// //

ZAITUN

ZAITUN

 

Zaitun merupakan salah satu pohon yang paling berharga bagi orang Ibrani kuno. Zaitun disebut pertama kali dalam Kejadian 8:11, sewaktu burung merpati kembali ke bahtera dengan membawa sehelai daun zaitun pada paruhnya. Pohon zaitun merupakan pohon kecil dengan daun hijau kelabu yang menghasilkan buah berbiji keras. Pertumbuhannya sangat lambat, butuh tiga puluh tahun untuk menjadi dewasa, namun dapat hidup selama ratusan tahun. Batangnya berbelit dan banyak dahannya, buahnya berwarna hijau dan berubah menjadi hitam setelah matang. Biarpun nama latin botani zaitun adalah ‘Olea europaea, tetapi asal pohon itu dianggap dari Asia Barat.

Pohon zaitun ditanam untuk diambil minyaknya yang dipakai untuk memasak. Minyak zaitun juga dipakai sebagai bahan bakar untuk lampu, merawat rambut dan kulit serta untuk upacara-upacara agama di zaman Israel kuno. Kayu pohon zaitun diukir dan dipoles untuk membuat benda-benda yang indah, seperti Kerub dan pintu di Bait Suci yang dibangun Raja Salomo (1 Raj. 6:23-35). Tinggi kedua kerub itu 10 hasta (4,5 m) dan panjang sayapnya masing-masing 5 hasta maka diperkirakan bahwa kerub itu dibuat dengan menggunakan beberapa pohon zaitun yang disusun menjadi satu.

Buah zaitun matang pada permulaan musim gugur dan dipanen menjelang akhir November. Cara primitif memanen buah zaitun yakni pohonnya digoncang-goncang atau dipukul dengan galah serta buahnya disisakan untuk orang asing, anak yatim dan janda (Ul. 24:20). Alkitab mencatatkan bahwa pohon zaitun tumbuh subur di tanah Kanaan (Palestina – saat ini), baik di hutan, di antara bebatuan, di lereng bukit, bahkan yang dipelihara di dalam kebun (Ul. 8:7-9).



*Dari berbagai sumber