TUHANKU, PEMULUNGKU

TUHANKU, PEMULUNGKU

 

Pada 11 Agustus 2021 yang lalu beredar video di Youtube yang kemudian menjadi viral.  Percakapan antara Daniel Mananta dan Ps. Yerry Pattinasarany yang cukup menarik. Kesaksian Ps. Yerry yang mengatakan bahwa dia “dipungut” oleh Tuhan dari “tempat sampah” dan didaur ulang oleh Tuhan sehingga menjadi sosok yang seperti dikenal publik sekarang.

Jadi …” tanya Daniel, “Jika kamu harus melukiskan Tuhan dalam hidupmu, Tuhan itu seperti apa?”Pemulung”, jawab Ps. Yerry cepat. “Buat orang-orang seperti aku, pada saat itu, orang tanpa masa depan, tanpa harapan, orang yang ditolak masyarakat, sekolah, gereja, lapangan pekerjaan, cewek, Tuhan itu seperti pemulung yang mengais-ngais tempat sampah dimana kami berada, memungut kami, mendaur ulang, menjadikan kami orang-orang baru …” “Dan sekarang …” Daniel melanjutkan, “Kamu punya karir, sudah menikah, jadi pegiat gereja, penggerak toleransi serta gerakan kemasyarakatan?”. “Betul sekali”, jawab Ps. Yerry.

Di satu sisi kita melihat keberhasilan seorang Ps. Yerry, yang cukup dikenal di kalangan anak-anak muda Kristen di tanah air, bangkit dari Hegena, lembah kekelaman, namun di sisi lain kita melihat ada satu kritik dari anggota gereja terhadap gereja yang hanya “diperuntukkan untuk orang-orang yang rajin ke gereja”. Untuk mereka yang tidak rajin ke gereja serta mempunyai “reputasi” seperti Ps. Yerry di masa lalu, gereja bukanlah tempat yang nyaman, tempat yang “unwelcome”, sehingga Tuhan sendiri perlu turun tangan “memulung” mereka yang terbuang dan menyelamatkannya.

Tentu saja kesaksian Ps. Yerry bukanlah satu-satunya kesaksian iman yang dialami anak-anak muda di dunia.  Kita lihat sosok lain dalam video tersebut, yaitu Daniel Mananta. Sosok yang kita kenal sebagai sosok yang identik dengan “Indonesian Idol”. Orang yang membuat program tv tersebut “hidup”. Bukan itu saja, pernah terjadi pada saat yang bersamaan Daniel menjadi MC pada Indonesian Idol, sekaligus pada acara The Voice. Walaupun selanjutnya ia tidak lagi memandu acara Indonesian Idol yang ia geluti selama 12 tahun itu. Orang pun bertanya-tanya. “Ada apa dengan Daniel?”. Kini Daniel lebih dikenal melalui kanal Youtube “Daniel Tetangga Kamu”, yang mengupas perjalanan spiritual yang menginspirasi dari orang-orang yang berhasil bangkit dari titik terendah dalam hidup mereka.

Apa yang dapat kita serap dari kehidupan dua orang saudara kita tersebut? Muda, tenar, kaya pengalaman spiritual dan mau berbagi. Apa persamaan mereka sehingga mau berbagi? Kesadaran adanya peran Tuhan dalam kehidupan mereka. Mereka berhasil menjadi pribadi yang mampu bangkit dari neraka kehidupan dan berani meninggalkan kekayaan serta puncak ketenaran. Mereka menyadari adanya peran Tuhan dalam kehidupan mereka dan mereka ingin berbuat sesuatu bagi Tuhan dengan melakukan hal-hal yang bermanfaat bagi sesama (thy neighbour, tetangga kamu). 

Persamaan lainnya, mereka sama-sama berasal dari keluarga Kristen. Dibesarkan dalam nilai-nilai kekristenan. Darimana mereka mendapatkan nilai-nilai tersebut? Dari keluarga, dari gereja, dari sekolah dan tentu saja dari Alkitab. Mereka sudah mengenal isi Alkitab sejak kecil. Mereka memahaminya saat mereka remaja. Namun ketika kehidupan menghadapkan mereka pada berbagai prioritas, ada banyak pilihan dan keputusan. Namun pada saat yang tepat Tuhan menjumpai mereka lagi dan mengingatkan mereka akan nilai-nilai hakiki yang melandasi hidup mereka yang sudah mereka kenal sejak kecil. Mereka dipulihkan sebagai sosok yang segambar dan sesuai dengan peta teladan Allah.

Alkitab, melalui surat Yakobus 1:22 mengingatkan kita, “Tetapi kamu hendaknya menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja, sebab jika tidak demikian kamu menipu diri sendiri.” Dua Saudara kita sudah memberi teladan bagaimana mereka sebagai generasi muda menjadi pelaku-pelaku firman. Firman yang telah mereka fahami sejak remaja, namun pada kematangan usia mereka mereka menyadari peran mereka sebagai pelaku-pelaku firman. Tuhan menjumpai mereka melalui berbagai cara, dalam sosok sebagai pemulung, dalam sosok sebagai komunikator, dll. Dalam sosok apa Tuhan menjumpai saya dan Saudara secara pribadi? Itu rahasia kita. Tetapi yang terpenting, jangan lupakan Firman Tuhan, karena itulah nilai-nilai hakiki yang melandasi kekehidupan kita. 

Berdasarkan kesaksian Saudara kita di atas, ada hal menarik yang dapat kita refleksikan. Dalam hidup ini diperlukan keterbukaan untuk menerima uluran tangan Tuhan dan keberanian untuk berubah. Tentu saja prosesnya panjang dan bisa sangat menyakitkan. Pengalaman hidup bisa saja membuat seseorang menjauh dari Tuhan, merasa “tidak diterima” dan dianggap sebagai “sampah yang tidak berguna” oleh keluarga dan orang-orang disekitarnya, bahkan ingin mengakhiri hidup karena merasa tidak memiliki harapan dan cinta. Namun, ada Sosok yang juga seringkali terlupakan oleh orang-orang di dunia ini, yaitu TUHAN. Dia yang dalam kerendahan-Nya mau menjumpai orang-orang yang “terbuang”, menjadi Pemulung yang mengorek-ngorek sampah yang bau dan kotor serta meraih dan “mendaur ulang” hidup kita dengan Cinta. IA memberi kita kesempatan kedua untuk memperbaiki diri dan dipulihkan. Karena apa yang dianggap sampah oleh dunia, di mata TUHAN adalah harta yang sangat berharga. Itulah kita.

Untuk sampai pada kesadaran itu, tentu saja kita perlu mengenal siapa Sang Pemulung yang baik hati itu melalui Firman-Nya. Membaca Alkitab dan menjadi pelaku-pelaku firman TUHAN. So, guys….Ayo baca Alkitab. Jangan hanya menjadi pendengar saja tetapi juga menjadi pelaku Firman dan menjadi berkat bagi banyak orang, selagi kita masih muda dan produktif, katakan “Gw muda, gw baca Alkitab dan gw melakukannya”


Pdt. Sri Yuliana