Upaya Menjaga Kemurnian Teks Alkitab Tetap Terjaga.

Upaya Menjaga Kemurnian Teks Alkitab Tetap Terjaga.

Menurut Deputi Fasilitasi Hak Kekayaan Intelektual (HKI) dan Regulasi Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Ari Juliano Gema, Indonesia termasuk salah satu negara dengan tingkat pembajakan tinggi dengan kerugian yang diakibatkannya mencapai angka triliunan rupiah. Hal ini disebabkan karena masih rendahnya kesadaran masyarakat terhadap penghargaan HKI orang lain.

Di era industri 4.0,  kasus pembajakan HKI yang sering terjadi adalah pembajakan buku, lagu, software dan aplikasi. Karena itu pada Senin, 7 Oktober 2019, Lembaga Alkitab Indonesia (LAI) berinisiatif mengundang penerbit-penerbit Kristen seperti; Penerbit Andi, BPK Gunung Mulia, Yamuger, Kanisius, Bina Kasih, PPA Perkantas, dan LAI selaku pengundang, guna membahas bersama-sama tentang permasalahan HKI.

Sebelum sesi utama, LAI terlebih dulu menjelaskan kesiapannya dalam menghadapi era distruption, khususnya menjaga kemurnian teks terjemahan Alkitab dan masalah hukum yang mengikutinya, seperti royalty dan copy right. Untuk menjaga naskah terjemahan Alkitab tetap otentik, LAI akan memeriksa setiap naskah terjemahan Alkitab, baik yang akan dicetak maupun yang akan diupload ke berbagai platform digital. Perlu diketahui saat ini, di PlayStore dan Appstore terdapat lebih kurang 200 pengembangan penyedia aplikasi Alkitab yang isi teksnya di luar tanggung jawab LAI. Dan baru 20 pengembangan aplikasi Alkitab yang sudah bekerjasama dengan LAI. Lewat kesempatan ini LAI mengajak semua pengembang aplikasi Alkitab tersebut untuk berkolaborasi dengan LAI. Tujuannya agar semua naskah Alkitab yang digunakan terlindung kemurniannya, sehingga umat yang menggunakan Alkitab LAI benar-benar mendapat naskah Alkitab dari sumber yang otentik.

Ada hal penting yang dapat disimpulkan dari pertemuan tersebut, antara lain: para perwakilan penerbit yang hadir merekomendasikan agar dapat mengaktifkan kembali Persekutuan Literatur Kristen Indonesia (PLKI) yang akan berperan sebagai payung hukum bagi penerbit Kristen. Hal lain yang perlu didiskusikan kembali adalah  melakukan penindakan atas kasus pelanggaran Hak Cipta, sehingga dapat menimbulkan efek jera kepada para pelanggar Hak cipta. Kenapa kasus-kasus pembajakan buku pun harus mendapatkan perhatian khusus, karena jika terus-menerus dikesampingkan, efek jangka panjangnya dapat menurunkan produksi buku dan menurunkan kreativitas menulis, serta mematikan industri penerbitan.