Eugene Nida: Menyatukan Makna dalam Menghayati Pesan Allah

Eugene Nida: Menyatukan Makna dalam Menghayati Pesan Allah

 

Sejak kemunculan cara-cara baru berpikir dan berkomunikasi, antara 70.000 dan 30.000 tahun silam, revolusi kognitif hingga sampai saat ini masih terus berkembang. Bahasa menjadi sangat penting dalam berkomunikasi antar manusia, antar bangsa bahkan antar kepercayaan. Semuanya memiliki keunikan, kesulitan dan bersifat dinamis. Yuval Noah Harari dalam bukunya: “Sapiens” mengungkapkan kalau bahasa kita adalah bahasa yang luar biasa luwes. Kita bisa menghasilkan bunyi dan tanda dalam jumlah tak terbatas, masing-masing dengan makna sendiri. Karena bahasa yang disampaikan dalam berkomunikasi menjadikan kita bisa menelan, menyimpan, dan menyampaikan banyak sekali informasi mengenai dunia di sekeliling kita. Dan dari komunikasi ini tercipta kerja sama sosial yang adalah kunci dalam kelestarian umat manusia. 

Lewat komunikasi pula agama Kristen berkembang dan tersebar. Mula-mula hukum Allah disampaikan dan diterjemahkan secara lisan. Misalnya tercatat didalam Kitab Nehemia 8:8 : “Mereka menerjemahkan Hukum Allah itu bagian demi bagian (dari bahasa Ibrani ke bahasa Aram) serta menjelaskannnya sehingga rakyat mengerti bacaan itu (BIS). Dari bentuk lisan akhirnya pesan disampaikan secara tertulis dalam bentuk Kitab Suci, menjadi warisan iman yang terus menerus diajarkan dari generasi ke generasi. 

Sejarah penerjemahan Alkitab tidak akan pernah melupakan nama Eugene Albert Nida, perintis penerjemahan dengan metode dinamis fungsional, yang merupakan revolusi dalam metode penerjemahan Alkitab di era modern. Rintisan Nida mengakibatkan jutaan orang dalam ratusan bahasa daerah, mendapatkan akses kepada Alkitab dengan cara yang belum pernah terjadi pada masa sebelumnya. Dampak yang dihasilkan terhadap pertumbuhan dan perkembangan gereja akan tetap terasa sepanjang abad ini. Tepat kiranya jika pada peringatan 75 tahun berdirinya Persekutuan Lembaga-lembaga Alkitab Sedunia (United Bible Societies-UBS) kita mengangkat sosok Nida. 

Nida Lahir 11 November 1914 di Oklahoma, sebuah kota yang dalam bahasa setempat memiliki arti harafiah masyarakat terhormat.  Saat Nida berumur lima tahun ia mengikuti orangtuanya pindah ke Long Beach sebuah kota yang memiliki pelabuhan terbesar di dunia saat ini dan terletak di negara bagian California. Nida menghabiskan masa sekolahnya di kota ini. Minatnya terhadap bahasa terlihat saat jenjang SMA. Saat itu Nida sudah memulai belajar bahasa Latin. Untuk memperdalam kemampuannya mempelajari bahasa, Nida mengambil studi bahasa Yunani di University of California. Ketekunannya membawa dia memperoleh predikat summa cum laude di tahun 1936. 

