Kemitraan oikoumene dan kemitraan internasional terwujud setelah meniti jalan cukup panjang. Baik UBS maupun LAI sudah mengupayakan adanya kemitraan dengan pihak Gereja-gereja di Timor-Leste sejak lebih dari lima tahun terakhir.
Akhirnya surat kesepakatan kerjasama (MoU) antara LAI dengan Igreja Protestante Timor Lorosa'e (IPTL) dan LAI dengan Igreja Evangelista Asemblea De Deus (IEAD) ditandatangani di Dili Timor Leste pada 19 November 2019.
Kesepakatan kerjasama meliputi keenam mandat yang dijalankan LAI: Penerjemahan, Percetakan dan Penerbitan, Penyebaran, Pelibatan, Advokasi, serta Pelayanan dan Kesaksian Alkitab.
Kemitraan yang saling memberdayakan semakin meluas setelah LAI, IPTL dan IEAD beraudiensi dengan Keuskupan Agung Diosee Dili pada 20 November 2019. Bapa Uskup menyambut dengan terbuka dan penuh sukacita akan kemitraan ini. Beliau akan membawa draft surat kesepakatan kerjasama ke forum Konferensi Waligerja Timor Leste (KWTL) untuk didiskusikan dan difinalisasi.
Diharapkan awal tahun 2020 akan ditandatangani MoU antara LAI-KWTL-IPTL dan IEAD. MoU ini akan mengantar kepada program-program konkret untuk mewujudkan Alkitab untuk Semua khususnya di negeri Timor-Leste.
Kesepakatan dan kemitraan di atas menjadi torehan sejarah kedua sesudah adanya kerjasama konkret antara LAI-IPTL dan IEAD dalam penyelenggaraan Seminar Sehari Penerjemahan Alkitab yang narasumbernya dari LAI, IPTL, IEAD dan juga Keuskupan Agung Diosee Dili.
Seminar yang diselenggarakan 19 November 2019 ini semula ditargetkan akan diikuti oleh 100 peserta. Namun ternyata yang hadir ada 123 hamba-hamba Tuhan dari berbagai denominasi Gereja di Timor-Leste. Bertempat di Gereja IPTL Jemaat Hosana Dili, seminar berlangsung dengan sangat antusias. Peserta berharap waktunya ditambah dan akan ada seminar-seminar lain di bidang Alkitab.
Negeri yang pernah menjadi bagian dari Indonesia dan mayoritas penduduknya adalah Kristiani, masih sangat membutuhkan ketersediaan Alkitab dan bagian-bagiannya dalam terjemahan bahasa Ibu mereka, serta dalam format cetak maupun digital.
Transformasi personal dan kultural diharapkan akan lebih terwujud bila Alkitab dalam bahasa Ibu sudah tersedia dan mudah diakses serta dipakai sebagai pedoman hidup umat. Tentunya melalui berbagai upaya yang komprehensif dan konsisten.
Perjalanan kemitraan Oikoumene dan kemitraan internasional ini akan menapaki jalan panjang yang membutuhkan daya, dana dan stamina yang prima. Kiranya Tuhan sang Kepala Gereja akan terus memberikan rahmat dan berkat-berkatNya. Amin.
Oleh Sigit Triyono (Sekum LAI)
Salam Alkitab Untuk Semua