P.B. Melayu Rendah Terjemahan Klinkert

P.B. Melayu Rendah Terjemahan Klinkert

 

Hillebrandus Cornelius Klinkert dilahirkan di Amsterdam pada tahun 1829. Pemuda asal Belanda ini pernah bekerja sebagai tukang ukur tanah, karyawan pabrik, dan sebagai masinis kapal. Pada saat bertugas sebagai masinis kapal di sungai Rhein, Klinkert mengalami kecelakaan yang akhirnya membuatnya kembali ke negara asalnya. Selama masa pemulihan, beliau merasa terpanggil untuk menjadi seorang utusan Injil, maka ia mengikuti pelatihan di Nederlandsche Zendeling Genootscaph (NZG) di Rotterdam, Belanda. 

Setelah selesai mengikuti pelatihan, pada tahun 1856 berangkatlah Klinkert ke Indonesia sebagai seorang misionaris Gereja Menonit. Pada awal mulanya Klinkert bertugas di kota Jepara, di pesisir Jawa Tengah bagian utara, bersama dengan seorang penerjemah Alkitab bahasa Jawa yang bernama Pdt. Pieter Jansz. Di tempat ini Klinkert harus belajar bahasa selama dua tahun lamanya sebelum beliau memulai proyek penerjemahan Alkitab.

Selama bertugas di Jepara, H.C. Klinkert berkenalan dengan seorang gadis Indo yang kemudian menjadi istrinya. Istrinya hanya dapat berbicara dalam bahasa Jawa dan Melayu, tetapi istrinya mengalami kesulitan memahami isi Alkitab terjemahan Leijdecker (terjemahan Alkitab yang pada saat itu resmi dipakai). Alkitab Leijdecker memang ditulis menggunakan bahasa Melayu Tinggi. Hal ini yang kemudian memotivasi diri Klinkert untuk menyiapkan suatu terjemahan yang lebih dapat dipahami kalangan awam.

H.C. Klinkert beserta istrinya pindah ke Semarang untuk sementara. Di sanalah H.C. Klinkert dengan dibantu oleh dua orang yang pandai bahasa Melayu menerjemahkan Perjanjian Baru ke dalam bahasa Melayu rendah khususnya dialek yang lazim dipakai di daerah Semarang. Buku 4 Injil diselesaikannya dan dicetak pada tahun 1861, sedangkan Perjanjian Baru lengkap dicetak di Semarang pada tahun 1863.

Alkitab hasil terjemahan Klinkert ini menjadi salah satu terjemahan Alkitab dalam bahasa Melayu rendah yang paling mengena di hati para pembaca. Meskipun tujuan awal Klinkert menerjemahkan Alkitab mulanya supaya sang istri mampu membaca, mengerti, dan memahami isi Firman Tuhan. Alkitab terjemahan Klinkert masih terus digunakan hingga pertengahan abad ke-20. Cetakan yang terakhir diterbitkan pada tahun 1949.

 

Albert Tambunan

dari berbagai sumber