Kasih Kristus Harus Tercermin Dalam Setiap Kerja Kita

Kasih Kristus Harus Tercermin Dalam Setiap Kerja Kita

 

"Hai hamba-hamba, taatilah tuanmu yang di dunia dengan takut dan gentar, dan dengan tulus hati, sama seperti kamu taat kepada Kristus." (Efesus 6:5)

Setiap tanggal 20 Februari telah  ditetapkan menjadi Hari Pekerja Nasional. Adalah Presiden Soeharto yang pertama kali menetapkannya dan bertujuan untuk menumbuhkan jati diri serta kebanggaan untuk para pekerja di Indonesia. Lalu siapa yang disebut pekerja sebenarnya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pekerja (1) n orang yang bekerja. (2) n orang yang menerima upah atas hasil kerjanya; buruh; karyawan. Artinya setiap orang yang bekerja dan menerima upahnya atas hasil kerja (karya dan karsa) akan disebut pekerja.

Sahabat Alkitab, bahwa Allah Sang Pencipta adalah pribadi yang bekerja dan mencipta langit bumi dan segala ciptaan-Nya. Demikian juga dengan Yesus Kristus dalam wujud-Nya sebagai manusia adalah Manusia yang bekerja, Ia mengabarkan Injili, mengajar, melakukan banyak mukzijat, memberi makan, menyembuhkan, dan seterusnya. Sebagai murid-Nya kita juga dituntut juga melakukan pekerjaan seperti yang dilakukan Kristus.  Bacaan kita di atas, dari surat Paulus yang ditujukan kepada jemaat di Efesus, juga menekankan tentang pekerjaan. Bahwa setiap orang Percaya hendaknya menganggap pekerjaan yang dilakukan adalah tugas suci. Untuk itu hal yang perlu diimani pada saat bekerja, kita bekerja bukan hanya untuk pemilik atau pimpinan semata, tetapi juga untuk memuliakan Tuhan Yesus. Dialah yang dimuliakan.

Pada Hari Pekerja Nasional ini kita, orang Percaya juga diingatkan kembali, bahwa semua pekerjaan yang kita lakukan haruslah dapat menjadi sarana kesaksian bagi kita untuk mencerminkan kasih Kristus kepada orang-orang di sekitar kita. Sudahkah kasih Kristus tercermin dalam pekerjaan yang kita lakukan setiap hari?