MUSIK DI DALAM ALKITAB

MUSIK DI DALAM ALKITAB

 

Musik adalah salah satu karunia Allah yang dapat digunakan manusia untuk memberikan pujian dan ucapan syukur kepada Penciptanya dan juga untuk menyatakan emosi, perasaan sedih dan senang. Menyanyi khususnya menonjol dalam ibadat kepada Allah, tetapi musik instrumental juga telah memainkan peranan yang penting. Musik tidak saja berfungsi untuk mengiringi para vokalis, tetapi juga untuk memperindah nyanyian mereka. Jadi, tidak mengherankan bahwa dari awal sampai akhir, Alkitab banyak sekali mengulas peranan musik vokal dan musik instrumental dalam ibadah sejati dan kegiatan lainnya.

Dari begitu banyak ayat-ayat yang berkaitan dengan musik dalam PL, jelas bahwa peranan musik dalam kebudayaan Ibrani sangat penting. Menurut tradisi, Yubal, anak Lamekh, dialah yang menjadi bapa semua orang yang memainkan kecapi dan suling (Kej. 4:21). Pada zaman leluhur Israel tampaknya musik sudah menjadi bagian integral kehidupan, sebagaimana nyata dari keinginan Laban untuk mempersiapkan musik perpisahan bagi Yakub dan kedua putrinya (Kej. 31:27). Nyanyian dan alat musik pengiring menandai perayaan pembebasan Israel di Laut Merah, serta kembalinya Yefta, Daud, dan Saul yang telah memenangkan pertempuran (Kel. 15:20-21; Hak. 11:34; 1 Sam. 18:6-7). Jika pada sebelumnya musik hanya terbatas digunakan dalam kehidupan sekuler, tetapi di kemudian hari disahihkan untuk digunakan dalam ibadah di Bait Suci.

Musik digunakan baik pada saat berkabung maupun pada saat bergembira. Musik diperdengarkan dalam keadaan bergembira biasanya dibarengi dengan tari-tarian. Sebagaimana musik penting dalam kehidupan sosial orang Ibrani, demikian juga musik memiliki peranan penting dalam hidup keagamaan mereka. Dalam 1 Taw. 15:16-24 disajikan perincian susunan para penyanyi bani Lewi dan alat-alat musik mereka.

Daud adalah sosok di dalam Alkitab yang mempersembahkan musik dan nyanyian untuk TUHAN, demikian juga diteruskan oleh keturunannya dan seluruh bangsa Israel. Saat Salomo mentahbiskan Bait Suci di Yerusalem, ia menggunakan musik yang lengkap dan musisi-musisi handal (2 Taw. 7:6). Pada saat Hizkia kembali kepada ke jalan Tuhan, ia pun membentuk tim musik dan penyembahan untuk mengagungkan Tuhan (2 Taw. 29:25-28). Di dalam hal ini, jelaslah bahwa musik itu penting dalam sebuah ibadah kepada Allah.

 

Dari berbagai sumber