Pahlawanku Inspirasiku, Pahlawan bagi sesamaku

Pahlawanku Inspirasiku, Pahlawan bagi sesamaku

Sapaan LAI

Merdeka dari belenggu penjajah adalah hari yang sangat dinanti-nantikan oleh nenek moyang kita. Dijajah selama sekitar 350 tahun oleh kolonial Belanda dan selama tiga setengah tahun oleh tentara Jepang adalah hal yang sangat tidak menyenangkan bagi mereka pada saat itu. Keinginan untuk memiliki negara yang merdeka menumbuhkan semangat persatuan dan perjuangan dari pahlawan-pahlawan negeri ini.  

Pada 6 Agustus 1945 kota Hiroshima di Jepang luluh lantak oleh bom atom yang dijatuhkan Amerika Serikat. Menyusul kemudian kota Nagasaki Jepang yang hancur pada 9 Agustus 1945. Dua peristiwa tersebut memaksa Jepang untuk menyerah kepada sekutu, sekaligus menandai berakhirnya Perang Dunia II. Mengetahui hal ini membuat golongan muda Indonesia mendesak Soekarta dan Hatta untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Pada 17 Agustus 1945 Bung Karno dan Bung Hatta, selaku wakil bangsa Indonesia mengumandangkan Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia. Sejak hari itu Bendera Merah Putih berkibar teguh di angkasa sebagai bendera resmi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).  

Setelah proklamasi kemerdekaan, kondisi Indonesia masih bergejolak dan belum stabil. Pertengahan September 1945, tentara Inggris mendarat di Jakarta dan sampai di Surabaya pada 25 September 1945. Kedatangan mereka untuk memulangkan tentara Jepang ke negaranya sekaligus mengembalikan status Indonesia sebagai negara jajahan kepada pemerintah Belanda. Keinginan Belanda yang ingin merebut kemerdekaan NKRI tersebut memicu kemarahan warga Surabaya terhadap Belanda yang dianggap melecehkan kemerdekaan Indonesia dan Bendera Merah Putih.

Pada 27 Oktober 1945, perwakilan Indonesia mengadakan perundingan dengan pihak Belanda, namun justru berakhir ricuh. Kejadian ini yang menyebabkan pihak Indonesia dan Inggris sepakat menandatangani gencatan senjata pada 29 Oktober 1945.

Ulitimatum dari Mayor Jenderal Eric Carden Robert Mansergh agar semua pimpinan dan rakyat Indonesia dan pemuda Surabaya untuk menyerahkan senjata dan menghentikan perlawanan sambil menyerahkan diri pada tanggal 10 November 1945 tidak membuat semangat tentara dan rakyat Surabaya menjadi lemah, malahan menjadi semakin berkobar.

Lantaran ultimatum tersebut tidak dipenuhi rakyat Surabaya, terjadilah pertempuran Surabaya yang sangat dahsyat pada hari itu juga, 10 November 1945. Peristiwa berdarah ini dianggap berhasil memukul mundur tentara Inggris dan Indonesia dipandang mampu berjuang mempertahankan kemerdekaannya. Banyaknya nyawa rakyat yang gugur dalam pertempuran di Surabaya tersebut menjadikan 10 November 1945 sebagai Hari Pahlawan dan Kota Surabaya dikenang sebagai Kota Pahlawan. Kemerdekaan Indonesia tidak pernah diperoleh dengan harga murah dan mudah, melainkan diperjuangkan dengan pengorbanan pikiran, tenaga, air mata dan darah ribuan pahlawan bangsa.

Sahabat Alkitab, sebelum Yesus Kristus mengorbankan nyawa-Nya sebagai penebusan dosa, kita juga sama seperti nenek moyang kita. Dibelenggu oleh penjajah, tidak leluasa melakukan apa yang kita mau dan kehilangan hak-hak asasi kita. Demikian juga ketika kita dibelenggu oleh dosa, hidup kita kehilangan kebebasan. Kita ingin melakukan yang baik, tetapi yang tidak baik yang kita lakukan. 

Rasul Paulus dalam suratnya kepada Jemaat di Roma menulis demikian: “Sebab apa yang aku perbuat, aku tidak tahu. Karena bukan apa yang aku kehendaki yang aku perbuat , tetapi apa yang aku benci, itulah yang aku perbuat.”(Roma 7:15) Kalau demikian bukan aku lagi yang memperbuatnya, tetapi dosa yang ada di dalam aku.(Roma 7:17) Syukur kepada Allah yang telah melepaskan kita dari belenggu dosa melalui pengorbanan anak-Nya. 

Sahabat Alkitab, kita sangat terinspirasi dengan pahlawan-pahlawan yang membebaskan Indonesia dari belenggu penjajahan. Jasa mereka akan selalu kita kenang sampai ke anak cucu kita. Begitu juga dengan Tuhan kita Yesus Kristus, yang rela meninggalkan tahta kemuliaan, turun ke bumi menjadi sama seperti manusia. Yesus rela didera bahkan dibunuh dan mati di kayu salib. Sudah seharusnyalah kita meninggalkan kehidupan kita yang mendukakan hati-Nya. Menjadikan diri kita menjadi pahlawan-pahlawan bagi sesama kita. Hidup yang berarti adalah jika kita menghadirkan nilai dan manfaat di mana pun kita berada. Sehingga keberadaan kita akan selalu dikenang oleh orang-orang yang pernah hadir di sekitar hidup kita. 

Salam Alkitab untuk semua.