MEDIA TULIS (GULUNGAN)

MEDIA TULIS (GULUNGAN)

 

Pada zaman kuno, orang menulis di atas gulungan yang terbuat dari kulit atau papirus. Sejak tahun 3000 SM, tanaman papirus yang tumbuh di Mesir merupakan bahan dasar untuk membuat gulungan ini. Gulungan ini dibuat dengan tahapan-tahapan: (1) Bagian tengah batang tanaman papirus dipotong kecil-kecil dan tipis. (2) Potongan itu direndam sampai lunak, (3) dan diletakkan berderetan berselang-seling sampai membentuk semacam lembaran. (4) Lembaran itu dipukul-pukul dengan palu sehingga serat-seratnya patah. Dengan demikian, lembaran itu mudah menyatu satu sama lain, (5) selanjutnya digosok secara lembut dengan kulit kerang. Kalau sudah kering, lembaran itu siap untuk ditulisi. Tinta hitam terbuat dari arang yang dicampur dengan air dan getah pohon. Semetara itu, pena dibuat dari buluh atau alang-alang. Kekeliruan dalam menulis dapat dihapus dengan air.

Gulungan dari papirus agak jarang dibuat karena udara yang lembab dapat menyebabkan lembaran papirus membusuk. Sebagian besar papirus yang masih utuh biasanya ditemukan di daerah berikilim kering seperti padang gurun.

Gulungan dari kulit juga dipakai, dan selanjutnya menggantikan papirus sebagai sarana tulis-menulis yang lebih disukai. Gulungan dari kulit ini terbuat dari kulit domba, kambing atau sapi yang telah dihilangkan bulunya, direntangkan, dan dikeringkan dalam sebuah bingkai. Menulis dilakukan di bagian yang bulunya telah dihilangkan. Naskah yang telah ditulis di kulit tidak dapat dihapus. Lembaran-lembaran kulit yang terpisah dijahit satu sama lain sehingga terbentuk suatu gulungan yang panjang. Gulungan kitab Yesaya, yang ditemukan di Qumran dekat Laut Mati, mencapai 7,2 m (24 kaki). Gulungan itu terbuat dari tujuh belas lembar kulit domba yang disatukan dengan benang lenan.

 

Sumber: Alkitab Edisi Studi