PENTATEUKH  Apa itu?

PENTATEUKH Apa itu?

 

Pentateukh adalah sebuah istilah yang dipakai untuk kelima kitab pertama PL (Kejadian-Ulangan). Dalam Alkitab Ibrani, kitab-kitab ini disebut hukum Torah yang berarti “pembimbing” atau “petunjuk”. Namun, Pentateukh meliputi lebih dari sekadar hukum-hukum. Narasi-narasi besar dalam Pentateukh bercerita tentang kisah penciptaan, tentang Allah yang memilih bangsa Israel, dan tentang orang yang dipilih Allah untuk memimpin bangsa Israel keluar dari perbudakan di Mesir. Pemimpin ini, Musa, menerima dari Allah hukum-hukum dan petunjuk-petunjuk untuk membimbing hidup dan ibadat orang Israel. Selain kisah-kisah ini, beberapa peristiwa penting lain juga dikisahkan dalam Pentateukh, seperti pemilihan Abraham dan Sara sebagai nenek moyang Israel yang pertama, pembebasan perbudakan di Mesir, dan pengembaraan umat Israel melewati gurun sampai di ambang tanah yang dijanjikan Allah kepada mereka.

Pentateukh berkisah tentang “pada mulanya”, dengan kisah-kisah tentang Allah menciptakan dunia dan orang-orangnya (Kej. 1-5). Kisah-kisah itu diikuti oleh kisah Nuh dan air Bah, dan sebuah kisah yang menjelaskan mengapa bahasa-bahasa manusia berbeda (Kej. 6-11). Kisah-kisah ini kadang-kadang disebut sebagai “prasejarah”. Dalam Kej. 12, sejarah umat Allah (kelak dikenal sebagai Israel) dimulai dengan Allah yang memilih Abraham dan Sara, istri-nya, untuk meninggalkan negerinya dan pergi ke sebuah tanah yang baru (Kanaan). Allah berjanji kepada Abraham bahwa keturunannya akan menjadi sebuah bangsa yang besar dan kelak menjadikan Tanah Kanaan sebagai kediaman mereka (Kej. 12:1-3, 17:1-8). Selanjutnya, KEJADIAN menggambarkan bagaimana janji-janji Allah kepada Abraham dan Sara mulai tergenapi pada keturunan mereka, yaitu Ishak, Yakub, dan keluarga-keluarga mereka.

Pada awal kitab KELUARAN, janji-janji ini dipertanyakan sebab keturunan Abraham dan Sara hidup di Mesir sebagai kaum budak. Namun, Allah mendengarkan seruan umat yang memohon pertolongan dan memilih Musa untuk memimpin umat keluar dari Mesir (Kel. 3:4-12). Peristiwa besar ini, dikenal sebagai eksodus (keluaran), diceritakan secara terperinci dan menarik dalam KELUARAN. Masa perbudakan Israel di Mesir menjadi sebuah peringatan bagi generasi mendatang: karena Allah mempedulikan umat Israel dan menolong mereka ketika sedang menderita dan tertindas, mereka wajib memperlakukan orang lain, terutama kaum miskin yang tidak berdaya, dengan benar dan adil (Kel. 23:6-9; Im. 25:35-38; Ul. 5:5, 12-15).

Peristiwa penting kedua dalam KELUARAN adalah perjanjian yang dibuat TUHAN dengan Musa dan umat Israel di Gunung Sinai. Dalam perjanjian ini, Allah memberikan hukum-hukum dan ketetapan-ketetapan yang akan membimbing umat untuk hidup dan beribadat. Allah telah memilih mereka dan kemudian membawa mereka keluar dari Mesir. Di Sinai, Allah menjelaskan apa yang harus dilakukan umat Israel sebagai umat Allah yang “kudus”. Hukum-hukum dan ketetapan-ketetapan ini terdapat dalam Kel. 20-40, IMAMAT, bagian-bagian tertentu, BILANGAN, dan khotbah-khotbah Musa dalam ULANGAN. Kitab BILANGAN bercerita tentang tahun-tahun pengembaraan umat Israel melewati gurun menuju Kanaan, tanah perjanjian. Kisah-kisah dalam kitab ini menekankan TUHAN Allah yang terus memelihara umat-Nya, bahkan pada masa-masa sulit di gurun. Pentateukh berakhir dengan umat Israel berkemah di Moab, tepat di seberang Sungai Yordan, dan siap memasuki tanah yang telah dijanjikan Allah kepada nenek moyang mereka.

Karena figur utama Pentateukh adalah Musa, kitab-kitab ini secara tradisional disebut “Kitab-kitab Musa”. Persoalan mengenai orang atau orang-orang yang telah menulis kitab-kitab ini masih didiskusikan  oleh sejarawan dan sarjana Alkitab. Dari naskah-naskah kuno yang ada sekarang, masih sulit dipastikan siapa pengarang kitab-kitab ini. Banyak sarjana melihat bukti dalam teks-teks itu sendiri yang memperlihatkan bahwa untuk sampai kepada bentuk final Pentateukh, dibutuhkan waktu ratusan tahun, lama sesudah masa Musa.

 

Sumber: Alkitab Edisi Studi