IMPOR-EKSPOR & PEMBAYARAN BARANG DAGANGAN ISRAEL KUNO

IMPOR-EKSPOR & PEMBAYARAN BARANG DAGANGAN ISRAEL KUNO

 

Karena Israel terletak di persimpangan jalan antara Mesopotamia, Siria, Asia Kecil, dan Mesir, orang Israel dengan segera dapat terlibat dalam perdagangan dengan bangsa-bangsa lain. Impor tetap Israel yang terutama adalah hasil pertanian, seperti minyak zaitun, air anggur, dan gandum (1 Raj. 5:11, Yeh. 27:17). Mereka juga menghasilkan dan mengekspor kacang kering (seperti Pistasio dan kenari), wangi-wangian, dan rempah-rempah (Kej. 43:11). Hasil lain yang penting ialah kurma, buah ara, bulu domba, dan pakaian yang terbuat dari wol.

Israel mengimpor bahan baku seperti kaleng, perak, timah, tembaga, besi, emas (1 Raj. 10:10-12), dan kayu (1 Raj. 5:6-9). Kain lenan putih (kain halus terbuat dari tumbuh-tumbuhan rami) mungkin secara tetap datang dari Mesir dan Siria, sedangkan kain wol ungu dan pakaian datang dari Fenisia. Walaupun orang Israel membuat keramik, mereka mengimpor juga keramik khusus dari pulau Siprus dan Yunani. Batu permata, gading, rempah-rempah, dan barang-barang lainnya datang di Israel melalui kafilah-kafilah unta melintasi padang gurun dan melalui laut dari bagian selatan Arab, Etiopia, dan India (1 Raj. 10:2, 10, 22).

Sebagaimana perdagangan berkembang di Israel pada masa pemerintahan Salomo, begitu juga penggunaan emas dan perak sebagai alat pembayaran barang-barang. Pada sekitar waktu ini, para pedagang dan suatu kelompok khusus penukar uang mulai menimbang dan menguji potongan-potongan emas dan perak untuk menentukan nilai dan kemurnian barang-barang tersebut. namun, menukarkan satu jenis barang dagangan dengan barang dagangan lainnya tetap menjadi cara utama melakukan bisnis.

Sebagaimana sudah dibicarakan sebelumnya, penggunaan uang (uang logam cetakan) dimulai di Palestina ketika orang Persia memerintah di sana (530-330 SM). Dirham emas, syikal perak, dan mina digunakan untuk membeli dan menjual barang (Neh. 5:15). Uang logam yang beredar berasal dari banyak tempat berbeda. Bahkan Yehuda, provinsi Persia, diberi izin untuk membuat uang logam perak mereka sendiri. Sesudah orang Yahudi memperoleh kemerdekaan di bawah dinasti Makabe (164 SM), mereka juga membuat uang logam mereka sendiri.

Pada masa Yesus, uang logam Romawi adalah satu-satunya bentuk uang yang dapat digunakan untuk membayar pajak kepada pemerintah Romawi (Luk. 20:20-26), walaupun uang logam dari negara-negara lain digunakan juga dalam pembelian dan penjualan. Walaupun Alkitab tidak memberikan gambaran lengkap tentang cara ekonomi lokal berfungsi, Alkitab menyebutkan bahwa pekerja dibayar dengan upah harian (Mat. 20:1-2), dan menjelaskan persyaratan untuk membayar pajak tahunan Bait Allah (Mat. 17:24-27). Ayat-ayat ini mungkin menunjuk kepada satu dinar, uang logam dari Kapadokia. Mungkin juga ini adalah uang logam yang disebutkan oleh Yesus dalam Mat. 22:19. Tiga puluh keping perak yang dibayarkan kepada Yudas untuk menolong para penguasa menangkap Yesus (Mat. 26:15) mungki adalah jumlah upah buruh biasa untuk sekitar empat bulan kerja.

 

Sumber: Alkitab Edisi Studi