BUKIT ZAITUN DAN PERISTIWA KENAIKAN YESUS

BUKIT ZAITUN DAN PERISTIWA KENAIKAN YESUS

 

Di Israel, tidak ada bukit yang lebih dikenal dari bukit zaitun, lokasinya hanya beberapa menit berjalan kaki menuruni lereng curam Yerusalem timur dan melewati Lembah Kidron yang sempit. Yesus berdoa di bukit zaitun pada malam di mana Dia ditangkap. Bukit zaitun memiliki beberapa deretan punggung bukit, dan puncak yang tertinggi hanya sekitar 800-an meter lebih di atas permukaan laut. Pada zaman Yesus, lereng bukit zaitun yang menghadap ke Yerusalem adalah sebuah kebun zaitun yang disebut Getsemani (Mat. 26:36). Bukit zaitun juga merupakan lokasi yang diperkiraan sebagai tempat peristiwa Yesus terangkat ke surga. Namun, sayangnya bukit tersebut telah digunduli oleh prajurit Romawi untuk digunakan dalam pengepungan Yerusalem sejak sekitar 40 tahun setelah kematian dan kebangkitan Yesus.

Empat puluh hari setelah kebangkitan, Yesus membawa para murid ke sebuah daerah dekat Betania, dan dari sana Dia terangkat ke surga (Luk. 24:50-52; Kis. 1:1-12). Pada saat para murid melihat ke awan, datanglah dua malaikat kepada mereka dan menyampaikan pesan, setelah itu mereka meninggalkan lokasi tersebut (Kis. 1:10-12).

Pada saat setelah kebangkitan Yesus dan sebelum Dia terangkat ke surga, Dia menampakkan diri-Nya kepada murid-murid untuk menyakinkan mereka bahwa Dia telah bangkit dari kematian. Yesus memanfaatkan waktu dalam periode ini untuk mengajar para murid-Nya mengenai Kerajaan Allah (Kis. 1:3). 

Meskipun Dia telah melakukan hal ini sebelum ditangkap dan disalib, tetapi ternyata para murid belum sepenuhnya mengerti, hal itu terlihat dari pernyataan mereka, “Tuhan maukah Engkau pada masa ini memulihkan kerajaan bagi Israel?” (Kis. 1:6). Ini pertanda bahwa mereka masih berpikir Kerajaan Allah dalam terminologi kebangsaan, yakni mengalahkan kekaisaran Romawi dan memulihkan Israel kembali sebagai sebuah bangsa. Namun, jawaban Yesus menunjukkan, bahwa Dia memiliki visi yang jauh lebih besar, sebuah visi yang tidak hanya bagi Israel, tetapi juga bagi seluruh bangsa (Kis. 1:7-8).


Albert Tambunan, dari berbagai sumber