ALKITAB

Lembaga Alkitab Indonesia selalu mendukung kebutuhan rohani anda, termasuk di dalam pembacaan Alkitab digital maupun harian. Mari bersama menumbuhkan iman kita kepada Tuhan.

Bacaan Dan Renungan Harian Selasa, 30 Mei 2023

Bacaan Dan Renungan Harian Selasa, 30 Mei 2023

Pertobatan Bukan Untuk Ajang Coba-coba

Yeremia 34:15-22

 
Para pemimpin kerajaan Yehuda beserta segenap pemuka agama dan seluruh rakyat memang tidak ingin mengalami pembaharuan hidup. Mereka pun masih tidak menganggap relasi bersama Tuhan sebagai hal yang paling penting, yang sangat berpengaruh terhadap masa depan bangsa mereka maupun terhadap nilai sejati dari identitas mereka sebagai umat Tuhan. Hal ini dibuktikan melalui pelanggaran komitmen yang mereka lakukan, untuk kesekian kalinya, kepada Tuhan. Keputusan untuk melakukan pertobatan melalui berbagai sikap hidup yang telah mereka haturkan kepada Tuhan pun tidak jadi mereka wujudkan. Komitmen untuk membebaskan para saudara mereka dari situasi perbudakan telah mereka batalkan secara sepihak. Alhasil, mereka pun harus mengalami situasi hidup yang semakin menyulitkan mereka.

Nampaknya, Zedekia beserta para imam dan seluruh rakyat Yehuda sudah merasa ‘di atas angin’ ketika Tuhan memberikan jaminan di tengah situasi yang sangat mencekam pada saat itu. Namun, mereka terlupa bahwa jaminan itu tidak dapat mereka respons dengan sikap yang serba tanggung. Alhasil, jaminan yang sebelumnya tersedia dengan begitu nyata di hadapan mereka pun harus menguap menjadi ide belaka akibat perilaku iman mereka yang tidak berkomitmen. Mereka luput untuk memahami bahwa jaminan itu ditawarkan sekaligus dengan ajakan untuk berkomitmen dalam proses pertobatan yang sejati di hadapan Tuhan.

Sahabat Alkitab, firman Tuhan pada hari ini semestinya sangat cukup untuk kita renungkan sebagai landasan untuk memahami pentingnya nilai pertobatan di hadapan Tuhan. Pertobatan merupakan keputusan iman yang menuntut komitmen dan keseriusan untuk menghasilkan restorasi hidup yang sesuai dengan kehendak Tuhan. Kita tidak selayaknya mengambil keputusan untuk bertobat hanya karena suasana hati yang berubah sesaat, namun justru terlena dengan kenikmatan keberdosaan berikutnya. Jadi, apakah anda siap menjalani pertobatan yang sejati?