Tiga Pertanyaan dari Kota Tarakan

Tiga Pertanyaan dari Kota Tarakan

 

Oleh Sigit Triyono

 

Pertanyaan pertama, berasal dari Walikota Tarakan dr. H. Khairul, M.Kes. sesaat menjelang memberikan sambutan dalam acara pembukaan Konven Pekerja GKPI Tarakan, pada 26 Juni 2023. 

Pertanyaannya, "Syalom itu bahasa apa, dan artinya apa ya Pak? Karena beberapa tokoh gereja di Tarakan, dalam sambutannya sering mengucapkan kata syalom, yang saya kurang paham arti pastinya."

Pertanyaan yang tulus dari seorang walikota yang sangat dekat dengan gereja-gereja di Tarakan, sejak masih menjadi Sekda Kota Tarakan. Walikota yang dokter medis ini memang pernah menjadi Sekretaris Daerah dan juga Kepala Dinas Kesehatan sebelum terpilih menjadi Walikota Tarakan empat tahun lalu.

Saya sampaikan secara singkat bahwa syalom itu berasal dari bahasa Ibrani. Syalom adalah sapaan singkat dari  "Shalom Aleichem" yang artinya adalah "Damai sejahtera kiranya menyertaimu". Maksud dari pengucapan syalom dalam sambutan para tokoh gereja adalah menyapa salam seperti "Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatu". 

Pak walikota manggut-manggut dan pada saat menyampaikan sambutan sekaligus membuka secara resmi Konven Pekerja GKPI Tarakan, diawali dengan ucapan: "Selamat Malam, Salam Sejahtera, Syalom, Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatu."

Begitu juga pada saat menutup sambutan, ucapan yang disampaikan: "Wassalamualaikum warahmatullahi wabarokatu, Syalom!!"

Tepuk tangan sangat meriah dari peserta Konven Pekerja GKPI Tarakan, menyambut ungkapan salam yang dirasakan lebih dekat dengan komunitas Kristen.

Pertanyaan kedua, disampaikan oleh Pdt. Ir. Joko Susanto, M.Si. M.Th. Wakil Ketua FKUB Kota Tarakan dari unsur Kristen saat kunjungan audensi LAI di kantor FKUB Tarakan, pada 27 Juni 2023.

Pertanyaannya, "Dulu sebelum Alkitab Terjemahan Baru (TB) 1974 terbit, ada Alkitab Terjemahan Lama yang terbit 1958. Berjalannya waktu, akhirnya Alkitab Terjemahan Lama tidak digunakan lagi. Tahun 2023 ini LAI menerbitkan Alkitab TB2. Kira-kira kapan Alkitab TB2 ini akan menggantikan pemakaian Alkitab TB 1974?"

Saya sampaikan, berdasarkan data yang ada di LAI, Alkitab TB 1974 membutuhkan sekitar lima tahun untuk digunakan secara merata oleh umat Kristiani di Indonesia. Situasi dan kondisi sangat berbeda dengan sekarang. Saat itu belum populer internet. Jumlah terbitan Alkitab Terjemahan Lama yang beredar hanya sekitar 200 ribu Alkitab.

Saat ini sudah era digital. Jumlah umat Kristiani di Indonesia juga pasti lebih banyak dibandingkan tahun 1974. Dalam 49 tahun perjalanan Alkitab TB 1974 sudah jutaan Alkitab beredar di tengah umat Kristiani di Indonesia, Timor Leste, bahkan juga di Malaysia.

Dengan situasi dan kondisi seperti di atas, sulit memastikan berapa tahun Alkitab TB2 akan menggantikan penggunaan Alkitab TB 1974. 

Alkitab TB2 adalah pemutakhiran Alkitab TB 1974. Semakin banyak gereja yang memutuskan untuk segera mulai menggunakan Alkitab TB2 dalam semua peribadahan, maka akan semakin mempercepat proses pemerataan penggunaan Alkitab TB2.

Pertanyaan ketiga, disampaikan oleh dua orang Pendeta peserta Rakerda GKII wilayah Tarakan Tana Tidung dan Nunukan (Tatatinu), pada 29 Juni 2023.

Pertanyaannya, "Untuk lebih menjangkau kaum muda, dan sesuai visi LAI: 'Firman Allah Menjangkau semua Generasi', kapan Alkitab TB2 versi digital akan tersedia?"

Saya menyampaikan bahwa Pengurus LAI sudah mengeluarkan maklumat tidak akan buru-buru menyediakan Alkitab TB2 dalam versi digital. LAI sudah menyadari bahwa Alkitab versi digital akan memudahkan kalangan muda mengakses Alkitab TB2. LAI juga sangat menyadari bahwa pada saatnya tidak bisa tidak Alkitab TB2 harus tersedia dalam versi digital.

Mengingat bahwa Alkitab TB2 baru diluncurkan pada 9 Februari 2023, yang masih membutuhkan sosialisasi dan penjemaatan di kalangan umat Kristiani, maka Alkitab TB2 versi cetak disertai dengan buku penjelasan singkat akan lebih efektif dalam memahami pentingnya pemutakhiran terjemahan Alkitab.

Hal ini juga sesuai dengan amanat gereja-gereja pada konferensi nasional terjemahan Alkitab tahun 2018, dimana LAI diharuskan melakukan sosialisasi kepada gereja-gereja tentang terbitnya Alkitab TB2. Langkah sosialisasi ini akan terus dimonitor dan dievaluasi, sebagai bahan dalam pengambilan keputusan tentang waktu yang tepat dalam penyediaan Alkitab TB2 versi digital.

Ketiga pertanyaan dan jawaban di atas sebagai oleh-oleh perjalanan dinas saya ke kota Tarakan selama empat hari (26-30 Juni 2023) dalam rangka: (1) Penandatanganan MoU LAI dengan Sinode GKPI Tarakan, (2) Audiensi dan diskusi dengan FKUB Kota Tarakan, (3) Pembentukan KKPD LAI Mitra Tarakan, dan (4) Presentasi LAI pada acara Konven Pekerja GKPI Tarakan, serta (5) Presentasi LAI pada acara Rakerda GKII wilayah Tarakan Tana Tidung dan Nunukan.

Pelaksanaan mandat, perwujudan visi, dan berjalannya misi LAI sangat membutuhkan sinergitas kemitraan dengan berbagai pihak, dalam semangat menyebarkan kabar baik sampai ujung bumi. (ST.30.6.2023).