Setelah menyelesaikan gelar sarjananya, Nida melanjutkan studi ke Summer Institute of Linguistics (SIL), yakni buah organisasi ilmiah Kristen nirlaba yang tujuan utamanya adalah untuk mempelajari, mengembangkan dan mendokumentasikan bahasa-bahasa yang kurang dikenal dalam upaya memperluas pengetahuan linguistik, menyebarkan kemampuan baca-tulis di dunia dan membantu perkembangan bahasa minoritas. Di SIL Nida mulai berkenalan dengan karya-karya Edward Sapir. Dalam tulisan Sapir banyak memutarbalikkan pandangan umum bahasa suku-suku asli yang mendiami Amerika pada masa itu adalah lebih primitif daripada bahasa bahasa Indo-Europa. Sapir menggunakan metode linguistik historis dalam penelitiannya. Di SIL Nida mengerjakan proyek penerjemahan bahasa suku Rarámuri (Tarahumara), yakni suku asli yang mendiami Chihuahua, Mexico. Nida berhasil mempublikasikannya pada 1937 dalam jurnal SIL internal yang memuat penjelasan singkat tentang bahasa tersebut. Karena kemampuannya memahami bahasa klasik, yakni bahasa Yunani,  maka Nida melanjutkan kuliahnya ke University of Southern California dan berhasil mendapat gelar masternya di tahun 1939. Sambil bekerja di lapangan Nida mengajarkan tenaga-tenaga misi di SIL sepanjang musim panas agar mereka juga memiliki kemampuan yang sama untuk memahami dan menerjemahkan Alkitab ke bahasa-bahasa suku, terutama suku-suku di Benua Amerika. Pengalamannya di kelas dan lapangan meyakinkan Nida akan pentingnya ilmu linguistik untuk pekerjaan penerjemahan Alkitab para misionaris. Nida akhirnya menyelesaikan program doktoral (Ph.D) dalam bidang linguistik di University of Michigan pada tahun 1943, di bawah arahan Charles Carpenter Fries, Leonard Bloomfield dan Edgar Sturtevant. Disertasinya, A Synopsis of English Syntax, pada saat itu adalah sebuah analisis pertama yang menganalisis bahasa Inggris secara menyeluruh menurut teori konstituen langsung (immediate constituent).

Karya dan Pelayanannya

Pada tahun 1943 Nida ditahbiskan menjadi pendeta di Northern Baptist Convetion (sekarang American Baptist Churches). Pelayanannya sebagai pendeta merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar PhD. Pada saat yang sama Nida juga bekerja di Lembaga Alkitab Amerika (American Bible Society-ABS). Di sana Nida berkenalan dengan Althea Sprague, seorang ahli bahasa, yang akhirnya menjadi istrinya. Althea dan Nida menetap di Greenwich, Connecticut selama 50 tahun. 

Di ABS Nida menjadi wakil sekretaris untuk Divisi Ragam Terbitan Alkitab (Bible Versions). Selanjutnya menjadi sekretaris eksekutif untuk Divisi Penerjemahan Alkitab (Bible Translation). Di tahun 1946, Nida turut mempelopori pertemuan lembaga-lembaga Alkitab dari berbagai negara yang menghasilkan berdirinya Persekutuan Lembaga-lembaga Alkitab Sedunia (United Bible Societies-UBS). UBS pada saat ini adalah persekutuan dari 240 lembaga-lembaga Alkitab dari negara dan wilayah yang bekerja sama dalam penerjemahan dan pengadaan Alkitab dan memiliki visi Alkitab tersedia untuk semua orang (The Bible for everyone). 

Pada tahun 1967 Nida, selaku tenaga ahli ABS dan juga UBS, menjembatani terjalinnya kesepakatan antara UBS dan Vatikan dalam melakukan proyek penerjemahan Alkitab bersama di seluruh dunia. UBS juga menunjuknya sebagai Koordinator Riset Terjemahan yang salah satu tugasnya mengetuai Proyek Teks Perjanjian Lama Ibrani. Nida terus aktif di lapangan selama dua dekade setelah pensiun. 

Karya Nida dalam bidang penerjemahan, khususnya terjemahan Alkitab menarik banyak pengikut. Nida secara luas dianggap hari ini sebagai Bapak Penerjemah Alkitab Modern. NIda tidak hanya merevolusi metode penerjemahan melalui konsep penerjemahan dinamisnya. Nida juga berperan penting dalam membantu menerjemahkan bagian-bagian penting dari Alkitab ke lebih dari 200 bahasa, termasuk bahasa Inggris. Dalam bidang penerjemahan Alkitab, Nida mendorong agar penerjemah utamanya adalah penutur bahasa asli tersebut, bukan orang asing, yang didampingi konsultan penerjemahan dari lembaga Alkitab atau UBS. Nida menunjukkan bahwa metode yang dia kembangkan dapat dipergunakan oleh penutur bahasa asli, asalkan mereka memiliki akses ke teks sumber yang diberi catatan keterangan secara semantik (makna bahasa). Nida sendiri menulis 11 buku pedoman penerjemahan Alkitab (Handbook of Translators), yaitu 10 buku tentang kitab Perjanjian Baru, dan 1 buku tentang kitab Perjanjian Lama.

