Menjadi Kepanjangan Tangan-Nya

Menjadi Kepanjangan Tangan-Nya

 

Saat semua orang terpaksa harus beraktivitas di rumah akibat bencana virus corona, menyebabkan para pekerjaan harian akan kesulitan mendapatkan nafkahnya. Seperti yang dialami para driver ojek online (ojol) yang pasti kehilangan pengguna jasanya selama ini. Terbersit dalam pikiran saya untuk menolong mereka yang selama ini jasanya kami gunakan untuk mengantar roti kepada pelanggan kami. Awalnya, saya mencoba membungkus beras dari persediaan yang ada di rumah ke dalam kantong ukuran 2 ons saja.

Setelah kantong-kantong beras disiapkan, kami coba umumkan di akun Instagram toko kami, bahwa setiap operator ojol yang menerima orderan ke toko, akan kami berikan beras. Pesan ini kami share ke seluruh follower toko roti kami. Hasilnya di luar dugaan kami, pada hari pertama dalam kurang dari 4 jam, sudah ada 129 driver gojek yang datang. Artinya, pesan tersebut dibaca oleh 129 orang follower kami yang tergerak membantu driver-driver ojol.

Terus terang, kami tidak siap sama sekali untuk menerima dan mengatur mereka. Mereka masuk ke dalam toko dengan berjejal-jejal. Kita sempat panik, karena membuat kerumuman orang, padahal pemerintah menghimbau agar jangan membuat kerumunan orang. Kami juga takut, kalau-kalau karyawan kami bisa terpapar covid-19 yang belum ada obatnya ini. Jika keadaan normal, setiap tanggal merah atau hari libur nasional, toko kami biasa buka sampai pukul 14.00 WIB. Namun, pada tanggal 25 Maret, saat libur Hari Raya Nyepi, toko terpaksa kami tutup cepat pada pukul 12.00.

Atas peristiwa tersebut, kami coba evaluasi bagaimana caranya supaya bagi beras tetap lanjut namun tanpa membuat orang berkerumum. Hari berikutnya, kami uji coba dengan cara diberikan nomor antrian, berdasarkan nomor order dan ID driver dengan pesanannya. Hal ini dapat dipantau oleh karyawan kami. Jadi setiap order yang masuk langsung disiapkan pesanannya berikut beras yang akan diterima driver ojol.

Jadi driver ojol tidak boleh masuk toko. Mereka menunggu sampai pesanan siap. Sementara menunggu pesanan siap, setiap driver ojol wajib menulis ID dan nama mereka. Ini sebagai bukti bahwa mereka berhak menerima beras. Kemudian saat order siap, maka pesanan dan beras diserahkan kepada driver ojol untuk diserahkan kepada pelanggan kami. Meskipun kami sudah mencoba mendata sebaik mungkin, namun ada juga komplain dari pelanggan, karena ada driver ojol yang tidak menerima beras.

Sekarang kami sudah siapkan beras yang lebih banyak dengan berat ½ kg , sekarang bukan iseng-iseng lagi. Kami tidak mematok harus belanja berapa kepada pembeli, dan gojek driver yang datang kepada kami, tetapi juga order dari orang yang kirim barang kepada kami pun kami berikan berasnya. Jadi bukan hanya yang berbelanja saja di toko kami.

Meskipun sudah membuat aturan untuk jaga jarak, namun mereka sulit sekali diatur, sehingga membuat kami was-was.  Pernah beberapa kali ada pelanggan yang berbelanja pada saat gojek2 itu berjejal di pintu masuk, sehingga pelanggan tidak bisa masuk toko. Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan,  mulai hari ini, tanggal 27 Maret 2020, toko sengaja kami tutup dan hanya melayani pembelian untuk pengguna aplikasi GoFood dan GoSend saja.

Cerita ini  didengar oleh seorang bapak yang kemudian menelpon kami dan mau ikut bagi agar kegiatan pembagian beras ini tetap berlanjut. Kemudian bapak ini mentransfer sebesar Rp. 3 juta setelah meminta nomor rekening kami. Lalu teman saya dari Jakarta juga menelpon dan akan mentransfer sejumlah uang untuk membeli beras untuk dibagikan kepada driver Gojek. Sebenarnya saya hanya meniru apa yang sudah dilakukan oleh merchant-merchant lain. Saya berharap hal yang kami lakukan juga ditiru agar saudara-saudara kita yang terdampak langsung ekonomi keluarganya akibat wabah covid-19 bebannya dapat kita topang. Ini sisi positif yang saya lihat dari kejadian yang sedang kita alami saat ini, menjadi kepanjangan tangan-Nya dalam menyalurkan berkat.