"DOA, SPIRITUALITAS, DAN KEBANGSAAN"

Sapaan LAI

Sahabat Alkitab yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus.

Doa yang dipanjatkan sendiri, berdua, berkelompok dan atau secara massal merupakan ekspresi spiritualitas umat yang merindukan Tuhan. Baik dalam urusan pribadi, kelompok maupun kebangsaan.

Saat saya masih aktif ber-GMKI (Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia), di Yogyakarta pada 1984-1989, sejak Masa Perkenalan dan Penerimaan Anggota (Mapper), sudah diarahkan untuk mengekspresikan doa dalam aksi konkret untuk sesama. Nuansa selanjutnya adalah aksi-refleksi-aksi yang menekankan hubungan vertikal dan horizontal.

Doa tidak berhenti pada ucapan, tetapi mewujud dalam aksi konkret sebagai realisasi mengasihi sesama. Tuhan adalah Sang Kepala "Gerakan" yang memberikan arahan kemana harus melangkah. Tiga Medan pelayanan: Gereja, Perguruan Tinggi dan Masyarakat menjadi ajang ekspresi spiritualitas doa bagi GMKI.

Meski sudah tidak ber-GMKI, semangat untuk mendoakan dan melakukan aksi konkret bagi sesama masih terus melekat dalam benak saya. Itulah mengapa akhirnya aktivitas saya juga tidak jauh-jauh dari urusan Gereja dan urusan dunia praktis profesional.

Tahun 2003 saya pernah berdoa demikian: "Tuhan, utuslah saya ke Papua agar dapat berjumpa langsung dengan umat-Mu disana." Dua tahun kemudian, Agustus 2005, saat saya hampir lupa dengan doa saya, seorang sobat dari Wahana Visi Indonesia (WVI) mengontak saya: "Git, apakah kamu bisa membawakan sesi pelatihan manajemen tiga hari di Wamena Papua?" Saya tentu tidak menolak, bahkan sangat bersemangat dengan tawaran ini, karena dalam hitungan detik saya teringat akan doa saya.

Sejak saat itulah saya sering sekali bolak-balik pelayanan ke Papua. Kadang sampai pada titik "lelah" lahir dan batin karena saking banyaknya tantangan, baik fisik maupun mental. Dalam hati saya berguman: "Saya diberi lebih dari yang saya minta kepada Tuhan. Saya tentu harus sangat bersyukur dan terus taat kepada-Nya." 

Sejak Maret 2020 ketika pandemi Covid-19 menghantam Indonesia, Doa Bagi Bangsa dikumandangkan LAI melalui Layanan voicenote sekira tiga menit setiap harinya. Rutin disebarkan melalui saluran WA dan Alkitab Siniar (Podcast LAI). Sudah lebih dari 389 hari Doa Bagi Bangsa dikumandangkan. Bukan doa yang ditujukan untuk diri sendiri, tetapi doa bagi bangsa Indonesia yang sedang menghadapi situasi pandemi Covid-19.

Doa adalah ekspresi spiritualitas orang beriman. Mengasihi Allah dan sesama menjadi mandat abadi yang harus dijalankan melalui doa dan aksi nyata. Sesama bukan hanya dipahami untuk kalangan terbatas dan eksklusif. Sesama adalah juga bangsa Indonesia, dan bahkan semua ciptaan-Nya.

Semuanya didorong oleh Kasih yang asalnya dari Tuhan yang sudah lebih dulu mengasihi kita semua. Tak ada alasan untuk tidak melangkah mewujudkan doa dalam bentuk konkret di keseharian hidup melalui profesi dan pelayanan kita.

Salam Alkitab untuk Semua.

Dr. Sigit Triyono