Michael Faraday: Mengenalkan Allah Melalui Penemuannya

Michael Faraday: Mengenalkan Allah Melalui Penemuannya

 

“Kedaulatan absolut dari Alkitab tidak dapat diruntuhkan oleh sains, begitu juga sebaliknya sains, apabila diimplementasikan dalam cara yang benar-benar selaras dengan kekristenan, dapat menerangi buku Allah yang satunya.” Pernyataan tersebut datang dari seorang Michael Faraday, ilmuwan asal Inggris yang terkenal karena penelitiannya di bidang listrik dan elektromagnetik. Mungkin banyak orang menganggap Alkitab tidak relevan lagi pada masa kini. Tapi tidak bagi Michael Faraday. Berkat iman dan kerja kerasnya, listrik menjadi teknologi yang banyak gunanya sekarang ini.

Michael Faraday lahir di Desa Newington pada 27 September 1791. Lahir sebagai anak ketiga dari empat bersaudara. Ayahnya bernama James Faraday sehari-hari berprofesi sebagai pandai besi. Sedang ibunya, Margareth Hastwell merupakan anak perempuan dari seorang petani biasa. Di masa itu seorang pandai besi biasanya menghasilkan semua barang yang terbuat dari paku logam, bajak, pot, pisau, engsel dan gerendel untuk pintu, jendela, peralatan dapur, dan sepatu kuda. Berbeda dengan kebanyakan pandai besi lainnya James sering mengeluh sakit jika berlama-lama di bengkel tempatnya bekerja sehingga tidak bisa bekerja penuh waktu. Karena ayahnya adalah satu-satunya yang mencari uang tentu saja tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup dalam keluarganya. Michael tidak diam saja melihat kondisi keluarganya. Di usia 13 tahun dia ikut membantu roda ekonomi keluarga dengan magang bekerja pada George Riebau, seorang pebisnis yang usahanya menjual buku dan penjilid buku. Awalnya Michael hanya sebagai pesuruh seorang penjilid buku, lalu naik pangkat sebagai penjilid buku setelah tiga tahun bekerja.

 

Magang di Toko Buku

Toko Buku Riebau menjual dan menjilid berbagai macam buku-buku. Letaknyapun cukup strategis berada di Jalan Blandford dan masih berada di Kota London. Selama magang tujuh tahun, Michael memanfaatkan dengan baik akses tak ternilai ke buku-buku yang ada di sana dan juga buku-buku yang diberikan untuk dijilidnya. Michael bersyukur dia bekerja pada pemilik toko buku yang murah hati yang mau memberikan akses kepadanya untuk membaca buku. "Saat magang, saya suka membaca buku-buku ilmiah yang ada di bawah tangan saya," kata Michael. Riebau juga yang mengatur melalui salah satu pelanggannya, agar Michael diberikan akses untuk mendengarkan ceramah Sir Humphry Davy seorang ahli kimia terkenal di The Royal Institution. Michael menyimak dengan serius dan kemudian membuat catatan-catatan kecil dari setiap ceramah yang dia dengarkan. Kumpulan catatan-catatan kecilnya kemudia dia susun sendiri dan dijilid menjadi sebuah buku yang bagus. 

 

Menimba ilmu di Royal Institution

Rasa penasarannya membawa dia tidak puas hanya sekedar mendengar ceramah lalu kemudian mencatatnya. Michael merasa perlu untuk mempraktekkan apa yang sudah dia baca selama ini. Pendidikan formalnya belum bisa membawa ke tempat yang dia inginkan. Tapi dia tidak kehabisan akal, Michael membawa semua catatan-catatan kecil yang sudah dijadikan buku ke hadapan Sir Humphry dan berusaha menunjukkan kalau dia sungguh-sungguh mengabdikan dirinya bagi sains. Sir Humphry terpukau dengan apa yang diperhadapkannya dan sama sekali tidak menyangka bagaimana mungkin seseorang yang tidak mempunyai pendidikan formal yang cukup namun mampu mendengar dan mencatat ceramah-ceramahnya bahkan menjilidnya menjadi sebuah buku. Sir Humphry lantas menerimanya untuk membantu pekerjaannya. Michael masih berusia 22 tahun saat masuk menjadi asisten Sir Humphry Davy di laboratorium. Michael sama sekali tidak membayangkan kalau awal dia masuk ke dalam The Royal Institution akan menjadi langkah awal merubah wajah dunia melalui penemuan-penemuannya. 

Di The Royal Institution Michael bertugas menyiapkan peralatan dan zat-zat kimia. Dia sama sekali tidak canggung mengerjakannya karena barang tentu dia sudah mengenal melalui buku-buku yang dibacanya. Lambat laun Sir Humphry merasakan kemudahan dalam setiap ceramah-ceramah ilmiahnya karena Michael turut serta membantu menjadi asistennya. Pengalamannya yang langsung belajar dibawah bimbingan Sir Humphry membuat Michael tambah wawasannya. Tidak perlu waktu yang lama bagi Michael membuktikan kemampuannya, setelah enam bulan bergabung dia dipercaya untuk ikut perjalanan ilmiah pertamanya. Sir Humphry mengajak dia untuk berkeliling Eropa melakukan demonstrasi dalam ceramah-ceramahnya. Selama dua tahun berkeliling Eropa Michael juga bertemu banyak ilmuwan terkenal seperti ahli fisika asal Prancis, Andrè Marie Ampère dan ahli fisika asal Italia, Alessandro Volta, yang masing-masing namanya kemudian dipakai untuk satuan listrik yakni ampere dan volt. 

