AKU MAU!

AKU MAU!

Setiap tanggal 21 April, bangsa Indonesia merayakan Hari Kartini. Terlepas dari polemik yang bermunculan berdasarkan fakta sejarah mengenai kepahlawanan R.A Kartini, tak dapat kita sangkal bahwa semangat yang terus digaungkan melalui sosok R.A Kartini masih terus menjiwai kehidupan masyarakat Indonesia. Semangat ini terus mengingatkan kepada kita bahwa sesungguhnya tidak ada alasan apapun yang dapat menghambat kita untuk bangkit dan mencapai kebebasan, selain diri kita sendiri.

Kemauan yang kuat untuk melakukan perubahan adalah dasar yang paling hakiki dari diri manusia. Itu sebabnya dalam salah satu pernyataannya, Kartini mengatakan, “Tahukah engkau semboyanku? Aku mau! Dua patah kata yang ringkas itu sudah beberapa kali mendukung membawa aku melintasi gunung keberatan dan kesusahan. Kata "Aku tiada dapat!" melenyapkan rasa berani. Kalimat "Aku mau!" membuat kita mudah mendaki puncak gunung."

Yang menarik adalah dua kata “Aku mau!” ini juga menjadi jawaban yang paling ditunggu oleh Yesus tatkala Ia menyembuhkan seorang yang sakit lumpuh di Kolam Betesda (Yoh. 5:1-18). Makna dibalik pertanyaan Yesus kepada orang itu “Maukah engkau sembuh?” (ay.6) menunjukkan bahwa Tuhan sangat ingin mendengar keinginan kita secara jujur. Sekalipun orang yang sudah sakit selama 38 tahun itu tidak menjawab pertanyaan Yesus secara eksplisit, namun Yesus dapat melihat betapa besar niat dan perjuangan orang itu untuk sembuh.

Situasi sulit yang melanda bangsa kita saat ini, nampaknya menggugah kembali tekad dan niat kita untuk keluar dari situasi sulit tersebut. Kita ditantang untuk berani memberikan jawaban yang sama seperti yang R.A Kartini sampaikan, “Aku mau!” Kalimat “Aku mau” akan membawa kita pada kesadaran untuk berjuang bersama mengatasi situasi ini dan bersama-sama mencapai keberhasilan. Dibalik perjuangan kita ada Tuhan yang turut bekerja.  Selamat Hari Kartini.