Ratu Elizabeth II, Pemimpin Kristen Yang Dicintai dan Dihormati

Ratu Elizabeth II, Pemimpin Kristen Yang Dicintai dan Dihormati

 

Penghormatan Lembaga-lembaga Alkitab Atas Dedikasi dan Pelayanan Sang Ratu

Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu. 

(Mat. 25:21)

 

Penghormatan dari seluruh dunia diberikan setelah kematian Ratu Elizabeth II pada 8 September 2022. Ratu Elizabeth II, 96, terkenal karena iman Kristennya dan kecintaannya pada Alkitab. Baginya, sebagaimana bagi semua orang Kristen, Alkitab adalah sumber utama tidak hanya doktrin tetapi juga penghiburan, harapan, dan inspirasi. Ia juga menjabat sebagai pelindung Lembaga Alkitab Inggris (BFBS) dan Lembaga Alkitab Skotlandia (SBS). 

Sebelum menjadi kepala negara, pada tahun 1947, sebagai seorang Putri, ia melakukan tur ke Afrika Selatan bersama orang tua dan saudara perempuannya Putri Margaret Rose. Dalam pidato yang disiarkan dari Cape Town pada hari ulang tahunnya yang ke-21, Putri Elizabeth merujuk pada moto leluhurnya, 'Saya mengabdi', dengan mengatakan janjinya: 'Saya menyatakan di hadapan Anda semua bahwa seluruh hidup saya baik panjang atau pendek akan dikhususkan untuk melayani Anda dan melayani keluarga kekaisaran besar kita yang menjadi milik kita semua.' Hidup sebagai seorang pelayan telah terpatri dari muda lewat gaya kepemimpinan maupun gaya hidupnya. 

Elizabeth II menjadi Ratu pada 6 Februari 1952, setelah kematian ayahnya, George VI. Dia baru berusia 25 tahun. Sejak upacara penobatannya, momen ketika dia disisihkan dan dipilih untuk melayani negara, Alkitab menjadi tiang utama kepemimpinannya.

Dimulai dari lantunan karya Handel Zadok the Priest, yang ditulis berdasarkan ayat-ayat dari 1 Raja-raja 1 – yang selalu menjadi simbol peristiwa penobatan –, dia disambut di pintu Westminster Abbey dengan lagu dari Mazmur 122, dan pembacaan Alkitab di sepanjang kebaktian. Setelah sumpah penobatannya, dia Ratu diberikan sebuah Alkitab, dengan pesan: '…agar Yang Mulia Ratu selalu memperhatikan hukum dan Injil Tuhan sebagai aturan untuk seluruh kehidupan dan pemerintahan para Penguasa Kristen, kami menyerahkan kepada Anda Alkitab ini, sebagai hal paling berharga yang diberikan dunia ini.‘Inilah Kebijaksanaan; ini adalah Hukum kerajaan; ini adalah wahyu ilahi dari Tuhan Yang Hidup.

Sepanjang 70 tahun pemerintahannya, Ratu sering merujuk kepada Kitab Suci sebagai sumber inspirasi dalam berbagai peran penting yang dimainkan dalam hidupnya. Kecintaannya kepada nilai-nilai Alkitab telah menjadi sumber inspirasi dan dorongan khusus bagi Lembaga-lembaga Alkitab yang melayani di Inggris Raya, dalam hal ini: Lembaga Alkitab Inggris (British and Foreign Bible Society), Lembaga Alkitab Skotlandia (Scottish Bible Society), dan Lembaga Alkitab Irlandia (The Bible Society in Northern Ireland).

Lembaga Alkitab Inggris 

“Kepergian Yang Mulia Ratu Elizabeth II tidak hanya membuat kami kehilangan ratu yang memerintah paling lama dan seorang pelayan publik yang luar biasa, tetapi juga kehadiran sosok pemimpin Kristen yang sangat dicintai dan dihormati, selama periode perubahan yang luar biasa, ” kata Paul Williams, Ketua Umum  Lembaga Alkitab Inggris.

“Iman Sang Ratu telah menjadi penuntun nyata bagi pemerintahannya dan bagi bangsa. Dia menghadiri gereja lebih dari sekali setiap minggu, selalu berdoa dan membaca Alkitab. Dia telah menjadi teladan bagi setiap orang Kristen, murid Yesus Kristus seumur hidup,”lanjutnya.

Lembaga Alkitab Skotlandia

“Kami merasa terhormat memiliki Ratu Elizabeth II sebagai Pelindung kami sejak penobatannya dan hingga akhir hayat telah menjadi satu-satunya Pelindung kami,” jelas Elaine Duncan, Sekretaris Umum Lembaga Alkitab Skotlandia. 

 “Selain mendapat manfaat dari kepemimpinan dan teladan Kristennya yang luar biasa, dia juga telah memberkati kami dengan kehadiran dan dukungannya dengan cara yang lebih spesifik. Dia mengunjungi Bible House di Edinburgh pada tahun 1991 dan baru-baru ini memberi kami kata-kata berikut untuk mendorong orang membaca Perjanjian Baru yang kami terbitkan ketika Commonwealth Games (Pekan Olahraga Negara-negara Persemakmuran) berlangsung di Glasgow. Beliau menyatakan: ‘Perjanjian Baru adalah teks suci yang penting bagi semua orang. Ini tentang kelahiran, kehidupan, kematian dan kebangkitan Yesus Kristus. Doa saya adalah ketika Anda membaca buku ini, Anda akan menemukan banyak hal yang mengilhami saya dan gereja Kristen, di Skotlandia dan di seluruh dunia.’”

