Spiritualitas & Profesionalitas Fundraising

Spiritualitas & Profesionalitas Fundraising

 

Oleh Sigit Triyono 

Fundraising (penggalangan dana) untuk pekerjaan kemanusiaan bukanlah sekadar urusan mengetuk hati penderma. Hal ini yang seringkali menimbulkan kesan fundraising hanyalah sekadar aktivitas meminta-minta belas kasihan penderma. 

Dalam lima hari forum "Global Patron Fellowship" (GPF) yang diinisiasi oleh "American Bible Society" pada 8-12 Desember 2022 di Limassol Cyprus, secara komprehensif semua aspek fundraising dibahas bersama.

GPF ini diikuti oleh 29 pimpinan dari 16 lembaga Alkitab terpilih diantara 157 lembaga Alkitab anggota "United Bible Societies" (UBS). Forum ini menekankan bahwa fundraising untuk pekerjaan kemanusiaan adalah kegiatan yang sangat mulia. Betapa tidak. Tanpa fundraising, maka kesempatan bagi para penderma untuk berpartisipasi dalam menolong banyak orang bisa terlewatkan.

Dengan metode partisipatif, dimana setiap peserta juga sebagai narasumber untuk topik-topik khusus, ada empat level yang dibahas bersama. Level tertinggi adalah  spiritualitas, kemudian strategi, selanjutnya operasional, dan diakhiri dengan pengelolaan keuangan.

Dasar spiritualitas dari fundraising adalah berkaitan dengan panggilan untuk mengajak pihak lain melaksanakan misi menolong sesama. Bagi para penderma, ini adalah kesempatan untuk berbagi berkat yang asalnya dari Tuhan. 

"Fundraising is proclaiming what we believe in such a way that we offer other people an opportunity to participate with us in our vision and mission." (Henry Nouwen).

Dari awal sampai akhir kegiatan fundraising sebagai pelayanan didasarkan pada doa  dan dilakukan dengan rasa syukur. Dengan demikian tidak ada kesan sama sekali bahwa fundraising adalah sekadar kegiatan meminta-minta belas kasihan orang, yang berakibat menurunkan derajat mulia kegiatan ini.

Fundraising membutuhkan strategi yang tepat sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada. Disinilah pentingnya analisis eksternal dan internal. 

Ada tujuh prinsip yang harus dipertimbangkan dalam mengembangkan strategi fundraising, yaitu: (1) kemurahan hati, (2) relasi yang baik, (3) selalu mendengarkan, (4) bertukar nilai-nilai, (5) menghargai pengalaman, (6) kontak reguler, dan (7) selalu melaporkan.

Pada dasarnya setiap orang memiliki sifat murah hati karena Allah sang pencipta adalah murah hati. Dasar inilah yang menjadi semangat dan rasa penuh syukur dalam melakukan fundraising.

Selanjutnya selalu berlaku rumus "Bila tidak ada hubungan baik, maka tidak akan ada dukungan yang datang."

Betapa sangat vitalnya hubungan baik dengan para penderma. Membangun hubungan baik akan membuat penderma tidak merasa menjadi "mesin ATM" bagi lembaga dimana kita bekerja. Hubungan baik sangat menentukan kemana dukungan akan mengalir.

Penting untuk selalu "mendengarkan" bukan sekadar mendengar. Dengan mendengarkan maka akan terjalin kedekatan dan lebih memahami segala aspirasi serta harapan penderma. 

Dengan mendengarkan isi hati penderma maka akan terbuka penyesuaian jenis program yang cocok dengan penderma. Dengan demikian terjadi pertukaran nilai-nilai antara lembaga dan penderma. Juga akan terbangun rasa saling percaya.

Pengalaman penderma sangat berharga bagi kelangsungan dukungan dalam jangka panjang. Bukan saja untuk dukungan finansial namun dukungan aspek lain dapat pula dioptimalkan.

Berkomunikasi secara reguler akan semakin membangun sinergitas dalam melakukan misi bersama. Hal ini juga akan memperluas cakupan  kerjasama sebagai hasil dari pengembangan ide dan aspirasi.

Terakhir yang sangat berpengaruh kepada integritas dan reputasi lembaga adalah laporan. Setiap dukungan dan penyalurannya harus dilaporkan secara rutin dan transparan. Siapapun penderma berhak menerima laporan sesuai realitas yang ada.

Dalam mengembangkan strategi juga sangat perlu dikembangkan empat modal yang kita miliki, yaitu: (1) modal spiritual, (2) modal relasional, (3) modal intelektual, dan (4) modal fisikal. 

Dengan keempat modal di atas maka semua peluang yang ada dapat dimanfaatkan secara optimal. 

Sesudah memahami strategi fundraising, maka perlu dijabarkan dan diimplementasikan ke dalam langkah operasional. Rumus empat "I" akan sangat membantu.

"I" pertama adalah "Identify", yaitu mengidentifikasi nama-nama yang memiliki potensi untuk menjadi penderma. Daftar nama bisa didapat dari berbagai sumber terutama dari kolega yang memiliki kedekatan khusus dengan mereka. Mengidentifikasi lebih dulu karakter, beban dan alternatif solusi bagi setiap penderma sangatlah penting.

"I" kedua adalah "Introduce", yaitu memperkenalkan mandat, visi, misi dan program pelayanan kemanusiaan yang terbuka menjadi ajang kerjasama dalam melaksanakan solidaritas bersama. Perlu kreatif dan atraktif dalam perkenalan ini.

"I" ketiga adalah "Inspire", yaitu memberikan inspirasi melalui berbagai ceritera yang sudah, sedang dan akan dilakukan sebagai ekspresi dari menjalankan mandat dan misi untuk mewujudkan visi mulia. 

"I" keempat adalah "Invite", yaitu mengundang penderma untuk terlibat langsung dalam gerakan solidaritas melalui program yang sudah tersedia. 

Keempat "I" di atas memerlukan dukungan kapasitas dan kapabilitas tim, serta infrastruktur lembaga agar dapat mengatasi berbagai kendala di lapangan.

Aspek spiritual yang kuat, strategi yang tepat dan operasional yang akurat, akan melahirkan hasil finansial penuh berkat.

Agar berkat finansial semakin menjadi berkat bagi semesta, maka perlu dikelola dengan menerapkan prinsip-prinsip: (1) akuntabilitas, (2) konsistensi, (3) transparansi, (4) standar akuntansi, (5) integritas, dan (6) penatalayan. 

Penerapan keenam prinsip di atas dengan konsisten dan persisten akan menjadi sarana bagi keberlanjutan program-program kemanusiaan dan keberlangsungan hidup lembaga secara jangka panjang.

Forum yang berlangsung dalam semangat persekutuan bersama diantara anggota UBS akan dilanjutkan dengan saling mendukung dan menguatkan. Forum ini akan diperluas dengan melibatkan semakin banyak lembaga Alkitab yang lain, sehingga kapasitas dan kapabilitas anggota UBS dalam fundraising akan semakin meningkat bersama.