Komitmen Adalah Cara Menaati Tuhan Dengan Sungguh-sungguh

Komitmen Adalah Cara Menaati Tuhan Dengan Sungguh-sungguh

 

Pertemuan Mitra LAI 2024

 

Kamis, 1 Februari  2024, Lembaga Alkitab Indonesia (LAI) menggelar pertemuan mitra LAI 2024. Pertemuan ini merupakan wujud sinergi antara LAI dan mitra-mitranya yang telah mendukung penerjemahan, penerbitan dan penyebaran Firman Tuhan di Indonesia. Pertemuan ini juga menjadi ajang untuk memperkuat komunikasi dan kesehatian antara mitra yang berasal dari beragam gereja, suku, dan wilayah yang berbeda.

Rangkaian acara dimulai dengan sebuah ibadah yang dipimpin oleh Pdt. Dr. Victorius Adventius Hamel, dari Gereja Protestan Kristen Bali (GPKB) Dhyana Pura, Seminyak. Dalam khotbahnya beliau membagikan kesaksian tentang tumbuh dan berkembangnya kekristenan di Bali. Di tengah budaya Hindu yang kental, kekristenan tumbuh dan berkembang dengan cara yang menarik. 

Pdt. Victor menceritakan sejarah unik kekristenan di Bali, di mana saat itu Belanda yang menduduki pulau ini melarang penginjilan untuk menjaga keaslian budayanya. Meski demikian, The Christian Missionary Alliance membuka jalan dengan mengajukan izin awal untuk menginjili orang Tionghoa di Bali. Tsang To Hang, seorang penginjil, memainkan peran penting dengan menginjili orang Tionghoa. Hasilnya bukan orang Tionghoa, malahan 12 orang Bali menerima Kristus dan minta dibaptis. Kisah ini membuktikan bahwa rencana Tuhan kadang-kadang tak terduga dan penuh keajaiban.

Namun, perjalanan mereka tidak mudah. Setelah dibaptis, mereka diusir dari desa adatnya oleh pemerintah Belanda, dan dipindahkan ke Blimbingsari, yang sekarang menjadi desa Kristen. Meski awalnya hutan belantara dan diharapkan mati dengan sendirinya, dengan penyertaan Tuhan, mereka membangun desa yang menjadi salah satu desa terbaik di Bali.

Pada pertemuan mitra kali ini, Pdt. Victorius menekankan pentingnya komitmen dalam pelayanan Tuhan. Dalam khotbahnya, ia menyampaikan bahwa komitmen bukan hanya tentang kontribusi materi, tetapi juga tentang integritas dan keteguhan pada prinsip-prinsip iman. Ia mengambil contoh dari kisah Sadrach, Mesakh, dan Abednego yang menunjukkan integritas tinggi dengan menolak menyembah raja Nebukadnezar. Kemampuan untuk berpegang teguh pada prinsip-prinsip iman dan berintegritas dan komitmen itu melampaui kontribusi.

Selain itu, dalam pertemuan ini, mitra-mitra LAI diberikan kesempatan untuk menata kembali rencana-rencana ke depan guna meraih dukungan yang lebih besar dalam penggalangan dukungan tahun 2024. Komitmen yang kuat diharapkan menjadi landasan utama untuk mencapai tujuan bersama dalam menyebarkan Firman Tuhan di Indonesia. (pp)