Lembaga Alkitab di Irlandia Utara

“Sepanjang umurnya, Ratu Elizabeth II telah menunjukkan komitmen untuk melayani, mencintai orang lain, dan berdedikasi pada tugas. Dia telah menjadi teladan bagi semua orang, sebagai cerminan orang yang hidupnya dipimpin oleh iman dan kecintaannya akan Firman Tuhan,” kata Catherine Little, Sekretaris Umum Lembaga Alkitab Irlandia.

“Perannya dalam proses perdamaian Irlandia Utara, melalui tindakan dan pernyataannya, membantu memulihkan negara kita menjadi seperti sekarang ini.”

Melayani Daripada Dilayani

Ratu Elizabeth boleh dikatakan adalah pemimpin global yang benar-benar unik yang pengaruhnya, termasuk kesaksian Kristennya, telah dirasakan di seluruh dunia. Selain sebagai Ratu Kerajaan Inggris Raya dan Irlandia Utara, ia adalah Kepala Negara di 14 negara lain, dan Kepala Persemakmuran, yang memiliki 54 negara anggota.

Presiden Persekutuan Lembaga-lembaga Alkitab Sedunia (UBS) Pdt. Dr Robert Cunville, yang berbasis di India, telah mengirimkan penghormatan berikut kepada Ratu:

“Setiap tahun saya tidak pernah melewatkan pidato Natal Yang Mulia Ratu. Sebagai Kepala Negara Persemakmuran, di mana India menjadi anggotanya, beliau telah menginspirasi saya dengan pesan-pesan perdamaian dan harapannya. Tetapi saya juga mendengarkan karena dia sering berbagi kesaksian imannya yang menurut saya sangat membesarkan hati. Dalam pesan Natal 2021 dia menyampaikan bahwa ajaran Yesus “telah menjadi landasan iman saya”. Dia tentu saja anak Tuhan yang hidupnya berpegang teguh pada kata-kata Alkitab.”

Dalam pidatonya yang ia sampaikan pada momen-momen Natal, Ratu Elizabeth II memang sering berbagi tentang iman Kristennya. Tema tentang panggilan sebagai pelayan adalah tema yang paling sering dia sampaikan, dan dalam hal ini dia mengambil teladan Yesus sebagai pola hidupnya sendiri.

Dalam siaran Natal 2000, Ratu Elizabeth berbicara tentang meneladani kehidupan Kristus di katedral dan biara, dengan segala kemegahan musik mereka, kaca patri dan gambar. Namun, dia berkata: “ukuran sebenarnya dari pengaruh Kristus tidak hanya dalam kehidupan orang-orang kudus dan religius (di biara), tetapi juga dalam pekerjaan baik yang dilakukan secara diam-diam dan setia oleh jutaan pria dan wanita hari demi hari selama berabad-abad.”

“Penekanan besar Kristus adalah untuk memberikan spiritualitas tujuan praktis.”katanya sambil menambahkan,”Bagi saya ajaran Kristus dan akuntabilitas pribadi saya sendiri di hadapan Tuhan memberikan kerangka di mana saya mencoba untuk memimpin hidup saya. Saya, seperti banyak dari Anda, telah mendapatkan penghiburan besar di masa-masa sulit dari kata-kata dan teladan Kristus.’

Merujuk pada teladan hidup Yesus, dalam pidatonya yang lain Ratu Elizabeth menekankan bahwa 'kebahagiaan dan kepuasan manusia sejati terletak pada kesukaan memberi daripada menerima; lebih banyak melayani daripada keinginan untuk dilayani'. 

Duta Sejati Iman Kristen

“Ratu Elizabeth II telah menjadi duta besar sejati untuk iman Kristen, tidak hanya di Inggris, tetapi di seluruh dunia, termasuk sebagai Kepala Persemakmuran di 54 dari lebih dari 240 negara dan wilayah tempat Lembaga Alkitab kita bekerja,” tambah Direktur Jenderal UBS, Michael Perreau. “Sebagai pemimpin beliau melalui berbagai perubahan dan goncangan yang tidak sedikit, belum lagi tantangan pribadi yang dia hadapi. Namun imannya tetap teguh dan berakar pada Kitab Suci. Ratu Elizabeth adalah pembaca Alkitab setia. Selama bertahun-tahun, berkali-kali dia menyatakan bagaimana ia menemukan inspirasi, bimbingan dan kenyamanan dari halaman-halaman Kitab Suci.” 

Pernah Ratu mengatakan bagaimana Alkitab mengubah kehidupannya “Kita tentu dapat bersyukur bahwa, dua ribu tahun setelah kelahiran Yesus, begitu banyak dari kita yang dapat mengambil inspirasi dari kehidupan dan pesan-Nya, dan menemukan di dalam Dia sumber kekuatan dan keberanian,” katanya.

Diinspirasi teladan hidup Yesus, Ratu Elizabeth II menegaskan: ‘Jantung iman kita tidak berdasarkan pada keasyikan dengan kesejahteraan dan kenyamanan diri kita sendiri,  tetapi berdasar pada pelayanan dan pengorbanan seperti yang ditunjukkan lewat ajaran dan kehidupan nyata dari Dia yang mengosongkan diri, menjadikan dirinya bukan siapa-siapa dan mengambil rupa seorang hamba.'

Di Cape Town bertahun-tahun yang lalu Ratu Elizabeth berdoa: 'Tuhan tolong saya untuk menepati janji saya, dan Tuhan memberkati Anda semua yang mau ambil bagian di dalamnya.' Ratu Elizabeth II telah menyelesaikan ‘pertandingannya’ di dunia dengan baik. Tuan dari Inggris Raya itu sekarang berkumpul dengan Tuan Sejatinya di sorga. 

 

Sumber: Rangkuman dari beberapa artikel di: ubscommunity.org; biblesociety.org. uk; scottishbiblesociety.org