Mangkutana antara Cuaca dan TB2

Mangkutana antara Cuaca dan TB2

 

Oleh: Dr. Sigit Triyono

"Penumpang yang terhormat, dikarenakan cuaca di bandara Hasanuddin Maros yang tidak memungkinkan, maka penerbangan ini harus menunggu beberapa saat. Mohon maaf atas ketidaknyamanan," kata pramugari pesawat Wings Air IW 1350 dari Makassar menuju Palopo, pada pukul 08.20 WITA. Ternyata disamping soal cuaca, juga ada soal dengan mesin pesawat. 

Pesawat yang seharusnya terbang pukul 08.00 WITA, akhirnya sesudah menunggu di dalam pesawat yang tidak bisa nyala mesinnya (sehingga panas), pukul 09.15 WITA semua penumpang dipindah ke pesawat Wings Air yang lain. 

Dalam rangka ibadah syukur HUT LAI ke 69 dan penjemaatan Alkitab TB2 yang dijadwalkan bersamaan dengan penutupan sidang MPL PGI Wilayah Sulawesi Selatan, Barat, dan Tenggara pada 25 Februari 2023, saya harus berangkat dari Jakarta 24 Februari 2023 pukul 21.30 WIB. Tiba di bandara Hasanuddin pukul 01.05 WITA dan menunggu penerbangan ke Palopo pukul 08.00 WITA.

Hanya sempat istirahat dengan durasi minimum, pun masih harus menghadapi situasi darurat di tengah cuaca buruk dan pesawat ngadat.

Akhirnya pesawat baru bisa terbang pukul 9.50 WITA dan selama 40 menit akhirnya sampai ke bandara Ilagaligo di Kecamatan Bua, Kodya Palopo, Sulawesi Selatan. 

Nama Bandara I La Galigo ternyata diambil dari epik mitos penciptaan dari peradaban Bugis di Sulawesi Selatan yang ditulis oleh Colliq Pujie pada abad ke-19 dalam bentuk puisi bahasa Bugis kuno, ditulis dalam aksara Lontara Bugis kuno. (Wikipedia, 25.02.2023).

Perjalanan masih belum selesai. Selanjutnya perjalanan naik mobil yang biasanya tiga sampai tiga setengah jam, namun karena padatnya jalan serta ada sebagian jalan rusak, maka setelah enam jam kami tiba di penginapan Sikumbang di desa Bayondo Kecamatan Tomoni, dekat Mangkutana. 

Acara ibadah syukur HUT LAI dan Penjemaatan Alkitab TB2 dimulai pukul 17.00 WITA. Sekira dua setengah jam acara berlangsung termasuk acara tiup lilin dan potong tumpeng. 

Sebelum acara ibadah dimulai, pembaruan MOU LAI dengan GKSB (Gereja Kristen Sulawesi Barat) ditandatangani. Pihak LAI ditandatangani oleh Sekum LAI dan didampingi Ibu Diana Rampan Kepala Perwakilan LAI Makassar.  Pihak GKSB ditandatangani oleh Ketua Sinode GKSB, Pdt Sirjon Sitoena, M.Th didampingi bendahara umum Pdt Kornelius Paendek.S.Th

Hadir kurang lebih 250 jemaat dewasa yang memenuhi Gedung GKST Jemaat Gloria desa Bayondo, Kecamatan Tomoni Kabupaten Luwu Timur.

Peserta ibadah yang hadir adalah jemaat-jemaat sekitar Mangkutana Tomoni serta peserta sidang MPL PGIW Sulselbara, yang merupakan pimpinan Sinode Gereja Toraja, Gereja Toraja Mamasa, Gereja Protestan Indonesia Luwu, Gereja Protestan Sulawesi Tenggara, Gereja Kristen Sulawesi Selatan, Gereja Kristen Indonesia Sulawesi Selatan, Gereja Kristen Sulawesi Barat, Gereja Kristen Setia Indonesia, serta utusan dari Mupel GPIB, gereja HKBP, GMIST, GKST, GMIM, POUK, dalam wilayah Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat dan Sulawesi Tenggara.

