Firman Ilahi Berkuasa Membarui 

Firman Ilahi Berkuasa Membarui 

(Yesaya 55:10-11)

Kekacauan dan kegalauan, dukacita dan rasa putus asa, kerap mencirikan kehidupan dan pandangan hidup komunitas yang terpaksa mengalami perihnya sengatan petaka. Penderitaan akibat bencana alam ataupun bencana kemanusiaan sering meninggalkan trauma yang mengguncangkan. Tidak mudah menegakkan kembali harapan baru dari puing-puing pengalaman tragis. Keluarga-keluarga yang kehilangan sumber nafkah dan bahkan orang-orang terdekat tak jarang harus berjuang membangun kehidupan baru dari kepingan-kepingan beban hidup yang ditinggalkan. 

Demikianlah yang terjadi ketika umat perjanjian Tuhan menjalani hidup tercerabut dari akar sakralnya saat Yerusalem, bersama Bait yang menjadi simbol kehadiran-Nya, dibumihanguskan (sekitar 586 SM). Di tanah Pembuangan, umat perjanjian Tuhan berjuang dari titik nadir untuk membangun kembali masa kini dan masa depan. Namun, pertanyaan bernada skeptis mulai dilontarkan terhadap Yang Mahakuasa. Benarkah Ia masih berkuasa? Atau, masihkah Ia peduli? Dalam situasi demikian, seorang nabi tampil menyampaikan firman Tuhan yang memberi peneguhan dan harapan baru (43:19). Nubuatnya yang terhimpun dalam Yesaya 40-55 dimulai dengan seruan yang mengingatkan umat Tuhan. Tidak ada yang abadi; roda sejarah bangsa-bangsa berputar silih berganti. Bagaikan rumput, semua akan berlalu, tetapi firman Tuhan tetap selama-lamanya (40:8). Firman-Nya menegaskan, “Akulah yang tetap sama, Akulah yang terdahulu, Akulah juga yang terkemudian!” (48:12b).

Nas yang menjadi dasar tema tahun 2023 merupakan bagian penutup dari kumpulan nubuat yang bernada penuh sukacita dan pengharapan. Di tengah-tengah krisis yang melanda, Tuhan menegaskan kasih setia-Nya dan perjanjian damai-Nya (54:10). Ia mengundang semua yang haus dan lapar ke perjamuan-Nya untuk merayakan masa depan baru yang dipersiapkan-Nya (55:1-2). Ia mengajak umat-Nya untuk mencari Dia dan kembali kepada-Nya (55:6-7). 

Berhadapan dengan pertanyaan-pertanyaan yang tak terjawab mengenai pengalaman hidup yang tak berjalan sesuai harapan, Tuhan menegaskan kekuatan yang tersedia di dalam firman-Nya. Bagaikan hujan yang menyuburkan tanah dan menghasilkan makanan, ia takkan kembali dengan sia-sia melainkan melaksanakan kehendak-Nya (55:11-12). Sekali melesat, ia berbuat!

Umat Tuhan di sepanjang sejarah disapa kembali dengan firman yang sama. Bersama seluruh elemen bangsa, kita telah mengalami saat-saat mencekam hidup di bawah bayang-bayang ketakutan dan kematian. Bencana alam dan bencana kemanusiaan yang telah mendera bangsa-bangsa memberi pesan yang mengingatkan kita akan nubuat Nabi: Semuanya rapuh. Tiada yang abadi. Kita membutuhkan Firman-Nya yang menopang dan berkuasa membarui hidup untuk mewujudkan rancangan-Nya bagi seluruh ciptaan. 

Tanda-tanda pemulihan setelah menjalani masa pagebluk sejak awal 2020 patut kita syukuri sementara kita tetap bersehati merajut doa dan karya kita di dalam terang firman-Nya untuk melangkah ke depan. Dengan keyakinan inilah Lembaga Alkitab Indonesia sebagai mitra gereja-gereja dan lembaga-lembaga pelayanan terus berkarya, menghadirkan Alkitab dan bagian-bagiannya dalam berbagai bahasa di nusantara dan melalui beragam media serta program edukasi berbasis Kitab Suci.

Tahun ini dengan pertolongan Tuhan dan dukungan gereja-gereja, Lembaga Alkitab Indonesia akan mempersembahkan Alkitab Terjemahan Baru Terkini bagi umat Tuhan penutur bahasa Indonesia. Terjemahan ini merupakan pembaruan terhadap Alkitab Terjemahan Baru yang dipersiapkan sejak tahun 1950-an dan diterbitkan 1974. Kita berdoa dan berharap agar melalui pembaruan terjemahan ini, firman Tuhan yang berkuasa membarui hidup terus menyapa umat-Nya dalam bahasa terkini yang semakin dipahami.