Infrastruktur! Infrastruktur! Infrastruktur!

Infrastruktur! Infrastruktur! Infrastruktur!

 

Sejak 2014 kita sangat sering mendengar kata “infrastruktur” muncul di media. Infrastruktur adalah “kata sakti” dari Presiden Joko Widodo yang secara informal menjadi tema pemerintahan Presiden Joko Widodo. Mengapa “infrastruktur” menjadi begitu penting di era pemerintahan Presiden Jokowi dapat kita lihat dari wawancara Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dalam wawancara di kanal PUPR, sebagai berikut, “Tentang infrastruktur saya bisa menjelaskan dengan satu kata, ‘tertinggal’. Kita masih butuh banyak sekali pembangunan infrastruktur. Kalau kita ingin menuju negara maju kalau kita ingin menang berkompetisi. Dengan negara-negara di sekitar kita saja, dengan Singapura, dengan Vietnam, dengan Thailand kita masih kalah. Istilahnya Bapak Jokowi, biaya logistik kita paling tinggi. Karena apa? Karena memang infrastruktur kita tertinggal. Makanya kita harus kerja dengan lebih keras lagi, dengan lebih semangat lagi, optimis untuk menuju negara maju. Dengan basik pembangunan infrastruktur yang lebih baik.

Menjadikan Indonesia maju itulah tekad presiden terpilih pada 2014, Presiden Joko Widodo atau Presiden Jokowi. Untuk itu Presiden menetapkan Visi Indonesia pada 9 Mei 2019 setelah digodok matang oleh Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Indonesia. Melalui Visi Indonesia Maju, pemerintah menginginkan negara kita menjadi 5 besar negara maju pada tahun 2045 atau 100 tahun Indonesia merdeka. Untuk mencapai visi tersebut maka negara kita harus memperkuat infrastruktur.

Apakah infrastruktur itu? Kamus Besar Bahasa Indonesia tidak memberikan penjelasan yang cukup memadai mengenai lema infrastruktur. Di situ hanya dijelaskan, “Infrastruktur sama saja dengan prasarana, yaitu segala sesuatu yang merupakan penunjang utama terselenggaranya suatu proses”, sebuah penjelasan yang mencakup bidang yang sangat luas. Namun menurut teori Ekonomi kajian Studi Pembangunan, infrastruktur adalah struktur (bangunan fisik) yang merupakan wujud modal publik (public capital) yang terdiri dari jalan umum, jembatan, sistem saluran pembuangan, pelabuhan, bandara, dll. Sebagai investasi yang dilakukan oleh pemerintah. Mengacu pada definisi ini maka apa yang dikatakan “Pak Bas”, selaku Menteri PUPR sangat tepat. Kita harus mengejar ketertinggalan kita untuk mencapai Indonesia Maju pada 2045. Kita harus membangun landasan yang kokoh untuk mencapainya. Dan, landasan kokoh itu namanya infrastruktur.

Namun demikian, untuk mencapai Indonesia Maju pada 2045, pemerintah tidak cukup hanya melakukan investasi publik padaa bidang fisik saja. Pembangunan fisik harus disertai dengan pembangunan non fisik yaitu pengembangan sumber daya manusia, yang meliputi investasi di bidang Pendidikan dan Kesehatan. Sudah benar apa yang dijalankan oleh Presiden Jokowi ketika berkampanye untuk masa kepresidenan yang kedua, yakni pembangunan infrastruktur (fisik) sudah berada pada jalur yang benar, selanjutnya untuk masa jabatan kepresidenan yang kedua presiden bermaksud fokus pada pengembangan sumber daya manusia. Apa daya kerja besar ini terkendala akibat pandemi COVID-19 yang melanda seluruh dunia.

Persoalan pengembangan sumber daya manusia di negeri ini cukup pelik. Solopos.com pada 28 Maret 2022 melaporkan bahwa menurut laporan World Population Review 2022, rata-rata IQ orang Indonesia berada pada skor 78.49, dibawah skor rata-rata penduduk dunia yang berada pada skor 82. Dan, dari 190 negara yang disurvei Indonesia berada pada peringkat 130. Miris. Data ini sekaligus menegaskan laporan mengenai peringkat literasi bangsa kita yang berada pada peringkat 62 dari 70 negara yang disurvei (PISA, 2018). Berangkat dari data ini tentu saja program pengembangan sumber daya manusia di negara kita, khususnya di bidang pendidikan sangatlah tidak mudah. 

Apa yang harus kita lakukan? Situasi yang kita hadapi saat ini mungkin mirip dengan apa yang tertulis dalam Surat Yudas, “Orang-orang itu selalu saja menggerutu dan menyalahkan orang lain. Mereka hidup menurut keinginan-keinginan mereka yang berdosa. Mereka membual mengenai diri sendiri, dan menjilat orang supaya mendapat keuntungan.” [ayat 16,BIMK]. Dan selanjutnya kita mendapati nasehat yang tertulis pada ayat 20-21[BIMK], “Tetapi kalian, Saudara-saudaraku, binalah terus hidupmu berdasarkan percayamu kepada Yesus Kristus. Imanmu itu sangat suci. Sementara itu berdoalah dengan kuasa Roh Allah, dan hiduplah selalu di dalam naungan kasih Allah selama kalian menantikan rahmat Yesus Kristus Tuhan kita, yang akan memberikan kepadamu hidup sejati dan kekal.” Inti dari pesan-pesan tersebut adalah, “Jangan menyalahkan orang lain atau struktur masyarakat yang tidak mendukung, melainkan mulailah perubahan ke arah yang positif dimulai dari dirimu sendiri berdasarkan nilai-nilai yang kita warisi.”

Kita tidak dapat mencapai sebuah perubahan besar seperti yang kita cita-citakan, jika kita tidak mulai bangkit dari diri sendiri. Bangkit dari keterpurukan, keputusasaan, kekuatiran bahkan dari kematian iman, intelektual, dan pengharapan. Mari kita bangkit! Bersama  pemerintah kita ikut mewujudkan Visi Indonesia Maju 2045 berdasarkan nilai-nilai yang kita warisi dan keyakinan iman kita kepada Yesus Kristus. Kini kita berada dalam era Kebangkitan Nasional yang ke-4 dengan tema Infrastruktur sebagai kelanjutan dan kesinambungan Kebangkitan Nasional 1.0 yakni: Nasionalisme, Kebangkitan Nasional 2.0: Revolusi dan Kebangkitan Nasional 3.0: Pembangunan.

Majulah Indonesiaku. Infrastruktur! Infrastruktur! Infrastruktur! baik prasarana fisik, pendidikan dan kesehatan.


Pdt. Sri Yuliana