AKU Membasuh Kakimu dalam Kerendahan!

AKU Membasuh Kakimu dalam Kerendahan!

Yohanes 13:1-17, 31-35

Kamis Putih dilaksanakan sebagai pengenangan akan perintah Yesus kepada para murid-Nya untuk saling mengasihi (Yoh.13). Kemudian Ia mencuci kaki para murid-Nya. perintah tersebut dilakukan dalam perjamuan malam sebelum Ia ditangkap. Perayaan ini mengajak umat merenungkan dan mewujudkan karya penyelamatan secara nyata dengan penuh kasih dan kerendahan hati seperti yang dilakukan Yesus dengan membasuh kaki para murid-Nya.

Yesus melakukan pembasuhan kaki, sebagai suatu tanda rendah dan hina yang biasa dilakukan oleh seorang hamba. Dia yang adalah Tuhan dan Guru itu, telah menanggalkan segala kemuliaan dan kehormatan sebagai Tuhan, menanggalkan kuasa dan kehormatan dan melupakan segala nama dan gelar yang melekat pada diri-Nya, Ia rela dan dengan berani, penuh kerendahan hati, tulus, Ia turun membasuh kaki para murid-Nya. Ia rela menjadi hamba yang rendah melayani – tapi bukan untuk mencari nama dan sensasi, atau supaya dikagumi, atau mau pamer dan berlaku sandiwara. Pelayanan-Nya untuk pembersihan. Pelayanan-Nya untuk pembebasan dari segala bentuk keangkuhan atas kuasa, nama dan kehormatan. Ia rela dan berni menjadi hamba yang hina dan rendah, agar kita pun yang terpuruk dalam tindakan atau perbuatan hina dan rendah dibersihkan dan diangkat oleh-Nya agar diselamatkan. Agar kita yang begitu melekat erat dan takut kehilangan kuasa, nama dan kehormatan, rela dan mau serta berani untuk tanggalkan semua keangkuhan itu, berani menjadi hamba dan pelayan yang mampu membersihkan dan menyelamatkan. Dan diakhir tindakan itu, Yesus minta, “supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu”. Itu berarti kita juga harus berbuat seperti yang Yesus perbuat.

Hal yang mungkin kita lupakan adalah biasanya kita beranggapan kekayaan, kemakmuran dan kedudukan yang tinggi lah yang membuat seseorang jatuh dalam dosa kesombongan. Namun jangan lupa, kemiskinan dan keterbatasan juga membuat seseorang jatuh dalam dosa keputusasaan. Melalui teladan Tuhan Yesus, kita dapat belajar, bahwa dalam kondisi apapun kita harus tetap bersikap rendah hati, bersedia melayani sesama, bahkan dalam kerendahan sekalipun. Hidup bersama satu dengan yang lain dalam sebuah persekutuan yang penuh kasih dan penghargaan.

Dalam keheningan ini, kita mempersatukan diri kita, keluarga kita, hidup kita bersama Yesus dalam perjamuan bersama-Nya. Semoga kita berani merendahkan diri, menjadi pelayan, hamba yang rela dan mau membersihkan setiap karya pelayanan kita, menjadi hamba yang mau dan berani memberi diri untuk orang lain, dan hidup kerendahan hati dan kesederhanaan. Mari belajar untuk tidak melekat erat dan takut kehilangan kuasa, nama dan kehormatan, rela dan mau serta berani untuk tanggalkan semua keangkuhan itu, berani menjadi hamba dan pelayan yang mampu membersihkan dan menyelamatkan hidup kita.