Sebuah teguran pada umumnya menimbulkan ketidaknyamanan bagi orang yang menerimanya. Hal ini disebabkan peran yang dijalankan oleh teguran, yakni mengganggu kenyamanan seseorang atas sesuatu hal keliru yang sudah biasa atau sedang ia lakukan, baik secara sadar maupun tidak. Meski demikian, sebuah teguran yang baik selalu berpotensi untuk membawa perubahan baik pada diri orang yang bersedia untuk menginstrospeksi dirinya. Hal ini berlaku di dalam lingkup profesionalisme, berelasi antar sesama manusia, maupun hidup beriman dengan TUHAN.
Salah satu contoh tentang peran sebuah teguran yang baik muncul dalam perikop ini, lebih tepatnya teguran yang sudah pernah Paulus utarakan kepada jemaat di Korintus. Paulus sangat menyadari bahwa teguran yang ia berikan itu telah menimbulkan dukacita pada diri jemaat, dalam artian melukai perasaan, ego maupun mengganggu kenyamanan mereka yang sedang menghidupi kekeliruan dalam cara hidup beriman. Namun, teguran itulah yang diperlukan jemaat agar mereka dapat segera kembali kepada perspektif iman yang sehat. Bahkan, secara lugas Paulus menuliskan bahwa, “…dukacitamu itu adalah menurut kehendak Allah, sehingga kamu sedikit pun tidak dirguikan oleh karena kami. Sebab dukacita menurut kehendak Allah menghasilkan pertobatan yang membawa keselamatan dan yang tidak akan disesalkan…”. Dengan kata lain, sebuah teguran yang meresahkan diri akibat penyingkapan terhadap kekeliruan cara pandang maupun gaya hidup justru membawa kepada pertobatan.
Sahabat Alkitab, tulisan Paulus pada hari ini tidak hanya menjadi sebuah pengajaran teguran akan hidup jemaat di Korintus tetapi juga mejadi sebuah ajakan bagi setiap umat TUHAN untuk mengevaluasi diri dalam menerima berbagai teguran yang sehat. Teguran yang sehat diperlukan agar kita tidak justru terhanyut dalam derasnya arus kehidupan yang dapat menjauhkan kita dari nilai-nilai kebenaran firman TUHAN. Dari mana kita mendapatkan teguran yang sehat tersebut? Pertama, tentu saja dari Alkitab yang selalu tersedia untuk kita akses. Kedua, dari kehadiran setiap orang yang kita temui, entah sengaja maupun tidak direncakan. Ketiga, melalui berbagai peristiwa yang terjadi dalam kehidupan kita, entah yang menyenangkan maupun yang menyebalkan sekalipun. Terdapat banyak cara teguran yang sehat muncul pada diri kita, persoalannya adalah apakah kita mau menerimanya?