TEMPAT TINGGAL DI ZAMAN ALKITAB:  ARSITEKTUR DAN BAHAN MATERIAL PEMBUATANNYA

TEMPAT TINGGAL DI ZAMAN ALKITAB: ARSITEKTUR DAN BAHAN MATERIAL PEMBUATANNYA

 

Berbagai kisah di dalam Alkitab terjadi setidaknya lebih dari 2000 tahun yang lalu, sehingga model maupun tipe rumah pada masa tersebut sangat bervariasi. Mulai dari yang berbentuk tenda, rumah dari batu dan bahkan istana yang megah. 

Bapak leluhur orang Israel tinggal di tenda-tenda; sesuai dengan gaya hidup mereka yang seminomaden. Bahan untuk membuat kain tenda berupa tenunan dari bulu kambing, digantung pada tiga tiang, dengan deretan tengah sedikit lebih tinggi, terkait pada lingkaran kayu dan diikat kuat oleh pasak dan tali. Setelah atap didirikan, ditutup oleh panel, tenda dibagi menjadi dua bagian. Bagian belakang untuk perempuan dan anak-anak, bagian depan yang terbuka diperuntukkan untuk tamu (Kej. 18:1-15). Terkadang lantai tanah ditutupi dengan anyaman, tetapi biasanya dibiarkan saja tanpa alas.

Ketika orang-orang Israel telah menetap di Kanaan, mereka mulai meninggalkan tenda lalu membangun rumah. Dalam membangun rumah, dinding bagian bawah dibangun dengan menggunakan batu-batu yang besar dan kasar yang dapat diperoleh di area ladang. Dinding bagian atas biasanya terbuat dari batu bata yang dikeringkan di sinar matahari. Di area perbukitan, di mana batu kapur dan batu basal banyak tersedia, dan di daerah pantai, di mana batu pasir banyak ditemukan, dindingnya terbuat dari batu tebalnya hampir 1 m, dengan celah berlubang yang dimanfaatkan untuk penyimpanan. Di wilayah dataran, batu bata yang terbuat dari lumpur digunakan, merupakan olahan dari jerami yang dihancurkan, ijuk, dan potongan kulit atau arang; dicampur dengan air dan ditempatkan dalam cetakan kayu. Batu bata kemudian dikeringkan agar kuat dan dijadikan sebagai batu fondasi. Atap rumah umumnya terbuat dari lapisan tanah liat yang tebal, yang dioleskan  pada tikar buluh, didukung oleh dahan kayu yang ditunjang oleh balok. Hukum Taurat mengharuskan adanya tembok pembatas yang dibangun di sekitarnya agar tidak ada yang jatuh (Ul. 22:8). Lantai rumah hanya berupa tanah keras, meskipun terkadang ditambahkan kepingan batu. Rumah orang Israel tidak terlalu banyak jendela dan ukurannya yang kecil berfungsi untuk menyejukkan rumah di musim panas, dan terasa hangat di musim dingin. Pada umumnya rumah-rumah orang Israel hanya memiliki sedikit perabotan. Ketika perempuan Sunem menyiapkan ruang untuk Elisa, hanya ada sebuah tempat tidur, sebuah meja, sebuah kursi dan sebuah kendil (2 Raj. 4:10).

 

Dari Berbagai Sumber