Pasca Gempa di Mentawai

Pasca Gempa di Mentawai

Oleh Sigit Triyono

 

"Pak Sigit sebaiknya dipertimbangkan untuk perjalanan ke Mentawai mengingat situasi dan kondisi pasca gempa hari ini," kita Ibu Pdt. Dr  Ery Lebang, Ketua Umum LAI pada Selasa siang 26 April 2023 lalu.

Benar bahwa saya sudah dijadwalkan untuk memberikan pembekalan kepada para Tutor Program Pembaca Baru Alkitab (PBA) LAI, dan sekaligus membuka secara resmi program tersebut pada Sabtu sore, 29 April 2023.

Setelah memantau situasi dan kondisi setiap jam sampai 27 April malam, dan ternyata aman, maka Jumat sore 28 April 2023 saya terbang ke Padang. Pada 29 April sangat pagi saya menuju ke Pelabuhan Muaro, Kota Padang untuk menuju Pulau Siberut, Kabupaten Mentawai, Provinsi Sumatera Barat. 

Pukul 06.05 WIB saya berangkat dari penginapan di Kota Padang menuju pelabuhan. Sopir taxi menyatakan bahwa harus dipastikan dulu apakah kapal berangkat atau tidak. Karena faktor cuaca yang kadang tidak memungkinkan, apalagi setelah kejadian gempa beberapa hari lalu.

Pukul 06.20 WIB kami tiba di pelabuhan dan langsung saya bertanya ke petugas di loket. Menurut petugas, kapal tetap akan berangkat dengan nama kapal MV. Mentawai Fast. Puji Tuhan.

Setelah menempuh perjalanan tujuh jam, karena ada transit di satu tempat, maka pukul 14.10 kapal Mentawai Fast berandar di pelabuhan kapal cepat Muara Siberut.  Ketika di tengah perjalanan saya bertanya kepada penumpang di sebelah saya tentang dampak gempa beberapa hari lalu, tenyata tidak menyisakan kerusakan atau korban. 

"Hanya di wilayah tertentu yang masih ada penduduk yang trauma sehingga kalau malam mereka mengungsi," katanya. Selebihnya semua baik-baik saja.

Kabupaten Mentawai adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Sumatera Barat. Terletak di luar pulau Sumatera. Terdiri dari empat pulau utama yang berpenghuni yaitu: Pulau Siberut, Pulau Sipora, Pulau Pagai Utara dan Pulau Pagai Selatan.  Dihuni mayoritas oleh suku Mentawai dan sebagian kecil suku Minangkabau. Ada beberapa pulau kecil lainnya yang berpenghuni, namun sebagian besar pulau yang lain hanya ditumbuhi pohon kelapa.

Ibukota Kabupaten Mentawai bernama Tuapejat yang berada di Pulau Sipora sebelah utara. Jumlah penduduk 92.021 orang (2020) mayoritas Kristen Protestan dan Katolik (77,6%), Islam 22,2%, dan lainnya 0,2%.

Ada 10 Kecamatan dan 43 desa.  Mayoritas desa masih banyak ketertinggalan. Infrastruktur jalan, Fasilitas Kesehatan Masyarakat, dan Fasilitas Pendidikan, rata-rata masih banyak keterbatasan.

Gambaran tentang Mentawai secara ekonomi juga masih serba terbatas. Potensi alam yang sangat kaya masih belum terkelola untuk kesejahteraan masyarakat secara merata.

 

"Harga pinang disini tiga ribu rupiah per kilogram. Sementara di Sumba Timur tujuh puluh ribu rupiah per kilogram," kata Eddy (asli NTT) manajer lapangan program PBA LAI di Muara Siberut, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Provinsi Sumatera Barat.

Ini menandakan berlimpahnya hasil panen pinang di pulau Siberut, pulau terbesar di Kabupaten Kepulauan Mentawai, namun nilai tambah bagi petani tidak memadai. 

Lalu apa relevansi LAI bekerjasama dengan Gereja-gereja di Mentawai mengadakan program Pembaca Baru Alkitab (PBA) bagi umat yang buta huruf, di tengah situasi pasca gempa bumi? 

Pada tahun 2015 sudah ada diskusi antara LAI dengan pimpinan Sinode Gereja Kristen Protestan Mentawai (GKPM), dimana disampaikan kebutuhan akan program literasi bagi umat Kristen yang masih banyak yang buta huruf.

Lembaga Alkitab Indonesia yang sejak 2001 mengadakan program PBA  bagi umat yang buta huruf di berbagai wilayah di Indonesia, selanjutnya mendalami permintaan di atas dengan survey lapangan. Hal ini merupakan prosedur standar untuk memastikan urgensi melakukan program yang sama di Kabupaten Mentawai.

Dalam perjalanan survey, LAI disamping bekerjasama dengan GKPM juga membuka diri bekerjasama dengan Gereja Katolik, Gereja Pantekosta, dan Gereja-gereja lain yang ada di Mentawai.

Pada awal 2023 diputuskanlah program PBA LAI diselenggarakan di wilayah Pulau Siberut dan fokus di tiga kecamatan, mengingat lokasi yang sangat luas dan infrastruktur transportasi yang sangat terbatas.

"Pengeluaran terbanyak dalam melaksanakan program PBA LAI adalah bahan bakar minyak, yang persediaannya terbatas sehingga harganya lebih mahal dari harga Pertamina," lanjut Eddy yang sudah menjadi manajer program PBA di Boven Digoel, dan Sumba Timur sebelum di Mentawai.

Seturut mandat LAI selain menerjemahkan dan memproduksi serta menyebarkan Alkitab, juga harus memastikan Alkitab dibaca umat agar Alkitab dapat menjadi pedoman hidup keseharian.

Tantangan geografi, ekonomi, dan keterbelakangan masyarakat semakin mendorong LAI untuk melayani dengan kesungguhan di Siberut Mentawai.

Pada 28-29 April 2023 telah dilaksanakan pembekalan bagi 77 Tutor yang sudah menandatangani kontrak untuk program PBA selama 9-11 bulan ke depan.

Pada 29 Mei 2023 sore dilakukan ibadah pembukaan dan dilanjutkan sambutan dari Pemda setempat, Uskup Agung Padang, Ketua Sinode GKPM, Pendeta Gereja Pantekosta di Muara Siberut, dan dibuka resmi oleh Sekretaris Umum LAI.

Peserta yang sudah didata di tiga kecamatan Pulau Siberut ada 1500an umat, baik anak-anak, remaja, pemuda maupun orang tua yang masih buta huruf atau lupa huruf.

Dengan 9-11 bulan belajar dan dibimbing oleh para tutor yang terlatih dan menggunakan buku serta alat peraga, diharapkan peserta akan mampu membaca dan bacaan pertamanya adalah Alkitab sebagai pedoman hidup umat Kristiani.

Tuhan sangat sayang Mentawai dan seluruh penduduknya. LAI memiliki komitmen berbagi kasih dalam bentuk program PBA sampai tuntas dan akan dilanjutkan dengan program Satu Dalam Kasih, mengingat penduduk Kristiani sangat banyak yang belum juga memiliki Alkitab.

 

Salam Alkitab untuk Semua. (ST.1.5.2023).