Produktif menulis Buku

Sebagai seorang peneliti bahasa di lapangan, Nida tak pernah berhenti menulis, bahkan setelah pensiun. Tulisan-tulisannya dalam sebuah buku selalu menjadi acuan bagi penerjemah-penerjemah muda pada saat itu. Eugene Nida lama menjabat sebagai Presiden Linguistic Society of America (LSA), sebuah badan yang tugasnya melakukan studi ilmiah bahasa dan peran sentralnya dalam kehidupan manusia.

Tentang penerjemahan bahasa Alkitab yang sering terbentur dengan budaya setempat Nida berusaha menulis dalam bukunya “Message and Mission: The Communication of The Christian Faith”. Nida mengingatkan bahwa seorang penerjemah mesti menyederhanakan maksud pesan dalam Alkitab sehingga bisa mendarat di hati penutur bahasa sasaran. Yang utama adalah meneruskan makna teks dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran, dalam bentuk yang wajar dalam bahasa sasaran.  

Di masa tuanya Nida tetap produktif dengan menerbitkan sebuah memoar, Fascinated by Language dan publikasi ilmiah terakhirnya muncul dalam prosiding (kumpulan makalah hasil seminar ilmiah) konferensi di Italia ketika Nida menginjak usia 90 tahun. Melalui jurnal ini, Nida dan rekan-rekannya dari berbagai lembaga Alkitab menunjukkan betapa pentingnya bagi Injil untuk terhubung secara mendalam dengan budaya penutur bahasa asli. Mereka menunjukkan dengan jelas bahwa, ketika hubungan ini terjadi, gereja pasti akan bertumbuh.

Menerbitkan Alkitab Bahasa Indonesia Masa Kini (BIMK)

Slogan UBS adalah “The Bible for Everyone” (Alkitab untuk Semua). Lembaga-lembaga Alkitab anggota UBS tidak hanya mengusahakan penyebaran Kitab Suci seluas mungkin. Mereka juga mengusahakan isi terjemahannya dapat dimengerti banyak orang, yaitu penerjemahan dengan memakai metode dinamis fungsional. Terjemahan seperti ini mengutamakan pengungkapan makna sumber ke dalam bahasa yang mudah dimengerti dan yang menghindari penggunaan istilah-istilah Gereja. Metode penerjemahan ini berbeda dari cara penerjemahan tradisional yang sebelumnya selalu digunakan, yang mengutamakan pengalihan bentuk bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran. Tetapi, istilah ‘dinamis’ didalam metode ini tidak berarti bahwa terjemahan tersebut dapat dilakukan dengan gegabah dan serampangan. Istilah tersebut justru mengacu kepada kesadaran bahwa sebuah kata yang sama dapat menghasilkan makna yang berbeda sehingga penerjemahannya perlu dilakukan secara berbeda. 

Metode dinamis fungsional yang dirintis oleh Nida memberi pengaruh besar dalam menerjemahkan Alkitab di Indonesia, terutama dalam Alkitab versi Bahasa Indonesia Sehari-hari (BIS). Alkitab BIS diterjemahkan memang untuk orang-orang awam yang kurang mengenal kebudayaan Alkitab dan tidak memahami istilah-istilah Gereja, sehingga dibuat dalam bahasa modern yang umum. Istilah sehari-hari membuat banyak masyarakat awam sering memandang Alkitab BIS sebagai Alkitab dengan bahasa pasaran atau rendah. Maka pada 21 Agustus 2003, Alkitab BIS diubah namanya menjadi Alkitab BIMK. 

