Serba-serbi Kemah Allah

Serba-serbi Kemah Allah

 

Sebagai tambahan terhadap hukum Taurat, Tuhan juga memberi petunjuk-petunjuk kepada Musa untuk membuat Kemah Suci (juga dikenal sebagai Tabernakel). Orang Israel akan berkumpul untuk menyembah Tuhan dan mempersembahkan kurban (Kel. 25-30). Kemah ini terdiri atas tiga bagian, yaitu:

Pelataran, tempat binatang-binatang dikurbankan dan dibakar di atas mezbah. Ada juga sebuah bejana tembaga agar para imam dapat membasuh tangan mereka (Kel. 27:1-19, 30:17-21).

Tempat Kudus, tempat ini mempunyai sebuah meja, sebuah kandil emas, dan sebuah mezbah di mana ukupan dari wangi-wangian dibakar. Mezbah dan meja dibuat dari kayu penaga dan dilapisi emas. Roti khusus yang disebut Roti Sajian ditaruh di atas meja. Dua belas roti bundar, satu potong untuk tiap suku Israel, harus tersedia di atas meja setiap hari Sabat (hari perhentian), dan hanya imam-imam yang ditentukan dapat memakannya (Im. 24:5-9). Kandil terbuat dari emas dan mempunyai tujuh cabang yang melengkung ke atas. Lampu minyak yang menyala ditempatkan di setiap cabang (Kel. 25:31-40). Kandil ini mempunyai tujuh cabang, mungkin karena tujuh adalah angka suci yang menjadi simbol hari Sabat, hari ketujuh dari satu minggu (hari ketika Allah berhenti sesudah menciptakan dunia, Kej. 2:1-2).

Tempat Mahakudus, tempat Tuhan hadir dan tempat Tabut Perjanjian berisi loh hukum diletakkan. Tabut Perjanjian dilapisi emas dengan panjang 113 cm, dan lebar dan tingginya 68 cm. Gelang-gelang emas ditaruh di setiap sisi, sehingga orang dapat mengangkut tabut ini ketika mereka pindah dari satu tempat ke tempat lain (Kel. 25:10-22). Tutup pendamaian adalah tempat di mana Tuhan akan hadir di antara umat-Nya, untuk menerima persembahan kurban mereka, dan bertemu dengan wakil mereka (Kel. 26:34). Hanya Musa dan kemudian Imam Besar, yang diizinkan memasuki Tempat Mahakudus ini. Tempat ini dipisahkan dari bagian lain kemah dengan sebuah tabir (Kel. 27:21) dan di dalam Tempat Mahakudus ini ada sebuah lampu yang harus tetap menyala (Kel. 27:20).

Setiap bagian dari Kemah Suci dipisahkan dari bagian yang lain dengan sebuah tabir. Sebuah kayu lintang terdiri atas empat puluh papan kayu penaga menyokong seluruh kemah, dan berukuran sekitar 4,5 x 2,25 m. Umat membawa Kemah Suci dan tabut perjanjian bersama mereka selama perjalanan. Ketika akhirnya mereka memasuki Kanaan, mereka membagi negeri ini untuk dua belas suku Israel. Pada saat itu, belum ada seorang pemimpin atau sebuah pemerintahan yang bertanggung jawab atas mereka. Apa yang mereka miliki bersama adalah iman mereka kepada Tuhan, yang diperbaharui oleh para pemimpin suku mereka di pusat ibadat di Sikhem (Yos. 24:1-28).

 

Sumber: Alkitab Edisi Studi