Pahlawan-Pahlawan Masa Kini

Pahlawan-Pahlawan Masa Kini

 

Ada sekitar 170 daftar hari-hari besar nasional di Indonesia, serta beberapa hari-hari penting Internasional yang juga diperingati sebagai hari besar di Indonesia (di luar hari-hari besar keagamaan). Salah satunya adalah peringatan Hari Pahlawan yang jatuh setiap tanggal 10 November. Pahlawan, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), berarti “Orang yang menonjol karena keberanian dan pengorbanannya dalam membela kebenaran, pejuang yang gagah berani”. Tetapi KBBI juga menjelaskan tentang pahlawan yang lain, yakni “Orang yang baru mau bekerja (berjuang) setelah peperangan (masa sulit) berakhir.” Orang seperti ini ketika masa perjuangan tidak melakukan apa-apa, tetapi setelah peperangan selesai menyatakan diri sebagai pejuang. Nah, arti yang lain ini banyak kita jumpai di masa sekarang, bukan? Orang-orang yang sering dijuluki sebagai “pahlawan kesiangan”. Walaupun dari 170 daftar hari-hari peringatan di Indonesia, belum pernah ada peringatan hari pahlawan kesiangan!

Berbicara mengenai siapa yang patut disebut sebagai pahlawan, tentu ada banyak jawaban dari berbagai macam perspektif. Misalnya, bagi anak-anak jika mereka ditanya, “Siapakah pahlawan idola kamu/pahlawan yang kamu kagumi? Mereka akan menjawab, “Superman! Batman! Spiderman! Ksatria Baja Hitam! Power Rangers!”. Barangkali ini adalah pertanyaan imajiner dan jawabannya juga jawaban imajiner. Tetapi adalah suatu kenyataan bahwa pengaruh bioskop, televisi dan media sosial dalam membentuk pemahaman terhadap sesuatu lebih kuat daripada pelajaran Sejarah, IPA atau matematika dari sekolah. Betapa mengenaskan, jika hal tersebut di atas adalah sebuah kenyataan.

Walapun demikian ada sebuah film produksi Disney yang baru tayang di bioskop pada awal 2020. Film ini berkisah tentang seorang pahlawan perempuan di Tiongkok pada jaman Dinasti Wei. Judulnya “Mulan”. Mulan adalah seorang gadis muda yang siap dinikahkan, menurut tradisi pada waktu itu. Ketika ayahnya, yang mantan tentara cadangan dan sudah sakit-sakitan dipanggil bertugas kembali, Mulan menyamar sebagai laki-laki dan ikut mendaftarkan diri mewakili ayahnya/keluarganya menjalankan tugas wajib militer.

Karier Mulan terus meningkat. Dari sebagai prajurit, perwira hingga menjadi jenderal/wakil panglima. Dengan berjalannya waktu, perang yang pada jaman itu merupakan “ladang pembantaian” mengusik rasa kemanusiaannya. Mulan enggan berperang lagi. Namun ketika ia diperhadapkan pada persoalan hidup mati pasukannya dan kota yang dilindunginya, ia bertekad menjalankan tugasnya kembali sebagai panglima yang harus membuat keputusan dan bertanggung jawab. Dan ia berhasil. Namanya melegenda dalam sejarah Tiongkok sebagai seorang pahlawan perempuan yang hebat.

Mulan hanyalah salah satu tokoh perempuan yang dipandang sebagai pahlawan oleh masyarakat Tiongkok pada zamannya. Karena perjuangannya membela kehidupan orang banyak. Itulah pahlawan yang sesungguhnya. Bukan pahlawan kesiangan! Yang mengklaim dirinya sebagai pahlawan atas kerja keras orang lain yang diakuinya sebagai buah karyanya sendiri. Siapapun bisa menjadi pahlawan. Aku adalah pahlawan! Kamu adalah pahlawan! Dan kita adalah pahlawan yang sesungguhnya, yang tidak bergantung pada penghargaan yang disematkan kepada kita layaknya pahlawan kemerdekaan. 

Pada masa Pandemi dan New Normal COVID-19 seperti sekarang ini, justru bangsa kita membutuhkan kehadiran pahlawan-pahlawan baru. Kita bisa berbuat sesuatu yang berharga bagi bangsa kita, seperti kehadiran Mulan bagi Tiongkok. Kita adalah pahlawan-pahlawan masa kini yang berjuang di berbagai sektor kehidupan. Mereka yang bekerja sebagai dokter, tenaga medik, periset, manajemen rumah sakit, apotek, guru, bahkan tukang sayur keliling, petugas kebersihan serta pekerja sektor transportasi adalah para pahlawan kita. Mereka berada di garis depan agar kita tetap sehat dan menjalani kehidupan seperti biasa, berjuang demi keselamatan orang banyak, dan rela pasang badan demi kepentingan orang lain. 

Bagaimana dengan pandangan kita, sebagai umat Kristen, tentang siapa pahlawan kita? Ketika kita ditanya mengenai siapa pahlawan, tidak sedikit yang menjawab Yesus adalah Pahlawan-ku. Mulai dari anak-anak Sekolah Minggu hingga orang dewasa menjawab sama. Entah ini jawaban imajiner atau sekedar ingin menunjukkan kadar keimanan seseorang atau karena takut dosa? Tapi, apapun alasan dibalik jawaban itu, kita semua setuju Yesus disebut pahlawan karena pengorbanan dan karya penyelamatan-Nya bagi seluruh umat.  Dia berani maju berperang melawan orang-orang yang menjajah dan menindas dengan berbagai ajaran agama dan kekuasaan mereka. Yesus adalah pahlawan karena perjuangan-Nya. Para Rasul disebut pahlawan karena perjuangan mereka. Mulan disebut pahlawan karena perjuangannya bagi bangsanya. Karena itu kita semua patut disebut pahlawan jikalau kita ikut serta dalam perjuangan bangsa melawan berbagai bencana. Tidak masalah apakah nama kita dikenal orang atau tidak. Tidak masalah apakah kita pahlawan dengan atau tanpa lencana dan tanda jasa.

Sebab ada tertulis: “Seorang raja tidak akan selamat oleh besarnya kuasa; seorang pahlawan tidak akan tertolong oleh besarnya kekuatan. Kuda adalah harapan sia-sia untuk mencapai kemenangan, yang sekalipun besar ketangkasannya tidak dapat memberi keluputan. Sesungguhnya, mata TUHAN tertuju kepada mereka yang takut akan Dia, kepada mereka yang berharap akan kasih setia-Nya.” [Mazmur 33: 16-18].

Pahlawan adalah orang-orang yang dipakai Tuhan untuk kebaikan umat-Nya. Karena itu, janganlah kita takut untuk berjuang dan berkarya bagi kebaikan semua orang. Ki Hajar Dewantara pernah memberikan sebuah imbauan, sekaligus tantangan bagi bangsa ini yang diajukan oleh, salah satu pahlawan nasional: “Apapun yang diperbuat oleh seseorang itu hendaknya dapat bermanfaat bagi dirinya, bermanfaat bagi bangsanya, dan bermanfaat bagi dunia pada umumnya.” Hendaknya engkau menjadi saluran berkat Allah dan menjadi pahlawan bagi sesamamu.

Pdt. Sri. Yuliana. M. Th