Berhikmat di Ambang Absurditas

Berhikmat di Ambang Absurditas

 

Bincang Alkitab Episode 2

Dalam situasi yang serba gamang, banyak orang yang melihat hidup ini absurd. Sebagian bahkan sampai mempertanyakan kehadiran Tuhan. Bagaimana kita dapat memetik hikmat dan inspirasi dari Kitab Suci?

Berhikmat di Ambang Absurditas, menjadi tema yang diangkat dalam Bincang Alkitab LAI edisi kedua, 7 Mei 2020. 

Beragamnya pertanyaan dari para penonton membuktikan bahwa tema ini cukup relevan dan menjadi kegelisahan banyak umat Kristiani dewasa ini. Dalam situasi ketika banyak orang pada saat ini panik, tertekan, gelisah manusia mencari dan membutuhkan sebuah tuntunan yang memberi ketenangan dalam menjalani kehidupannya. Tidak salah jika kemudian, Alkitab menjadi sumber dalam menggali inspirasi. Namun, di sisi lain Pdt. Anwar Tjen, sebagai narasumber, mengingatkan kembali bahwa kita tidak boleh sekadar mencomot dan mencocok-cocokkan bacaan Alkitab dengan situasi kehidupan kita saat ini. Teks kitab suci tidak pernah bisa dilepaskan dari konteks historis penulisannya. Teksnya tidak pernah ditulis secara kebetulan. Ada pesan yang tertuju bagi generasi kuno, namun juga generasi yang akan datang.

Pdt. Anwar mengajak, meski banyak pertanyaan dalam kehidupan tidak selalu dapat dijawab dengan tuntas, kita diajak untuk tetap teguh dan yakin dalam pengharapan. Sebagai umat beriman, sudah sewajarnya kita percaya selalu tujuan kebaikan yang direncanakan Tuhan di balik setiap kejadian di muka bumi ini. Tuhan hadir dalam penderitaan manusia dan ikut serta menderita bersama manusia.

“Jangan pernah dilupakan, umat Kristen adalah umat kebangkitan. Dalam situasi yang terbatas, kita meyakini Tuhan kita sungguh tidak terbatas. Bahkan di tengah berbagai pertanyaan kehidupan yang sering sulit kita pahami, di tengah bayak kekusutan yang mengganggu nurani, yang absurd. Semua pertanyaan kehidupan tidak harus tuntas beroleh jawaban, namun kalau kita jalani dengan tulus dan keyakinan iman, di situ kita boleh merasakan bersama kasih dan penyertaan Tuhan bersama-sama dengan mereka semua yang menderita,”tegasnya.

Lebih lanjut Pdt. Anwar menyebut, Alkitab sebagai sumber tuntunan dan inspirasi diumpamakannya sebagai lembaran air mata dan darah. Segala pergumulan hidup manusia, perjuangan, kesulitan, bencana tercermin di dalamnya, yang menjadikannya Alkitab bukan hanya buku ilahi namun juga insani.

Bincang Alkitab masih akan terus berlangsung setiap hari Kamis, pukul 14.00 siang. Dengan berbagai tema yang mengajak kita bersama-sama mengedukasi diri membaca Alkitab, menggali inspirasi tanpa melepaskan diri konteks. Meminjam istilah Pdt. Anwar,”Serius dengan teks, serius dengan konteks namun diperbincangkan dengan populer. Karena Alkitab tidak pernah menjadi buku yang basi.”

KEB