Kamu Adalah Surat Yang Terbuka

Kamu Adalah Surat Yang Terbuka

Sapaan LAI

Pengalaman pertama saya menulis surat kepada orang lain yang belum saya kenal adalah saat saya kelas enam SD (usia 11 tahun). Saya tertarik mencari "sahabat pena" melalui sebuah majalah anak-anak yang memuat cerpen karya anak kelas enam SD. 

Nama pengarangnya "Paula Hegelun" yang mencantumkan alamat rumahnya dengan jelas. Saya menulis surat sederhana yang menyatakan senang dengan cerpennya dan bertanya apakah cerpen itu ditulis sendiri atau dibantu orang tua. Sesederhana itu surat pertama saya.

Saya kirim surat itu melalui pos dengan perangko yang paling murah. Tanpa dinyana surat saya dibalas dengan penjelasan yang rinci dan tampilan tulisan tangan yang sangat bagus. Dia mengungkapkan terima kasih dan menjawab pertanyaan saya dengan detail. Kemudian kami hanya dua kali saling balas surat dan kemudian tidak berlanjut entah karena apa.

Kesan menulis surat pertama kepada orang yang belum saya kenal dan mendapatkan balasan positif, sungguh menancap di benak saya. Meski persitiwa tersebut terjadi 46 tahun lalu dan kami tidak pernah berjumpa secara fisik, namun saya tetap ingat nama "Paula Hegelun" yang saya pikir waktu itu adalah nama anak laki-laki. Belakangan setelah bergaul dengan "orang kota" barulah saya menyadari kalau Paula itu lazimnya nama perempuan.

Surat yang terbuka memperlihatkan maksud dan isi hati sang penulisnya. Bahkan isi hati yang terdalam. Surat yang terbuka mampu menginspirasi orang yang membacanya untuk melakukan sesuatu hal positif. Surat yang terbuka mampu menjadikan semua hal menjadi terang benderang. 

Alkitab mengajarkan kepada kita agar kita memberitakan kabar sukacita atau kabar baik bagi seluruh ciptaanNya. Kabar baik tentang keselamatan abadi bagi orang yang percaya kepadaNya.

Surat terbuka adalah surat yang bisa dibaca siapa saja. Kita sebagai surat terbuka semestinya juga tidak ada yang ditutup-tutupi atau disembunyikan. Kabar sukacita atau kabar baik keselamatan harus diperlihatkan secara nyata dan jelas melalui perkataan, perbuatan dan perilaku kita.

Sebagai surat terbuka kita adalah bagian dari solusi berbagai masalah. Kita menjadi penghibur di tengah kesedihan. Kita menjadi penguat di tengah ketidakberdayaan. Kita menjadi inspirator di tengah kebuntuan. Kita menjadi teladan di tengah tiadanya figur yang layak dipercaya.

Program harian, mingguan, dua mingguan dan berbagai event yang diselenggarakan LAI adalah juga surat terbuka yang ditayangkan rutin di berbagai platform media yang ada. Dengan berbagai program  tersebut maka akan semakin banyak umat yang disapa oleh kabar sukacita, dan diajak untuk bersama-sama menjadi surat terbuka. Salam Alkitab untuk Semua.

 

Dr. Sigit. Triyono