Kehadiran LAI, Jawaban Kerinduan Mereka

Kehadiran LAI, Jawaban Kerinduan Mereka

 

Teluk Arguni, dijangkau dengan speedboat kurang lebih 3 jam dari Kaimana Kota. Tim LAI melanjutkan perjalanannya mulai pukul 06.00 WIT untuk menyebarkan Alkitab di kampung Bofuwer. Lengkap dengan musik khas Papua, kaum muda bernyanyi menyambut dengan bahasa ibu mereka. Para hamba Tuhan dan jemaat pun demikian. Tibalah pembagian Alkitab. Anak-anak sekolah berbondong-bondong datang berkumpul untuk menerima Alkitab. Mereka luar biasa karena membaca dengan baik, tapi sayangnya selama ini mereka tidak memiliki Alkitab. Kehadiran LAI menjadi jawaban kerinduan mereka. Pimpinan-pimpinan gereja pun telah berkumpul dari kemarin menyambut LAI dan Alkitab Edisi Studi untuk memperlengkapi pelayanan mereka. Rasa haru dan air mata menetes ketika setiap utusan berdiri di depan. Ada sosok tunanetra, Bapak Hengki namanya, beliau adalah  seorang Majelis Jemaat GKI di Tanah Papua yang sudah 3 periode tetap menjadi Majelis Jemaat. Berkebutuhan khusus tapi tetap memiliki semangat melayani. Alkitab Braillenya sudah rusak, dan ia nyaris tidak mampu membaca Alkitab. Kami hanya bisa menyerahkan Alkitab biasa untuknya.

Mungkin jika dibacakan oleh orang lain akan lebih memudahkannya memahami ayat demi ayat. Kerinduannya adalah memiliki Alkitab Braille yang baru, dan LAI berkomitmen mengirimkan yang baru untuknya. Ia telah melihat dalam gelap, merasakan dalam malam, namun ia terus berpacu untuk melayani. Semangatnya mengajarkan kita bahwa orang yang kurang secara fisik saja begitu mencintai Alkitab. Bagaimana dengan kita yang lengkap secara fisik? Sosoknya adalah inspirasi bagi umat Tuhan untuk lebih bersyukur memiliki mata jasmani yang sehat untuk melihat ayat-ayat suci yang mengarahkan pada kebenaran.