 

Penemuan demi penemuan.

Pengalamannya sebagai asisten Sir Humphry dan ikut keliling Eropa membawa Michael bergabung sebagai anggota resmi di Royal Institution. Michael semakin larut dalam pekerjaannya dan terlibat langsung dalam penelitian. Dia mengadakan penelitian tentang baja dan menyusun ulang agar karakternya semakin kuat. Michael berhasil memadukan logam besi dengan elemen nikel, mangan, aluminium, dan bismuth. Ia juga melakukan percobaan terhadap unsur karbon untuk memodifikasi karakteristiknya. Ujicoba demi ujicoba dilakukan dan tak heran sering juga terjadi ledakan-ledakan kecil ketika Michael bekerja di ruang kerjanya. Michael mungkin teringat dengan kegiatan yang dahulu pernah dilakukan oleh ayahnya yang bekerja sebagai pandai besi. 

Hampir sebagian waktu Michael sebenarnya terpakai untuk meneliti senyawa kimia. Saat MIchael berumur 29 tahun dia membaca makalah Hans Ørsted seorang ilmuwan fisika asal Denmark tentang arus listrik yang mengalir melalui kawat mengahsilkan medan magnet di sekitar kawat. Setelah membaca habis makalahnya Michael kemudian tertarik untuk menganilisnya. Dan setahun kemudian Michael berhasil memperluas karya Ørsted dengan menunjukkan listrik menghasilkan magnet dan sebaliknya magnet bisa menghasilkan listrik. Informasi hasil pengamatan Michael kemudian berkembang menjadi dasar ilmiah yang kemudian membawa namanya menjadi terkenal.  Michael berhasil memprediksi bagaimana medan magnet berinteraksi dengan rangkaian listrik untuk menghasilkan gaya gerak listrik. Ini juga yang menjadi acuan bagi pembuatan trafo dan gardu listrik besar yang bagian dari sistem pembangkit, transmisi dan distribusi listrik ke rumah-rumah saat ini. Dan di tahun 1821 saat Michael berumur 30 tahun dia diterima menjadi anggota Royal Society yang isinya para ilmuwan terkemuka di Kerajaan Inggris Raya. Tahun itu juga dia kemudian menikahi Sarah Barnard yang masih berusia 21 tahun. 

 

Melayani dengan rendah hati. 

Meskipun sangat sibuk dengan peneltian dan ceramah-ceramahnya Michael tidak lupa untuk bersekutu bersama keluarganya tiap Minggu. Dia aktif dan selama 20 tahun melayani menjadi penatua di gerejanya. Hal ini turut membentuk sikap Michael untuk tetap rendah hati dalam setiap pekerjaannya sebagai peneliti. Ini terlihat Michael saat bersitegang dengan Sir Humphry karena perbedaan pendapat. Michael mampu merendahkan hati dan tetap mengagumi Sir Humphry sebagai sosok yang telah berjasa dalam hidupnya. Michael Faraday juga tidak lupa dengan orang pertama yang memperkenalkan dirinya dengan Sir Humphry. Tidak lain adalah Riebau. Dalam satu tulisan bukunya Michael mendedikasikan buku untuknya.  “Riebau dengan baik hati tertarik pada kemajuan yang saya buat dalam pengetahuan tentang fakta yang berkaitan dengan berbagai teori yang ada. Riebau dengan mudah mengizinkan saya untuk memeriksa buku-buku miliknya," tulis Michael dalam satu bukunya. 

Dalam ceramah-ceramah ilmiahnya Michael selalu mengambil kesimpulan untuk direnungkan para pendengarnya: ”ada Pribadi yang menciptakannya”. Dia kemudian membaca satu ayat dalam Alkitab dan sering mengutip Kitab Roma 1:20,“Sebab apa yang tidak nampak dari padaNya, yaitu kekuatanNya yang kekal dan keilahianNya, dapat nampak dari pikiran dari karyaNya sejak dunia diciptakan, sehingga mereka tidak dapat berdalih.” Semua karya dan penemuan Michael didasari dari pengamatannya yang seksama dan kerja kerasnya yang tidak mengenal lelah. Namun di atas itu semua ia mendasarkan hidupnya pada iman yang tidak pernah goyah pada Pribadi yang tak nampak, yang kekal dan sudah ada sejak permulaan segala ciptaan. Dialah Allah Bapa di surga yang Michael Faraday dan kita semua mengenalnya di dalam Tuhan Yesus Kristus.