Peluncuran Buku Pedoman Panafsiran Alkitab Kitab Kejadian        

Peluncuran Buku Pedoman Panafsiran Alkitab Kitab Kejadian        

 

"In GOTTES Namen bettraten wir das land", "Dalam nama Tuhan, kami injak tanah ini" demikian yang doa yang diucapkan oleh misionaris Jerman Ottouw dan Geisler ketika pertama kali mendarat di tanah Papua, tepatnya di pulau Mansinam pada 5 Februari 1855.
Pekabaran injil tidak lepas dari tersedianya Alkitab. Penerjemahan Alkitab adalah pekerjaan kita semua, sehingga perlu adanya pedoman agar penerjemahan tidak keliru dan dapat menyapa hati penuturnya.
Dalam acara perayaan 165 Injil masuk ke Tanah Papua, 5 Februari 2020, Lembaga Alkitab Indonesia (LAI) melakukan peluncuran buku Pedoman Penafsiran Alkitab (PPA-Handbook) kitab Kejadian, buku PPA-Handbook pertama dari Perjanjian Lama.

Pdt. Anwar Tjen, Ph.D. (Kepala Departemen Penerjemahan LAI) dalam pengantarnya mengatakan, bahwa dalam melakukan tugasnya, LAI terus berupaya untuk menghadirkan hasil terjemahan yang maksimal dan dapat dipahami dalam sanubari para penuturnya. Tugas dan pekerjaan penerjemahan Alkitab ke dalam bahasa-bahasa daerah di Indonesia masih panjang. Butuh waktu, kesabaran, dana, serta bimbingan Tuhan. Apalagi jika berbicara mengenai sumber daya, masih jauh dari cukup. Namun inovasi LAI terus dibuat, dalam upaya memperlengkapi para penerjemah di daerah-daerah, LAI menerbitkan buku Pedoman Penafsiran Alkitab. Untuk kitab-kitab Perjanjian Baru, LAI sudah menerbitkan semua buku pedoman penafsirannya. 

Pada kesempatan ini, Ketua Umum Pengurus LAI, Pdt. Dr. Ishak P. Lambe mengungkapkan bahwa apa yang dilakukan LAI dengan menerbitkan buku ini adalah untuk menolong para Penerjemah Alkitab agar dalam menerjemahkan Alkitab, mereka dapat melakukan dengan baik. Di samping itu, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh hamba Tuhan maupun umat yang ingin lebih mempelajari dan memahami Alkitab lebih mendalam.

"Atas Nama Bapa, Putera, dan Roh Kudus, Lembaga Alkitab Indonesia dengan ini meluncurkan buku PPA Kitab Kejadian untuk dipergunakan oleh gereja dan umat Tuhan di Indonesia". Demikian yang disampaikan oleh Dr. Sigit Triyono (Sekretaris Umum LAI), saat meluncurkan buku ini.

Pada kesempatan ini selain Pengurus LAI juga hadir H. Duta Pranowo, MBA dan Dorothea E. Samola, SH., Mkn. mewakil Pembina LAI, juga hadir Dr. John Chesnut (Wycliffe USA), Jonathan D. Richards dan Marnix Riupassa (Kartidaya). Dalam acara peluncuran tersebut, diserahkan Buku Pedoman Penafsiran Alkitab Kita Kejadian secara berturut-turut kepada Dominggus Mandacan, Bp. Gubernur Papua Barat, Pdt. Andrikus Mofu, M.Th., Ketua Sinode GKI di Tanah Papua, Bp. Demas Paulus Mandacan, S.Sos., M.Ec.Dev., Bupati Manokwari, Prof. Dr. Thomas Pentury,M.Si., Dirjen Bimas Kristen RI, Pdt. Johanes Mamoribo, Ketua Klasis Manokwari GKI di Tanah Papua, Perwakilan Pendeta-pendeta di Tanah Papua dan Perwakilan Sekolah Tinggi Teologi di Tanah Papua.

Semoga dengan diterbitkannya buku pedoman penafsiran Alkitab yang pertama dari kitab Kejadian, Perjanjian Lama ini, Tim Handbook akan terus bekerja untuk menghasilkan buku kitab-kitab lain dari Perjanjian Lama untuk melengkapi seri PPA kitab-kitab dalam Perjanjian Baru yang telah lengkap diterbitkan.[]