Alkitab Ibrani dan Perjanjian Lama  Apakah ada kaitannya?

Alkitab Ibrani dan Perjanjian Lama Apakah ada kaitannya?

 

Kitab-kitab Perjanjian Lama (PL) yang ada di dalam Alkitab adalah terjemahan dari Alkitab Ibrani yang masih dipakai hingga kini oleh orang Yahudi dalam ibadah-ibadah mereka. Kitab-kitab ini ditulis oleh banyak pengarang berbeda dalam jangka waktu ratusan tahun.

Perjanjian Lama berkembang secara bertahap dan kitab-kitabnya mula-mula dikumpulkan dalam kelompok-kelompok kecil. Sebelum memulai proses mengumpulkan kitab-kitab dan menyusunnya dalam urutan tertentu, masing-masing naskah disalin ulang dan diedarkan di kalangan jemaat-jemaat. Tulisan paling tua dalam PL mungkin dapat diasalkan pada zaman Musa atau bahkan lebih awal lagi (sekitar tahun 1300 SM), sementara kitab-kitab lain (misalnya kitab Daniel) mungkin baru ditulis pada abad ke-2 SM. Itu berarti kitab-kitab yang sekarang terkumpul dalam PL, ditulis dalam jangka waktu sekitar 1000 tahun atau lebih!

Sementara penulisan naskah-naskah Ibrani berlangsung, proses pengumpulan dan penyuntingan kitab-kitab juga berjalan. Salah satu koleksi kitab yang penting disebut Tora (“Taurat”) atau dalam bahasa Yunani Pentateukh (“lima gulungan kitab”). Koleksi kitab yang lain disebut “Nabi-nabi”, yang juga meliputi beberapa kitab yang dalam tradisi Kristen termasuk kelompok “kitab-kitab sejarah”. Koleksi kitab yang terkahir hanya disebut “Tulisan-tulisan”, yang terdiri atas berbagai puisi, kata-kata bijak, dan beberapa kitab yang dalam tradisi Kristen tergolong kitab nabi-nabi atau sejarah. Karena tradisi-tradisi religius yang berbeda menyusun kitab-kitab itu juga secara berbeda.

Tidak diketahui secara pasti bagaimana atau kapan kitab-kitab yang sekarang ada dalam PL dahulu diseleksi dan disetujui menjadi bagian Alkitab Ibrani. Akan tetapi, hampir pasti kelima kitab yang termasuk dalam Taurat sudah diterima sebagai kitab-kitab yang berwibawa sejak awal penulisannya. Ada bukti bahwa daftar resmi kitab-kitab yang berwibawa baru dibuat sesudah tahun 100 M. Hanya kitab-kitab dalam daftar terakhir inilah yang dianggap sebagai kitab suci oleh orang Yahudi.

Tiga bagian utama Alkitab Ibrani, yaitu Taurat, Nabi-nabi, dan Tulisan-tulisan, jika dibandingkan dengan Alkitab Kristen, kita akan melihat bahwa semua kitab-kitab ini ada dalam PL Alkitab Kristen, meski dengan pengelompokan yang berbeda dan ditempatkan dalam urutan yang sedikit berbeda. Kata Ibrani untuk Alkitab mereka adalah Tanak (kadang-kadang dieja Tanakh). Ini sebuah akronim yang dibentuk dari huruf-huruf pertama dari ketiga bagian utama: Tora, Nebi’im, dan Ketubim.

Tradisi-tradisi Kristen tertentu juga memasukkan kitab-kitab lain ke dalam PL mereka. Kitab-kitab ini dikenal sebagai kitab-kitab Apokrifa atau Deuterokanonika. Istilah “apokrifa” berasal dari kata Yunani yang berarti “tersembunyi”, nama yang menandakan bahwa kitab-kitab sudah “disisihkan” atau diberi status sekunder. Istilah “deuterokanonika lebih disukai orang Katolik untuk menunjuk pada banyak di antara kitab-kitab ini. Maksud kata ini adalah kitab-kitab yang masuk ke dalam kanon dari zaman belakangan (sekunder), untuk membedakannya dari Alkitab Ibrani yang dibicarakan di atas. Pada tahun 1600-an, sebagian orang Kristen Protestan mulai memakai hanya daftar kitab-kitab PL sebagaimana yang dipakai orang Yahudi, sedangkan gereja Roma Katolik dan Ortodoks Timur terus memakai sebagian atau semua kitab Apokrifa/Deuterokanonika.

 

Sumber: Alkitab Edisi Studi