Sesungguhnya undangan juga dilayangkan kepada Gereja Katolik setempat, Pastor Ricard Keto, namun karena ada ibadah yang tidak dapat ditinggalkan maka pimpinan Gereja Katolik wilayah Mangkutana Tomoni tidak bisa hadir.

Hadir mewakili pemerintah setempat  Kepala Desa Bayondo Bapak Hespan Kolobonti. Camat Tomoni juga hadir  selaku ketua panitia, yaitu Bapak Herpik Kolobonti, S.KM, M.Kes.

Acara diawali dengan arak-arakan dua Alkitab TB2 ukuran mimbar versi Protestan dan Katolik (plus Deuterokanonika)yang dibawa masuk ke altar menggunakan wadah berupa keranjang yang dalam bahasa Pamona disebut "Baso",yang pada waktu lampau digunakan untuk membawa barang bawaan yang berharga serta diiringi dengan tarian tabur benih budaya Pamona. Alkitab TB2 Protestan diserahkan kepada Pdt. Lambang M. Tandi Pare, Ketua Sinode Gereja Protestan Indonesia Luwu (GPIL) yang bertugas memberikan renungan firman dengan tema: "Firman Ilahi Berkuasa Membarui." Alkitab TB2 Katolik diberikan kepada Pdt Leo Tonga,   Sekum Gereja Protestan Sulawesi Tenggara.

Di tengah ibadah juga ditayangkan video penjelasan singkat Alkitab TB2 oleh Pdt Anwar Tjen, PhD. Penjelasan menyangkut alasan mengapa terjemahan Alkitab Terjemahan Baru Edisi 1974 harus dibarui, yaitu: (1) kosa kata yang maknanya sudah berubah, (2)  ejaan yang berubah sesuai akidah Kamus Besar Bahasa Indonesia dan Pedoman Ejaan yang Disempurnakan. (3) padanan dalam Alkitab TB 1974 dari segi ketepatan, kejelasan, dan kewajaran bahasa yang digunakan. 

Pada dasarnya Alkitab TB2 melanjutkan apa yang telah dimulai dalam Alkitab TB 1974 dan membarui terjemahannya agar terus menyapa umat Tuhan dari berbagai latar belakang gereja, tradisi, dan generasi. 

Sebelum renungan Firman Tuhan, Ketum dan Sekum PGIW Sulselbara beserta seluruh pimpinan gereja anggota PGIW Sulselbara menerima Alkitab TB-2 yang diserahkan oleh Sekum LAI beserta Kawil LAI Makassar. Selanjutnya bersama seluruh jemaat yang sudah diberikan Alkitab TB2 sejak masuk gereja mengangkat bersama Alkitab TB2 sebagai tanda kesiapan untuk membaca dan merenungkan firman Tuhan.

Sesudah ibadah penjemaatan Alkitab TB2 yang sangat hikmat dengan nuansa budaya Pamona, acara dilanjutkan dengan tiup lilin dan pemotongan tumpeng ulang tahun LAI ke 69. Pemotongan tumpeng dari samping, tanpa memotong bagian atas tumpeng yang melambangkan hubungan dengan Sang Pencipta, dan ditambahkan dengan tujuh jenis lauk pauk yang menandakan kesempurnaan semesta, secara simbolik diberikan kepada sebelas pimpinan Sinode Gereja anggota PGIW Sulselbara.

Selanjutnya disambung dengan makan malam bersama dan acara malam budaya yang diakhiri dengan tarian massal seluruh peserta yang hadir. Sangat meriah dan penuh sukacita. Sidang MPL PGIW Sulselbara telah berakhir, HUT LAI ke 69 dirayakan, dan Penjemaatan Alkitab TB2 dilaksanakan dalam semangat ekumenikal.

Cuaca buruk, mesin pesawat mati, dan badan lelah, serasa terbayarkan oleh kelegaan ucapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.

"Seluruh Kitab Suci diilhamkan Allah dan bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran." (2 Tim 3: 16 TB2). (27.02.2023)