Hocus Pocus akar kata Hoaks

Hocus Pocus akar kata Hoaks

Sebelum kita berniat berperang melawan hoaks. Hendaknya kita mengerti dulu asal-usul dari hoaks itu sendiri.

Kata hoaks muncul pertama kali pada abad ke-18 Oxford English Dictionary pertama kali mengutip kata hoaks sebagai kata kerja pada 1796, yang tertuang dalam kamus Grose’s Classical Dictionary of the Vulgar Tongue: “Hoaxing, bantering, ridiculing. Hoaxing a quiz; joking an odd fellow. University wit,”. Kata hoax dikonotasikan sebagai kebohongan atau tipuan yang dilakukan dengan sengaja.

Para ahli bahasa menduga, hoax berkembang dari kata hocus yang pada abad ke-17 yang berasal hocus pocus  merupakan sebutan untuk trik atau tipuan yang kerap dipertunjukkan oleh penyihir atau pesulap atau juggler. Dengan ketrampilan tangan dan mengolah benda yang cekatan, pesulap kala itu sukses menipu penonton dengan triknya. Maka tak heran pada 1620-an, pesulap kala itu kerap dipanggil dengan nama panggilan hocus. 

Sedang hoaks, menurut Kamus Besar bahasa Indonesia Edisi V mempunyai arti berita bohong. Seiring dengan kemajuan dunia komunikasi, hoaks kerap diperbincangkan di media massa maupun media sosial, karena dampaknya yang dianggap dapat meresahkan publik, dengan informasi yang tidak bisa dipastikan kebenarannya.

Hampir setiap hari banyak media pemberitaan, khususnya di media sosial banyak yang menyebarkan hoaks atau pemberitaan palsu. Sikap kita untuk tidak langsung percaya dan menggali informasi lebih jauh, jangan mudah terprovokasi dan jadilah warganet yang cerdas.