// //

Pohon Ara Yang Meneduhkan & Buahnya Yang Lezat

Pohon Ara Yang Meneduhkan & Buahnya Yang Lezat

 

Pohon ara merupakan salah satu tanaman yang cukup terkenal di dalam Alkitab. Nama lain untuk Ara adalah Ficus Carica (latin) atau Te’enah (ibrani). Pohon ara merupakan tanaman asli wilayah sekitar Laut Tengah serta memiliki umur yang panjang. Pohon ara tumbuh secara liar, tetapi perlu dibudidayakan untuk mendapatkan hasil buah yang baik. Tinggi pohon ara dapat mencapai sekitar 12 m dengan diameter batang sekitar 0,6 m dan memiliki cabang yang melebar sehingga dapat menjadi tempat berteduh yang menyenangkan. Pohon ara cukup mampu beradaptasi dengan berbagai jenis tanah, bahkan dapat tumbuh dengan baik di tanah yang berbatu-batu. Adam dan Hawa mengenakan cawat yang dibuat dari daun pohon ara. Di beberapa wilayah Timur Tengah daun-daun ara masih dijahit dan digunakan sebagai pembungkus buah-buahan yang baru dipetik dan dikirim ke pasar, sebagai komoditas yang berharga serta untuk berbagai kegunaan lainnya.

Buah ara terasa manis dapat dimakan langsung (Yes. 28:4) atau dikeringkan menjadi kue (1 Sam. 25:18). Ada beberapa istilah yang digunakan mengenai berapa kali setahun buah ara dapat dituai. Istilah yang pertama buah ara musim kemarau atau buah ara paling akhir (Yer. 8:13; 29:17) yang merupakan tuaian pertama dari bulan Agustus sampai musim dingin. Istilah kedua, buah ara hijau atau buah musim dingin (Kid. 2:13; Why. 6:13), tidak mempunyai cukup waktu untuk matang sebelum musim dingin tiba, buahnya tetap di dahannya dan menjadi kemerah-merahan pada hari-hari pertama musim semi, tetapi bentuknya tetap kecil dan mudah gugur ditiup angin. Istilah ketiga, buah ara bungaran, yang matang sebelum musim kemarau (Yes. 28:4; Yer. 24:2; Hos. 9:10; Mi. 7:1; Nah. 3:12), dan buahnya ini paling disukai karena terasa segar dan enak. Buah ara yang matang pertama dapat dengan mudah jatuh jika pohonnya digoyangkan dan sangat bernilai karena rasanya yang lezat (Nah. 3:12).

 

*Dari berbagai sumber