“Kedamaian yang Transformatif”

“Kedamaian yang Transformatif”

Minggu Adven 4 (Lukas 1:39-55) 

Sahabat Alkitab, menurut anda apa itu ‘kedamaian’? Pertanyaan ini menjadi sangat relevan untuk kita gumuli di minggu keempat Adven yang bertema ‘damai’. Setiap orang tentu dapat memberikan definisinya masing-masing tentang arti damai berdasarkan pengalaman iman dan segala konflik atau pun pergumulan yang dimiliki. Namun, pada saat ini kita akan berusaha untuk memaknai kata ‘damai’ berdasarkan Lukas 1:39-55 sebagai bentuk persiapan di minggu terakhir sebelum menyambut lahirnya Sang Juruselamat.

Setiap umat percaya tentu sepakat untuk menerima pernyataan bahwa kelahiran Yesus Kristus menghadirkan damai di tengah dunia. Namun, damai yang seperti apa dan bagaimana? Inilah yang perlu kita cermati bersama sehingga makna ‘damai’ dari datangnya Yesus Kristus dapat menjadi bagian yang hidup dalam setiap orang percaya. Pertama, kita perlu menyadari bahwa kedamaian itu meresap ke dalam hati setiap manusia yang menyambut serta menerima kedatangan-Nya. Hal inilah yang menimbulkan adanya trasnformasi pada diri setiap orang yang mempersiapkan hati untuk menyambut kedatangan Yesus Kristus. Kedua, kedamaian dari hadirnya Sang Juruselamat tidak hanya berlaku secara personal, melainkan juga secara komunal dalam lingkup yang luas. Hal ini dapat kita maknai berdasarkan nyanyian syukur Maria yang menunjukkan bahwa kedamaian yang adalah bagian dari datangnya Yesus Kristus, bukan hanya hadir dalam diri Maria secara personal tetapi juga membawa transformasi di tengah dunia.

“Ia memperlihatkan kuasa-Nya dengan perbuatan tangan-Nya dan mencerai-beraikan orang-orang yang congkak hatinya; Ia menurunkan orang-orang yang berkuasa dari takhtanya dan meninggikan orang-orang yang rendah; Ia melimpahkan segala yang baik kepada orang yang lapar, dan menyuruh orang yang kaya pergi dengan tangan hampa;” 

Secara tidak langsung, perkataan Maria tersebut sedang menunjukkan kepada para pembaca di masa kini bahwa sedang terjadi ketidakadilan, kekuasaan yang buruk serta tingkat kemiskinan yang tinggi dalam masyarakat Israel masa itu. Kemudian, perbuatan Tuhan yang akan mendobrak semua isu sosial tersebut telah menjadi tanda bahwa kehadiran Mesias juga mendatangkan dampak terhadap kehidupan masyarakat luas. Itu semua terjadi sebagai pewujudan kedamaian yang Kristus bawa melalui kedatangan-Nya. Artinya, kedamaian dari hadirnya Sang Juruselamat selalu membawa transformasi secara personal dan komunal. Jika demikian, bukankah idealnya kedamaian itu menjadi sebuah proses yang hidup di dalam dan melalui setiap orang yang percaya kepada Kristus?

Sejak Minggu Adven 1, kita sudah berusaha memaknai ulang dan mencari nilai yang selama ini luput dari perhatian sebagai bentuk persiapan menyambut kehadiran Sang Juruselamat. Semua itu dilakukan agar masa Adven menjadi sebuah ruang penantian bagi umat untuk menghayati dan mengimani kelahiran Yesus Kristus dan mengalami pertumbuhan di dalam-Nya. Pada Minggu Adven Keempat ini, setiap umat pun diajak untuk mempersiapan diri mengalami kedamaian yang trasnformatif. Kedamaian inilah yang telah menghadirkan transformasi iman pada diri Maria dan harapan bagi terwujudnya transformasi sosial. 

Sahabat Alkitab, apakah anda siap mengalami dan menghadirkan kedamaian yang transformatif? Selamat menikmati minggu terakhir dalam masa penantian menyambut lahirnya Sang Juruselamat.