Jenuh Membaca Alkitab?

Jenuh Membaca Alkitab?

Sapaan LAI

Awal bulan September 2020, ada seorang sobat dari Salatiga yang harus menjalani tes swab untuk kepentingan terbang dari Jakarta ke Jayapura. Senin pagi ia menjalani tes, hari Selasa siang diberitahu kalau hasilnya meragukan, dan harus mengulang tes swab untuk hasil yang lebih akurat.

Dia sangat cemas, khawatir dan menderita stres berat karena sulit menerima kenyataan bila besoknya hasil tes dinyatakan positif covid-19. Sepanjang hari Selasa, dari pagi hingga malam ia tidak mengontak siapapun termasuk keluarganya di Salatiga karena takut semua ikut stres. 

Hari Rabu siang, sesudah menerima hasil yang dinyatakan negatif covid-19, barulah dia bertemu dengan saya dan menceritakan tentang perasaan cemas, khawatir, dan stress beratnya ini. Dia mengatakan kalau semalaman dia sulit tidur.

Dia berdoa khusuk kepada Tuhan dan lalu mencoba membuka Alkitab dengan metode acak. Dia begitu saja membuka Alkitab dan dia mendapati ayat yang menceritakan "Yesus membangkitkan anak Yairus dan menyembuhkan seorang perempuan yang sakit pendarahan". (Markus 5:21-43).

Dia merenungkan secara mendalam makna ayat-ayat ini. Dia pun dikuatkan setelah beberapa kali membaca dan merenungkannya. Dia merasakan ada kelegaan yang membuatnya menjadi sangat tenang. Akhirnya dia bisa tidur nyenyak dan esok hari dia bangun dengan perasaan sangat optimis. Sekira pukul sepuluh pagi dia pergi mengambil hasil tes swab, dan benar saja, dia mendapati hasilnya negatif covid-19.

Bila kita mempunyai pengalaman seperti sobat di atas, maka judul sapaan LAI ini pasti dijawab TIDAK. Karena dengan membaca Alkitab kita bisa menemukan jawaban atas berbagai pergumulan yang sangat berat. 

Mengapa jenuh membaca Alkitab? Kemungkinan besar karena kita hanya melihat Alkitab sebagai sederetan kata-kata atau kumpulan cerita yang biasa-biasa saja.

Alkitab bagaikan "teropong" yang bila kita dapat menggunakannya dengan baik, maka kita dapat melihat banyak aspek yang terkandung di dalam Alkitab. Utamanya, kita dapat menemukan berbagai solusi atas pergumulan dan permasalahan yang kita hadapi. Bila kita terjebak hanya menikmati "teropong" tanpa memanfaatkan fungsinya, maka kita tidak akan pernah menemukan makna di dalam Alkitab. Ini salah satu penyebab jenuh membaca Alkitab.

Alkitab bagaikan "peta jalan" untuk bertemu Tuhan. Bila kita membaca dengan iman, maka peta jalan ini akan berfungsi optimal dan mampu membawa kita kepada Tuhan Yang Mahakasih. Bila kita hanya mempersoalkan aspek-aspek teknis "peta jalan", maka kita bisa terjebak tidak ke mana-mana. Ini hal kedua yang bisa membuat jenuh membaca Alkitab.

Alkitab bagai "petunjuk arah" menuju kepada Tuhan. Bila kita membaca Alkitab dan meyakini bahwa melaluinya kita akan bertemu Tuhan, maka selalu ada sukacita setiap kali kita membaca Alkitab. Bila hanya melihat-lihat "petunjuk arah" tanpa menurutinya, maka kita berhenti di bawah "petunjuk arah" itu. Ini penyebab ketiga jenuh membaca Alkitab.

Semua produk dan program LAI yang dikomunikasikan dan diselenggarakan melalui berbagai media, selalu mengupayakan agar umat bertemu dengan Tuhan serta dapat merasakan hidup damai sejahtera. Bila hal itu terwujud, maka tidak akan timbul kejenuhan membaca Alkitab, bahkan kalaupun sampai berulangkali membacanya. 

Salam Alkitab untuk Semua.

Dr. Sigit. Triyono