Sederhana Tetapi Sukacita

Sederhana Tetapi Sukacita

(Lukas 2:1-14, BIMK)

Ketika mereka di Betlehem tibalah waktunya bagi Maria untuk bersalin.
Ia melahirkan seorang anak laki-laki, anaknya yang sulung. Anak itu
dibungkusnya dengan kain, lalu diletakkan di dalam palung berisi jerami;
sebab mereka tidak mendapat tempat untuk menginap. Pada malam itu
ada gembala-gembala yang sedang menjaga domba-dombanya di
padang rumput di daerah itu. Tiba-tiba malaikat Tuhan menampakkan
diri kepada mereka, dan cahaya terang dari Tuhan bersinar menerangi
mereka, dan mereka sangat ketakutan. Tetapi malaikat itu berkata,
"Jangan takut! Sebab saya datang membawa kabar baik untuk kalian --
kabar yang sangat menggembirakan semua orang. Hari ini di kota Daud
telah lahir Raja Penyelamatmu yaitu Kristus, Tuhan. Inilah tandanya:
Kalian akan menjumpai seorang bayi dibungkus dengan kain, dan
berbaring di dalam sebuah palung." Tiba-tiba malaikat itu disertai
banyak malaikat lain, yang memuji Allah. Mereka berkata, "Terpujilah
Allah di langit yang tertinggi! Dan di atas bumi, sejahteralah manusia
yang menyenangkan hati Tuhan!" (6-14)

Dalam kesederhanaan bayi Yesus dikandung, pun sewaktu dilahirkan. Hanya
dibungkus dengan kain lampin, tidur beralaskan jerami di dalam sebuah palungan. Tidak
ada yang menyambut Sang Raja, hanya dua anak manusia, Yusuf dan Maria. Keduanya
bukan orang yang berada. Mereka pulang ke kampung halaman, namun tidak ada sanak
keluarga yang menerima, tidak ada rumah yang terbuka bagi mereka. Raja semesta
datang kepada milik kepunyaan-Nya dalam keheningan. Hanya sekelompok gembala
upahan yang tengah berada di padang rumput menjaga kawanan domba, jauh dari
pemukiman yang menerima berita itu. Berita yang dibawa oleh malaikat Tuhan.
Tetapi berita yang dibawa malaikat itu adlah berita sukacita bagi dunia bagi
semua manusia. Sang Raja Penyelamat yaitu Kristus, Tuhan, telah lahir di Betlehem.
Surga menunjukkan sukacita yang besar melalui nyanyian para malaikat yang memuji-
muji Allah.

Berita sukacita yang mendatangkan keselamatan kepada umat manusia datang
dalam kesederhanaan. Itulah mengapa banyak yang menolak berita itu, tidak saja saat
itu, hari ini juga. Sebab bagi mereka yang menolak ini adalah sebuah kebodohan, Raja
yang sederhana dan Tuhan yang jadi manusia. Bagi orang-orang yang menerimanya,
berita itu memberikan sukacita yang sangat besar. Itulah kesederhanaan yang mulia.
Natal memang tidak membutuhkan kemewahan, tidak perlu ada pesta pora, sebab
kegemerlapan bukanlah esensinya. Kesederhanaan Natal akan bercerita lebih banyak
tentang kemuliaan Kristus sehinga manusia tidak kehilangan nilai yang mulia itu.
Kesederhanaan Natal mampu memberikan sukacita yang besar dan penuh, karena
sukacita itu berasal dari Allah Juruselamat, bukan dari kemeriahan ornamen.
Kesederhanaan adalah ungkapan dari kejujuran dan ketulusan hati, tempat di
mana Yesus mau lahir dalam kehidupan kita. Kesederhanaan yang membawa sukacita.


Salam Alkitab Untuk Semua