALKITAB

Lembaga Alkitab Indonesia selalu mendukung kebutuhan rohani anda, termasuk di dalam pembacaan Alkitab digital maupun harian. Mari bersama menumbuhkan iman kita kepada Tuhan.

Jangan Anggap Dirimu Bijak

Jangan Anggap Dirimu Bijak

Pengkhotbah 7:15-22, BIMK

Sudah terlalu sering, nasihat Pengkotbah disebut sebagai cara yang cerdik di antara dua ekstrim. Di satu sisi ia ingin mengatakan semua yang ada di bawah matahari adalah sia-sia. Seperti seolah-olah ia hendak mengatakan, "kalau begitu janganlah menjadi terlalu suci dan janganlah menjadi penjahat secara terang-terangan; berdosalah sedang-sedang saja!" Toh terlalu suci semua sia-sia. Disisi lain Pengkotbah ingin mengingatkan kepada kita karena semua ini sia-sia, maka berbuatlah sebagik-baiknya selama kamu hidup. Nikmatilah hidupmu selagi masih ada kesempatan.

Petunjuk yang sesungguhnya untuk bagian ini akan dijumpai dalam kata kerja kedua dari ayat 16, yaitu berhikmat. Janganlah terlalu baik dan jangan pula terlalu bijaksana. Nasihat Pengkhotbah ini dapat kita temukan juga dalam Amsal 3:7 yang berbunyi, "Janganlah engkau menganggap dirimu sendiri bijak". Menjadi saleh atau berhikmat tidaklah salah. Namun kita perlu berhati-hati; sebab terlalu baik dan terlalu bijaksana dapat menjerumuskan kita dalam masalah penipuan diri. Alih-alih hidup beriman dan bijaksana, kita justru menjadi sombong. Jika manusia menjadi terlalu suci, terlalu benar dan terlalu berhikmat dalam pandangan mereka sendiri, maka mereka menjadi terlalu suci dan terlalu berhikmat lebih dari orang lain. 

Selain nasihat untuk tidak terlalu baik dan terlalu bijaksana, pada ayat 17, Pengkotbah juga mengingatkan supaya kita jangan juga terlalu jahat dan terlalu dungu. Hindarilah kedua-duanya. Jika kita takut kepada Allah, pastilah kita berhasil baik. Jadi, pada akhirnya, hanya manusia yang takut akan Allah yang akan dibebaskan dari kedua ekstrim ini (ayat 18). Itulah yang melindungi umat Allah dari perbuatan yang berlebihan. Yang dapat membawa kita kepada dosa kesombongan. Jadilah orang yang berhikat. Dan Hikmat sejati hanya bisa didapatkan kalau manusia takut akan Allah.

Sahabat Alkitab, memang secara manusiawi, tidak ada seorangpun yang bisa terlepas dari sikap sombong. Bahkan secara rohani sekalipun. Banyak orang yang menilai dirinya lebih suci dan lebih bijaksana dari orang lain. Namun tidak sedikit orang yang merasa dirinya berdosa atas kejahatannya hingga merasa tak layak disebut anak Allah. Bagi Pengkotbah, semua orang yang berhikmat pasti mampu menjalani hidupnya dengan baik. Mari kita ingat, bahwa tak seorang pun yang sanggup berdiri di hadapan Allah yang Maha Suci dan Maha Adil. Penilaian siapa yang suci dan adil adalah hak Allah. bukan hak kita. Sebab jika kita yang melakukan penilaian atas hidup orang lain, kita akan menjadi orang-orang yang sombong dan tinggi hati. Sekali lagi, mari belajar takut kepada Tuhan, karena hidup kita pasilah berhasil dengan baik.

Salam Alkitab untuk Semua.