Nebukadnezar: Penguasa Babel, Penghancur Kota Yerusalem

Nebukadnezar: Penguasa Babel, Penghancur Kota Yerusalem

 

Raja Babel yang disebutkan dalam Alkitab adalah Nebukadnezar II, raja yang paling lama memerintah dan paling sukses di kerajaan Neo-Babilonia. Dia memerintah tahun 605-562 SM. Pada zamannya, kerajaan Babel mencapai puncak kekuasaan dan pengaruhnya sangat luas. Dalam menanamkan kekuasaannya, Babel menghadapi dua pesaing utamanya, yaitu Media di sebelah utara (bagian barat daya Iran) dan Mesir di sebelah barat. Orang-orang Mesir memiliki kepentingan atas pelabuhan-pelabuhan dan jalur perdagangan di Siria (Aram) dan Palestina. Karena itu, mereka merancang pemberontakkan melawan Babel setiap ada kesempatan. Pada pertempuran di Karkemis tahun 605 SM, Raja Nekho dari Mesir dikalahkan oleh Nebukadnezar dan diusir kembali ke negaranya (2 Raj. 24:7).

Nebukadnezar merancangkan berbagai proyek pembangunan di Babel, ibu kota kerajaannya. Dia memperkokoh kota dengan mendirikan tembok-tembok tebal dan membangun pintu gerbang Istar yang termasyhur itu sebagai pintu masuk utama kota kebanggaannya. Dia memuja Marduk, dewa pelindung kota, dan membangun kuil Marduk.

Dalam memadamkan pemberontakkan yang muncul di kerajannya, Nebukadnezar tidak mudah menyerah atau pun berhenti bertindak sampai para pemberontak dikalahkan atau dihukum. Ia menyerang Yehuda sampai dua kali. Pada tahun 598 SM, dia menghukum Yehuda karena menolak membayar upeti kepada Babel (semacam uang suap agar Babel tidak menyerang). Nebukadnezar membuang Raja Yoyakhin dan beberapa bangsawan serta tukang-tukang ke Babel. Pada tahun 587 SM, Nebukadnezar kembali berusaha menghentikan pemberontakkan Raja Zedekia (2 Raj. 24:18-20) dengan mengepung Yerusalem dan menghancurkan kota-kota kecil di Yehuda. Raja Zedekia mencoba melarikan diri dari Yerusalem secara diam-diam. Namun, dia dan keluarganya tertangkap. Zedekia dipaksa untuk menyaksikan anak-anaknya dibunuh; kemudian matanya sendiri dibutakan dan akhirnya dia diangkut ke Babel (2 Raj. 25:1-7).

Pada tahun 586 SM, tentara Nebukadnezar merobohkan tembok-tembok Yerusalem dan menghancurkan kota (lihat 2 Raj. 25:8-21). Mereka membakar Bait Allah, istana raja, dan sejumlah rumah yang masih tersisa di Yerusalem. Mereka juga merampas benda-benda suci di Bait Allah dan membawanya ke Babel. Sebagian penduduk Yehuda ditawan ke Babel, tempat mereka hidup sebagai orang buangan sampai Babel jatuh dan Raja Koresh dari Persia membebaskan mereka pada tahun 539 SM.

Nabi Yeremia mengenal dua hal tentang Nebukadnezar. Pertama, Allah menggunakannya sebagai alat untuk menghukum dosa-dosa Yehuda. Sebelum Yerusalem jatuh, Yeremia sudah menasihati para pemuka Yehuda untuk menyerah pada Nebukadnezar agar seluruh negeri dan Kota Yerusalem selamat dari kehancuran yang mengerikan. Kedua, setelah Yerusalem jatuh, Yeremia bernubuat bahwa hukuman dari Allah juga akan menimpa Babel. Kerajaan Nebukadnezar juga akan menghadapi hari pembalasan (Yer. 50-51).

 

Sumber: Alkitab Edisi Studi