Penerjemahan Perjanjian Baru dalam Bahasa Indonesia Sederhana (common language) dimulai pada Agustus 1974 sebagai kerja sama antara Lembaga Alkitab Indonesia dengan Lembaga Biblika Indonesia. Anggota timnya: Drs. M.S. Hutagalung, Rm. Dr. Marthin Olsthoorn, Ibu Mia Sigar sebagai stylist (pembesut) dan Dr. Barclay Newman (Konsulatan penerjemahan UBS). Terjemahan PB menurut metode dinamis fungsional ini selesai pada tahun 1977 dan diterbitkan pada tahun yang sama. Untuk Perjanjian Lama, tim penerjemahnya adalah: Ibu Mia Sigar, Ibu Amsyati Susilaradeya dan Sr. Emmanuela Gunanto, OSU dengan konsultan dari UBS: Dr. Daniel C. Arichea Jr. Versi lengkap Alkitab inilah yang mula-mula dikenal sebagai Alkitab BIS dan sekarang disebut Alkitab BIMK. Terjemahannya juga diakui oleh Konferensi Waligereja Indonesia (KWI). 

Ketika akhirnya Alkitab BIS tersebut terbit, Nida ikut hadir di Indonesia dan membantu LAI hadir di bebeberapa kota untuk memperkenalkan bentuk terjemahan dinamis fungsional tersebut kepada gereja-gereja dan umat kristiani di Indonesia. 

Masa Tua dan akhir pelayanannya

Nida pindah ke Green Valley, Arizona rumah peristirahatan yang memiliki jalan yang tenang dalam suasana gurun yang menakjubkan ditambah dengan akses mudah ke kota. Nida pindah tidak lama setelah kematian istri tercintanya Althea di tahun 1993. Lima tahun saja Nida di sana kemudian pindah ke Brussels, Belgia. Pada tahun 1997, Nida kembali menikah dengan seorang penerjemah, Dr. Maria Elena Fernandez-Miranda. Nida meninggal pada usia 97 tahun di Madrid pada tanggal 25 Agustus 2011. Penghargaan untuk karir panjangnya sebagai penerjemah Alkitab dia dapatkan pada tahun 2004. Ia juga menerima beberapa gelar doktor kehormatan dari berbagai perguruan tinggi. Pada tahun 2001, Lembaga Alkitab Amerika mendirikan Institut Nida sebagai penghormatan atas kiprah dan peninggalan Nida. Institut Nida melakukan karya pelayanan baik di dalam negeri maupun dalam skala internasional. Di dalam negeri, Institut ini dikenal sebagai badan penelitian, beasiswa, dan pelayanan American Bible Society. Secara internasional, Institut ini menjadi salah satu anggota Yayasan Universitas San Pellegrino yang berbasis di Italia. 

Teori dan pendekatan Nida, meskipun berharga, tidak akan berhasil jika dia tidak mengabdikan dirinya untuk menyebarkan ide-ide ini melalui perjalanan panjang dan pengajaran selama bertahun-tahun. Ia juga membentuk tim konsultan dan guru untuk meneruskan idenya kepada banyak orang. Nida sampai hari ini dikenang oleh semua orang yang pernah bekerja bersamanya sebagai sosok yang sangat powerfull dan antusias, namun pada saat yang sama ia dikenal sebagai orang yang lembut dan baik hati. Dia juga memiliki kemampuan luar biasa untuk menginspirasi banyak orang. Inspirasi tersebut datangnya sebagian dari fakta meyakinkan yang ia sampaikan. Sebagian lagi dari energi presentasi dan keahliannya sebagai seorang komunikator. Tetapi yang selalu menjadi motivasi Nida untuk melayani dengan penuh antusias adalah keyakinannya bahwa jika Kitab Suci dapat diakses oleh  banyak orang, mereka akan mendengar suara Tuhan dan bertemu dengan Kristus yang akan membawa pada perubahan hidup (transformasi). Nida meyakini benar ungkapan penulis Kitab Mazmur: Bila tersingkap, firman-firman-Mu memberi terang, memberi pengertian kepada orang-orang bodoh.(Mzm. 119:130).

 

 Perlando Panjaitan