"APA MISSIO DEI DI TENGAH PANDEMI?

Sapaan LAI

Sahabat Alkitab yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus.

Banyak kondisi yang di luar kendali kita dan tak mampu kita tolak. Salah satunya adalah pandemi Covid-19. Bahkan secara global merupakan kondisi yang menghadirkan ketidakpastian. Di balik itu semua ada misi Allah yang harus dijalankan umat beriman. 

Sejak Maret 2020 ada satu sahabat saya yang hampir setiap minggu, bahkan kadang beberapa kali dalam seminggu memberitakan kabar duka cita melalui akun Facebooknya. Saking seringnya, kadang saya spontan berujar dalam hati saat membuka akun Facebook dia: "Siapa lagi nih yang wafat, sambil bersiap mengetik ungkapan belasungkawa."

Di beberapa Grup WA yang saya masuk di dalamnya, setali tiga uang, selalu saja kabar dukacita berseliweran. Kadang kabar dukacita karena wafatnya tokoh terkenal, yang lalu menjadi viral. Tidak jarang kabar dukacita karena wafatnya seorang kakek, nenek, orang tua, om, tante, anak, keponakan, dan handai taulan anggota grup WA yang saya tidak kenal. 

Segala macam profesi nyaris tidak ada yang terlewat terkena hantaman Covid-19. Pengacara, politisi, dokter, perawat, menteri, gubernur, bupati, walikota, camat, lurah, pedagang, konsultan, pegawai swasta, ASN, tentara, polisi, satpam, bankir, rohaniawan, sampai orang biasa, sudah banyak yang "lewat" karena Covid-19.

Kekhawatiran, kecemasan, kebingungan, ketakutan, kekalutan, bahkan ada yang sampai stress berat, adalah fenomena tekanan psikologis yang banyak dialami umat di tengah pandemi.  Persoalan hidup yang sudah menumpuk, ditimpa lagi dengan hantaman pandemi Covid-19. "Abot, lan angel" kata orang Jawa, yang berarti berat dan sulit.

Adik kandung saya dan suaminya serta anaknya terinfeksi Covid-19, yang akhirnya menjadi jalan Tuhan memanggil adik ipar saya di bulan April lalu. Dalam waktu yang hampir sama tiga keponakan saya masuk rumah sakit karena Covid-19. Kedukaan menghunjam dalam lingkar kerabat terdekat. Lebih ironis lagi, sampai saat ini saya belum bisa menemui mereka langsung karena larangan protokol kesehatan.

Berbagai kajian teologis dilakukan untuk menemukan dimensi kebijaksanaan dalam menyikapi fenomena disrupsi pandemi yang mengancam kehidupan global. Kerapuhan dan kefanaan manusia di satu sisi menjadi kekuatan untuk bersandar kepada Sang Maha Kuat, yang juga pernah rapuh tersalibkan. Kapasitas dan kapabilitas manusia di sisi lain, menjadi pendorong untuk mencari berbagai solusi atas hantaman pandemi ini.

Berbasis perwujudan visi Allah "langit baru bumi baru, penuh damai sejahtera dimana Allah bertahta" maka setiap umat beriman memiliki misi yang sama: turut serta mewujudkan damai sejahtera di bumi dalam kapasitas dan kapabilitas masing-masing.

Dalam skala individu, masing-masing kita yang juga sebagai penyintas pandemi Covid-19, tidak ada pilihan lain kecuali terus bersandar kepadaNya. Agar kasih karunia Allah selalu hadir dalam sanubari dan keseharian nafas hidup kita. Setelah itu kita harus pancarkan kasih karunia-Nya kepada sesama. Itulah bentuk "missio Dei" misi Allah di tengah pandemi melalui kita sebagai anak-anakNya.

Lembaga Alkitab Indonesia sebagai entitas pembawa kabar baik, juga Tuhan pakai untuk selalu hadir dalam keseharian umat. Melalui kehadiran LAI setiap hari dalam berbagai bentuk program, Allah juga melawat umat yang dikasihiNya. Semuanya demi menguatkan dan memberikan penghiburan sejati kepada semua umat agar tetap berpihak kepada kehidupan yang adalah karunia dariNya.

Salam Alkitab untuk Semua.

Dr. Sigit Triyono