Berjalanlah Dalam Terang

Berjalanlah Dalam Terang

Yohanes 8:12-19

Sahabat Alkitab, apakah ada yang pernah mengalami mati lampu? Kondisi ini sudah cukup jarang dialami oleh mereka yang tinggal di perkotaan. Namun, berbeda halnya dengan mereka yang tinggal di pedesaan, apalagi di wilayah pedalaman Indonesia. Setiap kita mungkin setuju bahwa manusia pada umumnya membutuhkan terang untuk beraktivitas. Secara fisik, mata manusia membutuhkan terang untuk menangkap pancaran setiap objek yang ada di sekitarnya sehingga manusia dapat beraktivitas dengan efektif, mengetahui arah dan mampu menentukan keputusan atas tindakan yang akan ia lakukan. Coba bayangkan, pada suatu malam anda sedang bekerja/beraktivitas, kemudian terjadi mati lampu yang membuat seluruh ruangan menjadi gelap gulita. Apakah anda masih dapat berkegiatan seperti semula? Meski demikian, terang dalam artian fisik bukanlah sebuah penentu mutlak bagi manusia untuk efektif dalam berkegiatan. Misalnya, setiap mereka yang hidup dalam kondisi disabilitas netra tetap mampu berkegiatan dengan efektif melalui proses adaptasi dan pengenalan arah/objek yang tepat. Namun, ada sebuah terang yang melampaui terang fisik dan mutlak dibutuhkan oleh setiap orang percaya, yaitu Kristus.

Pada perikop ini, kita melihat sebuah dialog yang mempersoalkan peran Kristus sebagai terang dunia. Tentu saja, Tuhan Yesus tidak sedang memosisikan diri-Nya sebagai sumber terang dalam artian fisik seperti lilin, lampu, atau pun matahari. Ia sedang menggunakan metafora tersebut untuk menggambarkan peranan dan dampak Diri-Nya bagi dunia dan kehidupan ini. Kristus sebagai terang dunia berarti hanya di dalam pancaran terang-Nyalah kita menemukan arah dalam menjalani kehidupan yang penuh ketidakpastian. Setiap orang percaya tidak-dapat-tidak untuk hidup di dalam terang-Nya. Terang Kristus lah yang memampukan kita untuk menghadapi beragam persoalan kehidupan, mengambil keputusan moral, dan mengambil sikap di tengah situasi yang membingungkan.

Sahabat Alkitab, sebentar lagi kita akan mengakhiri tahun 2021 untuk memulai hari baru di tahun 2022. Perjalanan satu tahun terakhir telah menjadi sebuah pengalaman iman yang dinamis bersama Kristus dengan segala makna yang tidak dapat kita lupakan. Di dalam proses pergantian tahun ini, kita perlu mempersiapkan diri untuk menghadapi hari-hari yang masih menjadi misteri tentang apa yang ada di depan, sekaligus membuka hati untuk mengalami karya Allah dalam menjalani hari-hari tersebut. Tahun 2021 mungkin sudah sangat jelas karena keseluruhan harinya sudah kita lalui hingga detik ini, namun tahun 2022 ibarat ruang baru yang masih gelap dan asing. Setiap kita belum mengetahui ada apa dan bagaimana rupa dari ruang baru ini. Namun, melalui perikop ini kita sudah diingatkan mengenai peran Kristus yang adalah terang dunia sehingga hanya di dalam Diri-Nya lah manusia mampu menjalani kehidupan tanpa kehilangan arah. Oleh sebab itu, mari kita mengakhiri tahun 2021 dalam ungkapan syukur atas penyertaan Allah dan menyongsong tahun 2022 dengan penyerahan diri untuk berjalan di dalam terang Kristus.