FIRAUN

FIRAUN

 

Firaun adalah gelar umum dalam Kitab Suci untuk raja-raja Mesir, berasal dari kata Mesir “par’oh” yang artinya rumah besar. Istilah Firaun ini mulanya hanyalah nama untuk istana kerajaan dan pelayan-pelayan raja Mesir, dan demikianlah pemakaiannya dalam Kerajaan Kuno dan Kerajaan Zaman Pertengahan pada milenium 3 dan pada pertengahan pertama milenium 2 SM. Namun, pada pertengahan pemerintahan Wangsa 18 (sekira 1450 SM) istilah itu dikenakan kepada diri raja sendiri sebagai padanan dari “Sri Baginda”.

Orang Mesir menganggap Firaun yang sedang berkuasa sebagai dewa, putra dewa matahari bernama Ra, dan bukan sekadar wakil dewa-dewi. Ia dianggap jelmaan dewa berkepala falkon yang bernama Horus, pengganti Osiris. Ia mendapat gelar-gelar yang hebat, seperti "matahari dua dunia", "Tuan atas Mahkota", "dewa yang perkasa", "keturunan Ra", "yang abadi", dan masih banyak lagi. Pada bagian depan mahkotanya terpancang bentuk tiruan uraeus suci, yakni kobra, yang konon dapat menyemburkan api dan kebinasaan atas musuh-musuhnya. Patung firaun sering kali ditempatkan dalam kuil-kuil di antara patung-patung dewa-dewi lainnya. Bahkan ada gambar-gambar Mesir yang melukiskan firaun yang sedang berkuasa menyembah patungnya sendiri. Sebagai dewa, perkataan Firaun adalah hukum, dan ia tidak memerintah menurut suatu kaidah hukum tetapi menurut ketetapan. Meskipun demikian, sejarah memperlihatkan bahwa kekuasaannya yang dianggap mutlak sangat dibatasi oleh kekuatan-kekuatan lain di dalam imperiumnya, yang mencakup para imam, pembesar, dan militer. Gagasan itu membantu kita memahami betapa sulitnya tugas Musa sewaktu ia harus tampil di hadapan Firaun dan mengemukakan permintaan serta peringatan dari Allah (Kel. 5:1-2; 10:27-28).

Firaun yang mengizinkan orang Israel meninggalkan Mesir (Kel. 5-12) biasa dikenal sebagai Ramses II (1279-1212 SM) dalam terang penggalian purbakala di kota-kota perbekalannya, yaitu Pitom dan Raamses (Kel. 1:11). Para Firaun lainnya yang disebutkan dalam Perjanjian Lama, yaitu Sisak (945-924 SM) yang menduduki Palestina (1 Raj. 14:25-26); So (sekira 727-720 SM), kepada siapa Raja Hosea meminta bantuan waktu ia memberontak melawan Asyur (2 Raj. 17:4) dan Neko (610-595 SM) yang mengalahkan Raja Yosia dalam pertempuran di Megido pada 609 SM (2 Raj. 23:29).



*Albert Tambunan, dari Berbagai Sumber