ZOOMRIA SERI 3

ZOOMRIA SERI 3

8 Oktober 2021

Sahabat Alkitab, Jumat 8 Oktober ini  kita kembali berjumpa dengan Zoomria. Yaitu tempat berkumpul, bermain, belajar Firman Tuhan sambil  memuji Tuhan bagi anak-anak Sekolah Minggu dari seluruh Nusantara. Acara ini rutin diselenggarakan oleh LAI setiap bulan. Seperti halnya di bulan-bulan sebelumnya, Zoomria dipandu oleh Kakak Mary Jones yang kali ini ditemani Kakak Dokter Gideon. 

Kali ini Kakak Mary Jones ternyata sedang sakit. Ia mengalami batuk-batuk. Sakitnya tambah parah karena ia tidak suka minum obat yang rasanya pahit. Maka, Kak Gideon kemudian dengan sabar membantu Kak Mary Jones memahami manfaat dari obat, selain itu juga mengajak berdoa memohon kesembuhan dari Tuhan. 

Firman Tuhan dibawakan oleh Kak Wawan (Purnawan Kristanto) dengan mengangkat tema “Mujizat dari Genesaret” yang terambil dari Markus 6:53-56. Ada beberapa tokoh yang membantu Kak Wawan dalam menceritakan tema ini, seperti Paktu, Alissa, dan Ibunya.

Paktu memulai kisahnya dengan memperkenalkan daerah Genesaret yang subur dan tanahnya baik untuk ditanami karena mudah berbuah. Di pinggir danau tersebut ada rumah kecil. Di sana tinggal Bapak Yassir dan Ibu Safar dan anak perempuannya Alisa yang periang dan ramah. Alisa yang ternyata tuna netra dan mulai bertanya kenapa dia bisa buta kepada mamanya. Mamanya menjelaskan mungkin karena dosa, atau gangguan setan. Di tengah segala kekurangannya Alisa menerima keadaannya. Yang terpenting dia bersyukur memiliki keluarga yang baik dan memperhatikannya. Bagi dia itu sudah cukup. Alisa bersama teman-teman sebayanya biasa bermain di tepi danau Genesaret. 

Saat sampai di Genesaret ternyata banyak pohon yang tumbang dan bunga mawar yang pada patah. Apa yang sebenarnya terjadi? Alisa teringat kalau semalam itu ada angin topan yang menerjang daerah sekitar danau Genesaret. Pikirnya mungkin itu yang menyebabkan musibah ini. Lalu akhirnya teman-temannya lebih memilih untuk main petak umpet. 

Alisa yang tuna netra tidak bisa ikutan karena kekurangannya. Dia menunggu dengan sabar teman-temannya yang sedang bermain petak umpet. Lalu tiba-tiba ada seorang pria dewasa yang tampaknya baru pulang melaut. Alisa menjelaskan kepada pria tersebut mengapa ia berdiri menunggu. Ternyata pria itu adalah Yesus. Yesus dengan cara yang ajaib membantu Alisa mampu melihat kembali. Alisa pun merasa kegirangan karena dia sudah bisa melihat. Ia pamit pulang ke rumah untuk menyampaikan kabar sukacita kepada kedua orangtuanya. Ibunya semula tidak percaya, dia mencoba menggerakan tangannya agar diikuti oleh Alisa. Ibunya pun bersorak gembira melihat mukjizat. Ternyata ibunya pun pernah melihat Yesus di Kapernaum yang saat itu mengusir setan dan bahkan membangkitkan anak yang mati. Alisa pun mengajak  ibunya untuk mengabarkan kabar baik ini ke semua orang. 

 Setelah mendengar cerita, anak-anak diajak diajak untuk kembali melakukan aktivitas sebagai bagian dari pemahaman Firman Tuhan yang sudah didengar sebelumnya. Mereka diminta untuk menyediakan piring, gunting dan kertas. Kertasnya kemudian dilipat dan menjadi bunga kemudian menulis setiap penyakit-penyakit yang pernah dialami mereka. Di tengah-tengah dari bunga tersebut ditulis besar-besar kata “sembuh.”  Tuhan Yesus sebagai air kehidupan (air di piring tadi) yang akhirnya menyembuhkan penyakit.

Menjelang pukul setengah 6 petang acara Zoomria berakhir. Zoomria selanjutnya akan kembali hadir nanti di bulan November. Meskipun pandemi belum juga berlalu, melalui Zoomria, semoga anak-anak tetap bisa bermain, bersekutu dan menikmati pembelajaran firman Tuhan melalui berbagai cara yang menyenangkan bersama banyak teman dari seluruh Indonesia.