LAUTKU HARAPANKU?

LAUTKU HARAPANKU?

Sapaan LAI

"Nenek moyangku seorang pelaut; gemar mengarung luas samudra; menerjang ombak tiada takut; menempuh badai sudah biasa." 

Sahabat Alkitab yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus, Bait pertama lagu yang diciptakan Ibu Soed mempresentasikan kenyataan alam Indonesia dan mental pemberani orang-orangnya. Selanjutnya di bait kedua ada ajakan heroik untuk mengelola sumberdaya laut: 

"Bertiup layar terkembang; ombak berdebur di tepi pantai; pemuda b’rani bangkit sekarang; ke laut kita beramai-ramai."

Saya dibesarkan di daerah pantai selatan Pulau Jawa. Tidak persis di dekat laut, tetapi bermain di pantai jauh lebih sering ketimbang ke pegunungan. Lautan luas yang sering saya lihat sejak masa kecil selalu saja mengekspresikan nelayan kusam dengan kehidupan yang sangat sederhana. 

Kalaupun sesekali saya melihat kapal besar, itu adalah pengangkut minyak yang sama sekali tidak berhubungan dengan para penduduk yang tinggal dekat pantai. Lautan sekadar menjadi tempat lewat kapal besar. 

Saking luasnya lautan wilayah Indonesia belakangan baru kita paham ternyata begitu banyak pencurian hasil laut yang sudah berlangsung lama. Nelayan Indonesia kalah jauh hasil tangkapan ikannya dibandingkan dengan para pencuri.

Daratan Indonesia sudah banyak dibudidayakan untuk pertanian dan digali untuk pertambangan. Mengingat begitu luasnya negeri Indonesia, ekspansi pengelolaan daratan masih sangat terbuka, utamanya di luar pulau Jawa.

Luas wilayah Indonesia dari Sumber Belajar Kementerian Pendidikan Kemdikbud, disebutkan luas Indonesia seluruhnya 5.193.250 km². Rinciannya luas daratan Indonesia adalah 1.919.440 km². Sedangkan luas lautan sekitar 3.273.810 km².

Dari sisi luas lautan yang 1,74 dari daratan dan dengan kondisi yang masih belum dibudidayakan, lautan luas Indonesia masih menyimpan banyak harapan. 

Pada 8 Juni ini kita merayakan Hari Laut Sedunia untuk merayakan lautan yang telah Tuhan anugerahkan bagi kita. Kita juga diajak untuk semakin menyadari betapa penting peran lautan bagi hidup kita. Karena itu laut dan seisinya harus kita jaga dan lindungi kelestariannya. 

Lagu Ibu Soed di awal tulisan ini menunjukkan kehadiran nenek moyang kita yang nyata di laut luas. Sudah ada tradisi yang dekat dengan lautan. Mental pemberani untuk mengarungi segala tantangan adalah warisan berharga bagi generasi muda menuju masa depan. Mental pemberani harus diikuti mental pelestari. 

Lembaga Alkitab Indonesia melalui berbagai program dan layanannya terus mengupayakan adanya harapan yang tiada habisnya di dalam Tuhan. Lautan luas yang adalah ciptaan Tuhan dan diamanatkan untuk dikuasai serta dikelola, harus menjadi wahana yang memunculkan harapan kebaikan dan kesejahteraan bagi umat manusia. 

Salam Alkitab untuk Semua.

Dr. Sigit Triyono