1.500 Orang Memenuhi Balai Sarbini

1.500 Orang Memenuhi Balai Sarbini


Perayaan HUT LAI ke-69 dan Peluncuran Alkitab Terjemahan Baru Edisi 2

Sekitar 1.500 orang memenuhi Balai Sarbini, Jakarta,  saat menghadiri Ibadah Syukur dan Perayaan Hari Ulang Tahun Lembaga Alkitab Indonesia (LAI) ke-69, pada Kamis 9 Februari 2023. Momen pertambahan usia menjadi semakin istimewa karena dalam perayaan ini LAI meluncurkan Alkitab Terjemahan Baru Edisi ke-2. Hadir dalam perayaan yang diselenggarakan bersama oleh LAI dengan mitra utamanya, Lembaga Biblika Indonesia (LBI) di antaranya: Menteri Koordinator Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan, Dirjen Bimas Kristen Protestan, Dirjen Bimas Katolik, Uskup Agung Keuskupan Agung Jakarta, Mgr. Ignatius Kardinal Suharyo, para pimpinan aras gereja nasional, perwakilan sinode-sinode gereja di Indonesia, pimpinan gereja-gereja dan lembaga-lembaga keumatan di Jakarta dan sekitarnya, mitra-mitra pelayanan LAI. Dari kalangan lembaga-lembaga Alkitab hadir perwakilan dari Persekutuan Lembaga-lembaga Alkitab Sedunia (United Bible Societies-UBS), Lembaga Alkitab Malaysia dan juga Lembaga Alkitab Belanda. 

Kehadiran ribuan orang dari berbagai denominasi gereja baik Protestan maupun Katolik melebihi harapan panitia. Bahkan ada yang tidak memperoleh kursi dan terpaksa menyaksikannya dari layar televisi yang tersedia di lobi Balai Sarbini. Ribuan umat Kristen lainnya yang tidak beroleh undangan mengikuti perayaan HUT LAI tersebut melalui siaran live streaming di kanal Youtube Lembaga Alkitab Indonesia. 

 Ketua Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), Mgr. Antonius Subianto Bunjamin, O.S.C, yang menjadi pelayan firman dalam ibadah pada malam hari itu menyebut,”Jika orang berbondong-bondong hadir menonton pertandingan sepak bola, konser musik ataupun menonton film itu tidak mengejutkan. Namun, ketika ribuan orang hadir untuk menyaksikan peluncuran Kitab Suci itu boleh dipandang sebagai hal yang luar biasa dan patut disyukuri. Hal ini menandakan bahwa Alkitab sungguh-sungguh dianggap istimewa dan memegang posisi penting dalam kehidupan iman umat kristiani.” 

Momen kebersamaan ini menurut Menteri Luhut Panjaitan juga sekaligus momen persatuan, momen oikumenis, ketika gereja-gereja dari berbagai latar belakang aliran, berkumpul bersama, menerima dan mempergunakan Alkitab yang sama. Menurut Pak Luhut, dengan bersatu maka gereja-gereja menjadi lebih kuat dan dapat memberikan sumbangsih kebaikan bagi bangsa dan negara. Ia berharap kehadiran Alkitab dalam bahasa yang lebih mudah dimengerti akan menuntun umat Kristen untuk tekun berbuat baik. Karena doa terbaik, menurut beliau terwujud nyata dalam perbuatan baik. Maka sungguh tepat tema perayaan yang diambil oleh LAI, “Firman Ilahi Berkuasa Membarui”, yang artinya firman Tuhan memiliki kuasa untuk menuntun, mengarahkan dan menginspirasi umat agar hidup lebih baik,bertumbuh dan berbuah dalam perbuatan yang baik.

Untuk diketahui Alkitab Terjemahan Baru Edisi 2 (TB2)ini merupakan pembaruan terhadap Alkitab Alkitab TB2 ini merupakan pembaruan terhadap Alkitab Terjemahan Baru (TB) yang terbit pada 1974 dan dipersiapkan sejak awal 1950-an. Alkitab TB merupakan buah dari kebersamaan dan semangat oikumenis gereja-gereja di Indonesia, baik Protestan maupun Katolik. Selama setengah abad, Alkitab TB telah hadir dan mengakar di antara gereja-gereja dan berbagai kalangan umat Kristiani penutur bahasa Indonesia.

Namun, Alkitab Terjemahan “Baru” yang sudah hadir setengah abad tersebut lambat laun berubah menjadi terjemahan “lama” yang perlu diperbarui berdasarkan teks-teks sumbernya (Ibrani, Aram, dan Yunani). Melanjutkan kebersamaan lintas-gereja dalam penerjemahan Alkitab di tanah air, pembaruan Alkitab TB dilakukan dengan mencermati perkembangan bahasa Indonesia masa kini, penelitian naskah-naskah kuno Alkitab, kajian-kajian mengenai makna teks, dan berbagai bidang ilmu yang mendukung penerjemahan Alkitab (seperti linguistik, arkeologi, dan kajian lintasbudaya).

Pdt. Anwar Tjen, Ph.D., selaku Kepala Departemen Penerjemahan LAI, menjelaskan LAI dalam menyelesaikan Alkitab TB2 tidak berjalan sendirian. Alkitab TB2 diselesaikan bersama melalui kerja sama ekumenis para pakar Kitab Suci dan pakar bahasa dari lintas gereja dan lintas lembaga kristiani. Hasil kerja tim kemudian disampaikan kepada perwakilan gereja-gereja, lembaga-lembaga, dan sekolah-sekolah teologi untuk meminta masukan agar hasilnya lebih sempurna, melalui  enam konsultasi regional yang diselenggarakan di wilayah Indonesia timur, tengah dan barat sepanjang 2016-2017, dan berpuncak pada Konsultasi Nasional Pembaruan Alkitab TB (2018) di Kinasih Resort, Bogor, yang dihadiri oleh para pimpinan lembaga gereja aras nasional, para uskup, para pimpinan sinode dari berbagai denominasi dan Menteri Agama Republik Indonesia. Para peserta menyepakati agar upaya pembaruan Alkitab TB dilanjutkan sampai seluruh naskah siap terbit. 

Dan akhirnya, Kamis petang kemarin, Pdt. Henriette Hutabarat Lebang, selaku Ketua Umum LAI dan Mgr. Ignatius Kardinal Suharyo, mewakili pimpinan Gereja Katolik dengan bersama-sama mengucapkan,”…dalam nama Bapa, Putra, dan Roh Kudus kita  meluncurkan Alkitab Terjemahan Baru Edisi 2 ini untuk dipergunakan oleh gereja dan umat kristiani di seluruh Nusantara.” 

Kerja keras tim sepanjang puluhan tahun akhirnya usai. Pdt. Anwar bahkan menyebut beberapa dari anggota tim penerjemah tersebut ada yang tidak sempat menyaksikan hasil karya mereka terbit. Beberapa dari para pakar tersebut telah mendahului pulang ke rumah Bapa. Nama-nama mereka tidak selalu dikenal karena mereka adalah orang-orang yang bekerja dalam sunyi di belakang layar. Yang dikenal oleh umat adalah karya mereka, Alkitab Terjemahan Baru Edisi 2. 

Kita yang menerimanya patut bersyukur sembari mengakui kebaikan Tuhan, seperti firman-Nya,” Bersyukurlah kepada TUHAN, sebab Ia baik! Sesungguhnya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya. (Mzm. 118:29, TB 2).” Kebaikan Allah bekerja lewat tangan penerjemah Alkitab dari generasi ke generasi, agar orang-orang dari tiap bangsa, tiap zaman dapat membaca Alkitab dalam bahasa yang dapat mereka pahami dan mengerti.